Mohon tunggu...
Anita Ekawati
Anita Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak

SMA Negeri 4 Lahat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PGP-Angk2-Kabupaten Lahat-Anita Ekawati-1.4-Aksi Nyata

3 Juli 2021   13:40 Diperbarui: 27 Juli 2021   08:33 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Nyata Budaya Positif 

MEMBANGUN EKOSISTEM PENDIDIKAN DIGITALISASI UNTUK PESERTA DIDIK DALAM MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR

Penulis : Anita Ekawati,S.Pd.,M.Si

Calon Guru Penggerak Angkatan 2

Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

 

           Berbagai upaya dari pemerintah terus dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Mulai dari himbauan menjaga protokol kesehatan dengan sangat ketat, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pemberian sanksi/denda bagi yang melanggar protokol kesehatan. Namun, nampaknya kurva penyebaran korban yang terkontaminasi/terpapar oleh virus Corona masih melonjak naik. Akibatnya proses belajar mengajar yang biasanya dilaksanakan di sekolah, hingga sekarang masih harus tetap dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran daring (online) dan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Dalam pelaksanannya selama ini, pembelajaran daring nampaknya masih kurang efektif dan tak luput dari berbagai permasalahan. Siswa mulai merasa bosan belajar di rumah karena tidak bisa bertemu dan bersosialisasi dengan teman-temannya serta kesulitan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat pada waktunya. Guru mulai merasa lelah karena berada di depan laptop selama berjam-jam dalam rangka merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta selalu mengingatkan siswa yang belum menyelesaikan tugas yang diberikan. Begitu juga orangtua siswa yang mengeluh tidak bisa mendampingi anak belajar di rumah. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan suatu strategi agar pembelajaran daring bisa berlangsung secara efektif dan menyenangkan. Bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan saja melainkan juga pembentukan sikap disiplin dan tanggung jawab.

          Setiap guru pastinya mempunyai tantangan masing-masing dalam menghadapi murid-muridnya karena adanya keunikan individu pada setiap kelas. Pernahkan kita merasa bahwa tantangan untuk mengelola sebuah kelas seperti tiada akhir? Selain mengurus banyak hal dalam sebuah kelas mulai dari membuat rencana pengajaran, membawakan kegiatan, hingga mengevaluasi kelas, kita juga harus bisa mengatur perilaku murid di dalam kelas. Sebagai seorang guru pastinya kita ingin memberikan yang terbaik kepada murid-murid kita.

         Saya pribadi percaya bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan pengajaran yang menggunakan aturan, prosedur, dan rutinitas untuk meyakinkan bahwa semua murid bisa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang mereka lakukan. Sementara Institusi Pendidikan harus tertatih-tatih untuk mendesain ulang kegiatan pembelajaran bagi semua usia dari rumah. Sisi baiknya, Tekanan yang didapatkan baik secara individual, organisasi maupun masyarakat secara umum dalam menghadapi pandemi dan krisis kali ini justru dapat mempercepat proses perwujudan masyarakat industri 4.0.

         Di masa sekarang, Pendidikan bukanlah lagi persoalan mentransfer pengetahuan secara eksplisit dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita perlu untuk melihat kembali standar pendidikan kita dengan suatu kerangka berpikir yang menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Hal ini tidak akan diperoleh hanya dengan mengubah proses pembelajaran yang dari papan tulis menuju papan virtual, dari kelas konvensional menuju kelas online, tidak pula dari seminar-seminar tradisional menuju zoominar yang tumbuh bagai jamur di musim hujan.

        Kita perlu secara radikal mentransformasi cara kita belajar dan mengajar keterampilan yang selama ini dilakukan, dari pembelajaran satu arah dan berorientasi hafalan menuju pembelajaran yang bersifat personalisasi, mengedepankan keterampilan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Salah upaya yang menumbuhkan minat literasi siswa di sekolah dengan mefasilitasi perpustakaan digital sebagai alternatif pojok baca online untuk membangun ekosistem pendidikan digitalisasi peserta didik dalam mewujudkan merdeka belajar dengan melakukan rumusan rekomendasi mengalih potensi siswa :

  1. Mengidentifikasi semua potensi murid (define).
  2. Menemukan (discovery) potensi atau kekuatan yang dimilikinya.
  3. Melihat kemungkinan apa saja yang bisa diraih atau dicapai (dream) dengan membayangkan kemungkinan yang akan dicapai dimasa akan datang.
  4. Menyusun rancangan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meraihnya (design) dan pada akhirnya memastikan apa yang diimpikan dapat tercapai (destiny atau deliver).

Berdasarkan penjelasan di atas, kita memerlukan Inkuiri apresiatif sebagai sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Tahapan-tahapan BAGJA :

B. Buat Pertanyaan

  1. Apa yang paling menyenangkan dalam proses belajar daring di sekolah selama ini ?
  2. Apakah peserta didik senang dengan cara mengajar guru di sekolah selama daring ? Sebutkan alasannya ?
  3. Apakah peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar di kelas selama daring ?
  4. Bagaimana dengan orang tua, apakah membantu peserta didik dalam belajar selama daring ? Coba Ceritakan !
  5. Bagaimana memaksimalkan materi pembelajaran yang disampaikan pada saat pandemi?
  6. Media apa yang bisa digunakan oleh siswa dan guru sebagai alternatif dari pembelajaran berbasis kertas ?
  7. Bagaimana memotivasi peserta didik yang hanya absen saja untuk bisa aktif belajar ?
  8. Bagaimana meningkatkan budaya literasi peserta didik sementara siswa tidak hadir ke sekolah? 
  9. Bagaimana membiasakan penumbuhan karakter baik di lingkungan sekolah tentang keberadaan e-learning? 

       Disini saya melakukan wawancara kepada murid, guru dan petugas perpustakaan.

A. Ambil Pelajaran

  1. Pandemi ini mengajarkan peserta didik dan guru meningkatkan kemampuan dibidang IT.
  2. Pembelajaran digitalisasi memberikan waktu belajar yang lebih fleksibel.
  3. Adanya komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik karena bisa memonitor performa belajar.
  4. Menghemat biaya pembelajaran jika dilakukan dengan digitalisasi.
  5. Masa pandemi kita diajarkan tidak boleh bersentuhan secara langsung dan harus menjaga jarak
  6. Guru dan peserta didik sangat membutuhkan tempat untuk meletakkan modul, buku, atau bahan dalam proses KBM yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja oleh peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun