Kali ini, kita akan mendiskusikan mengenai film The Davinci Code, yang diadaptasi dari novel karangan Dan Brown. The Davinci Code ini memang fenomena. Banyak yang mencoba mematahkan argumentasi yang ada dalam novel ini. Dengan menggabungkan gaya detektif,thriller, dan teori konspirasi, film ini menggugah perhatian banyak penonton.
Namun kali ini kita tidak akan mendiskusikan mengenai isi dari film ini, tetapi lebih kepada pembahasan pengenalan objek dan kemampuan mengenali objek, yang merupakan sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita lakukan secara cepat, dan tanpa usaha yang banyak.
Adegan ini diawali dengan terbunuhnya Jacques Sauniere , seorang kurator di Museum Louvre, Paris. Di tubuh korban dan sekitar lantai, penuh coretan simbol yang menarik perhatian. Usaha Robert Langdon,Profesor Simbologi Agama, Universitas Harvard, untuk memcahkan misteri terbunuhnya kurator terkenal Sauniere.
![1411900369722204268](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1411900369722204268.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Fakta bahwa Sauniere ditemukan telanjang di dalam Museum dan posisi seperti gambar terkenal manusia Vitruvian salah satu dari sketsa Leonardo da Vinci yang paling terkenal. Dan bintang di tubuhnya adalah pentakel. Pentakel merupakan ikon bagi penyembah berhala. Ini adalah simbol Venus, melambangkan wanita sebagai separuh dari alam semesta ini.Di TKP juga ditemukan adanya pesan dari Sauniere. “Setan Draconian. Orang suci yang lemah. Namun menurut Sophie Neveu,kepolisian Perancis, Divisi Kriptografi, itu adalah rangkaian Fibonacci.
Kemudian sebagai tokoh utama, Profesor Simbologi Agama, Universitas Harvard, Robert Langdon. Menurut Robert Langdon, “Simbol adalah bahasa yang bisa membantu kita memahami sejarah kita. Seperti kata, sebuah gambar bisa mengungkap ribuan makna. Tapi apa yang diungkapkannya??“
Dalam acara seminarnya “The Interpretation of Symbols” Robert Langdon, meminta penonton yang hadir untukmenerjemahkan simbol sesuai dengan yang mereka ketahui.
Banyak yang berpendapat bahwa itu adalah lambang “Kebencian, Rasisme, Ku Klux Klan”
“Iya, sangat menarik. Tetapi orang-orang di Spanyol tidak sependapat dengan kalian. Itu adalah jubah yang dipakai para pendeta,” ujar Mr.Langdon.
Banyak jawaban yang muncul, seperti “iblis, garbu iblis”
“Poseidon yang malang. Ini trisulanya. Simbol kekuasaan bagi jutaan orang kuno.
![14119066611643293920](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14119066611643293920.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang pengenalan pola, yaitu teori gestalt, pemrosesan bottom-up dan pemrosesan top-down, pencocokan template, analisis fitur, dan pencocokan prototype. Memahami masa lalu sangat menentukan kemampuan kita memahami masa kini. Bagaimana kita memahami sebuah sensasi menjadi persepsi sebuah pola atau suatu objek? Dalam teori persepsi konstruktif, manusia mengkonstruksi persepsi dengan menggunakan rangsangan yang diperoleh yang kemudian digabungkan dengan sensasi dan memori. Berdasarkan contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah sebuah kombinasi dari informasi yang kita terima dengan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman. Berbeda dengan persepsi langsung yang lebih didominasi oleh faktor dari lingkungan.
Kasus dalam The Davinci Code ini juga berhubungan dengan teori pengenalan pola, yaitu teori Gestalt. Begitu pula seperti yang dikutip dalam academia.edu Gestalt ada pada bahasa Jerman yang berarti suatu konvigurasi, kesatuan, atau keseluruhan. Menurut teori Gestalt ini, belajar dimulai dari keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain. Setiap kode yang ditemukan Robert semuanya memiliki hubungan.
sebuah teori, dinamai oleh seorang ahli matematika ternama pada abad XII-XIII, yang dapat menggunakan koefisien numerik (angka Fibonacci), yang pada gilirannya memainkan peranan penting dalam memperkirakan pergerakan pasar.