Pada bulan Juni 2013, pada saat kunjungan mantan presiden Vietnam Truong Tan Sang di Indonesia, kemitraan strategis tersebut direalisasikan. Pada bulan Oktober 2013, menteri-menteri luar negeri dari kedua negara menandatangani rencana tindakan untuk mengimplementasikan kemitraan strategis Vietnam-Indonesia selama 2014-2018.
Sejak ditandatanganinya perjanjian kemitraan yang komprehensif selama kunjungan mantan presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri ke Vietnam pada tahun 2003, hubungan kedua negara secara, khususnya ikatan ekonomi, secara keseluruhan bertumbuh pesat.
Menariknya, Vietnam dan Indonesia menghasilkan produk-produk yang serupa dan bersaing dengan keras untuk investasi asing langsung dan akses pasar.
Mereka juga memiliki sumber daya alam yang sama, pasar yang luas, konsumsi domestik yang tinggi, populasi yang besar, permintaan tinggi terhadap barang konsumen dan fitur geografis yang serupa. Namun, kedua negara telah menyadari potensi besar mereka di bidang ekonomi.
Sebagai hasil dari antusiasme baru ini dalam hubungan yang lama, perdagangan antara Vietnam dan Indonesia telah tumbuh empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Tahun lalu, nilai perdagangan bilateral, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), naik ke rekor tertinggi sebesar 6.27 milyar dolar AS, sebuah lompatan besar dari 1.6 milyar dolar di tahun 2006.
Banyak orang tidak menyadari bahwa perdangangan Indonesia dengan Vietnam di tahun 2016 jauh lebih tinggi daripada perdangangannya dengan negara-negara ekonomi besar seperti Jerman (5.79 milyar dolar), Inggris (2.48 milyar dolar) dan Perancis (2.23 milyar dolar).
Pada tahun 2011, pimpinan kedua negara menargetkan perdangangan bilateral sebesar 5 milyar dolar di tahun 2015. Pada tahun 2015, nilai perdagangan tersebut dengan luar biasa mencapai 5.90 milyar dolar. Lagi-lagi mereka membuat target baru untuk mencapai perdagangan senilai 10 milyar dolar di tahun 2018.
Indonesia kebanyakan mengimpor beras, besi, smartphone, tekstil dan sepatu dari Vietnam dan mengekspor kayu, kertas, batu bara, barang-barang elektronik dan kimia ke sana.
Baru-baru ini, produsen semen Indonesia PT Semen Gresik telah menginvestasikan 300 juta dolar kepada Thang Long, suatu produsen semen di Vietnam. Sebelumnya, konglomerat property Indonesia Ciputra Group membangun Ciputra Hanoi International City senilai 2.11 milyar dolar di Hanoi, Vietnam.
Dengan operasi penerbangan langsung dari Kota Ho Chi Minh ke Jakarta dengan Vietnam Airlines di tahun 2012, hubungan orang-ke-orang antara Vietnam dan Indonesia turut meningkat.
Menurut website www.vietnamtrourism.com, sekitar 70,000 warga Indonesia mengunjungi Vietnam dan 50,000 warga Vietnam mengunjungi negara kepulauan ini tahun lalu.