Mohon tunggu...
anita rochsetyadi
anita rochsetyadi Mohon Tunggu... Praktisi pendidikan anak berkebutuhan khusus

Sejak kecil saya suka membaca buku dan ingin belajar menjadi penulis, buku bacaan awal masa kecil saya adalah Bobo. Hal ini yang secara tidak langsung membuat saya menyukai dunia anak. Hal ini berkaitan dengan bidang kerja saya sebagai educator untuk anak hearing loss dan juga melakukan konselingg untuk para orang tua. Selain bekerja kegiatan saya traveling dan membuat art and craft. Sekarang saya ingin kembali ke minat saya di masa kecil yaitu menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Changing Mindset : Anak Tuna Rungu Berkomunikasi Verbal Itu Nyata Bukan Mimpi

17 Juni 2025   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2025   22:57 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sesi diskusi bersama orang tua (Sumber: doc pribadi)

Ditulis oleh : Anita Rochsetyadi

Bulan Maret adalah bulan pengingat pentingnya kesehatan pendengaran dan besarnya dampak penyertanya. Setiap tanggal 3 maret, dunia memperingatinya  sebagai hari Pendengaran. Data WHO per 25 Februari 2025, menunjukkan kurang lebih 430 juta orang memerlukan rehabilitasi pendengaran, dan 34 juta di dalamnya adalah anak anak. Mari kita bayangkan anak anak kita terlahir tuna rungu atau tuli, apakah masih ada harapan  mereka berbicara secara verbal selayaknya anak  normal pendengaran? atau hanya jadi mimpi orang tua?

 Impian terbesar orang tua adalah melihat anaknya lahir dan bertumbuh normal, mengikuti tahapan perkembangannya, bersekolah, berprestasi Dan sukses. Namun, bagaimana rasanya mengetahui anak terkasih terlahir tuli? rasa shock, sedih, dan pikiran pikiran negatif lainnya langsung menyergap. Jika terus berlarut apakah akan mempengaruhi mental anak ? Jawabanya Iya.

John Bowlby (1958) seorang psikolog Inggris melalui attachment theory-nya menjelaskan anak merasakan kondisi emosional yang dialami orang tua. Field (1994) - dalam studi kontak emosi sosial ibu-anak membuktikannya. Ketika orang tua larut dalam kesedihan, apa dampaknya untuk anak? dampaknya serius, perilaku dan emosi anak bisa terganggu. Oleh karena itu, peran aktif orang tua dalam proses intervensi dini seperti  melakukan implan koklea dan terapi AVT adalah hal yang krusial. Penelitian Yoshinaga - Itano (1998) menyatakan intervensi sebelum usia 6 bulan meningkatkan kemampuan bahasa 40% lebih baik. Kebangkitan orang tua secara emosional  bukan sekedar penyembuhan diri, tetapi investasi untuk perkembangan anak.

 Salah satu contoh nyata bisa kita lihat dalam sosok Hellen keller yang mengalami tunanetra dan tunarungu ketika berusia 19 bulan. Awalnya, Hellen Keller terlahir sebagai bayi normal di Alabama AS pada tahun 1880. Dengan support orang tua dan lingkungan sosialnya, Helen Keller bisa melewati semua tantangan mengalami tuna netra dan tuna rungu, sehingga menjadi sosok inspiratif. Dia adalah penulis, aktivis dan dosen yang terkenal di Amerika. Helen Keller dikenang sebagai simbol harapan dan kekuatan, serta bukti bahwa keterbatasan fisik tidak harus menghalangi pencapaian luar biasa. Hidupnya telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.

Bagaimana agar mimpi itu bisa di raih?

Pemakaian Teknologi yang tepat

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, baik dari sisi medis dan teknologi pendukungnya, anak dengan kondisi penurunan pendengaran bisa “disembuhkan” dengan menggunakan teknologi pendengaran yang tepat. Disembuhkan disini maksudnya secara anatomi syaraf anak tetap mengalami kerusakan tetapi secara fungsi anak bisa kembali mendengar karena di bantu dengan menggunakan teknologi pendengaran yang tepat. Teknologi pendengaran sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu Alat Bantu Dengar dan Implan Koklea. Karl & Sharma (2012) - tentang Teori Neuroplastisitas Auditory-

Rehabilitasi sedini Mungkin

Penggunaan teknologi yang tepat, sebaiknya segera diikuti pendekatan habilitasinya. Konsep pendekatan yang tepat adalah Auditory-Verbal Approach(AVA) yang kemudian bertransformasi menjadi Auditory-Verbal Therapy (AVT). Dr Doreem Pollack pada tahun 1970 memperkenalkan prinsip bahwa anak-anak tuna rungu mampu memahami dan menggunakan bahasa lisan secara alami melalui latihan pendengaran yang  intensif. Perkembangan teori ini makin diperkuat oleh B.F Skinner dan Noam Chomsky. Menurut B.F Skinner (1938) perilaku anak terbentuk dari hasil pembelajaran dan penguatan lingkungan (reinforcement). Lebih lanjut Noam Chomsky (1955) dalam teori Language Acquisition Device (LAD) menekanan anak memiliki kapasitas bawaan untuk mempelajari bahasa, asalkan mendapatkan paparan bahasa yang cukup.  Relevansinya dalam terapi AVT , anak diajarkan kosakata, pelafalan, dan bahasa melalui latihan berulang, reward, dan penguatan positif lainnya. Disini anak dilatih untuk fokus mendengar, bukan membaca gerak bibir atau menggunakan bahasa isyarat (meskipun itu juga valid).

Peran Orang Tua dan Support Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun