Mohon tunggu...
Anita Kurniya Sari
Anita Kurniya Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru berkebutuhan khusus yang selalu ingin berbagi ilmu. Karena berbagi itu indah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PPG Daljab 2022

29 September 2022   12:31 Diperbarui: 29 September 2022   12:35 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan model cooperative learning dengan media visual dan benda konkrit untuk meningkatkan penguasaan konsep bahasa serta perbendaharaan kata pada siswa kelas 1 SDLB Tunarungu di SLB Negeri Ungaran

Tidak semua manusia dilahirkan mendengar, beberapa diantaranya lahir dengan gangguan pendengaran yang dikenal dengan tunarungu atau setelah lahir menjadi tunarungu. 

Dampak langsung dari ketunarunguan adalah terhambatnya komunikasi verbal/ lisan, baik secara ekspresif (berbicara) maupun reseptif (memahami pembicaraan orang lain), sehingga sulit berkomunikasi dengan lingkungan orang mendengar yang lazim menggunakan bahasa verbal sebagai alat komunikasi.

Padahal, kemampuan berbahasa merupakan dasar untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Oleh karena itu, anak tunarungu pada tahap awal pembelajaran membutuhkan layanan untuk mengembangkan kemampuan penguasaan konsep bahasa serta perbendaharaan katanya.

Namun, dalam praktek pembelajarannya, terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi oleh guru. Beberapa kendala yang menjadi latar belakang dari praktik pembelajaran ini adalah:

  • Komunikasi PDBK Tunarungu masih menggunakan bahasanya sendiri sehingga sering terjadi miskomunikasi.
  • Siswa sering izin keluar masuk kelas.
  • Siswa tidak antusias dan sibuk sendiri.
  • Siswa yang masih semaunya sendiri.
  • Dalam proses pembelajaran, kurang melibatkan siswa dan hanya berpusat pada guru.
  • Monotonnya media pembelajaran yang dipakai guru dalam mengajar, sehingga tidak membangkitkan motivasi belajar siswa.
  • Rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik 
  • siswa, inovatif serta menyenangkan dalam pembelajaran.
  • Rendahnya kemampuan guru dalam pengelolaan kelas.

Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran di kelas. Selain itu, mungkin ada juga guru lain yang mengalami permasalah yang sama, sehingga selain untuk memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan dapat menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.  

Saya yang berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif  dengan menggunakan metode, model dan media pembelajaran yang tepat serta inovatif. Sehingga, tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah melakukan identifikasi masalah melalui observasi, refleksi dan melakukan pendalaman melalui kajian literatur, wawancara kepada rekan sejawat, kepala sekolah serta pengawas maka ditemukan beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru, antara lain :

  • Ada beberapa siswa, yang baru di kelas 1 SDLB ini mengenal sekolah, tidak melalui kelas persiapan terlebih dahulu.
  • Memperbanyak penguasaan konsep bahasa PDBK Tunarungu.
  • Menambah perbendaharaan kata PDBK Tunarungu.
  • Penggunaan alat peraga pembelajaran yang tepat dan menarik minat siswa.
  • Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran serta karakteristik siswa.
  • Pengelolaan kelas yang efektif.
  • Kesibukan orang tua dalam mencari nafkah sehingga menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah dan menyerahkan pengawasan dirumah pada nenek-kakeknya.

Dilihat dari tantangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan :

  • Guru : dari sisi kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik dan profesional.
  • Siswa : dari sisi kepatuhan siswa, pemahaman siswa dalam berkomunikasi.
  • Orang tua : dari sisi pola asuh orang tua di rumah serta kerjasama antara guru dan orang tua.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi antara lain :

  • Siswa yang baru di kelas 1 SDLB ini mengenal sekolah, tidak melalui kelas persiapan terlebih dahulu.

Strategi guru dalam menghadapi tantangan ini yaitu dengan mengajarkan kepatuhan terhadap siswa terlebih dahulu. Prosesnya yaitu guru memahamkan adanya peraturan di sekolah yang harus ditaati siswa. Dan saat siswa mematuhi peraturan, maka siswa mendapat reward. 

Reward yang diberikan guru biasanya berupa pujian, tos atau usapan kepala. Kadang guru juga memberikan stiker bintang, stiker binatang, permen atau alat tulis (pensil, penghapus) sebagai variasi reward. Sebaliknya jika siswa tidak mematuhi peraturan, maka siswa mendapat punishment. Punishment diberikan secara konsisten dan disesuaikan dengan permasalahan serta kondisi siswa.

Untuk menghadapi tantangan ini, guru bekerjasama dengan keluarga siswa, dimana mereka diminta untuk tidak menuruti semua keinginan siswa. Guru juga meminta orang tua membuat beberapa peraturan sederhana dirumah yang perlu dipatuhi siswa, seperti merapikan kembali alat tulis yang digunakan setelah belajar di rumah, tidak merebut barang milik teman dan sebagainya. 

Sumber daya yang diperlukan adalah guru menyiapkan beberapa gambar PECS (Picture Exchange Comunication System) untuk membantu siswa memahami apa yang diinginkan guru, mengingat perbendaharaan kata dan pemahaman siswa masih minim. Ditambah lagi pada saat marah, siswa menghindari tatapan guru. 

Sehingga saat guru menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, siswa tidak mau memperhatikan. Dan saat guru mencoba memberikan gambar, siswa mau melihat walaupun awalnya hanya sekilas saja dan masih marah. Saat siswa sudah tenang, guru kembali memberikan gambar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hasilnya, siswa lebih senang melihat gambar dari pada hanya melihat ekspresi dan nasehat guru saja.

  • Memperbanyak penguasaan konsep bahasa dan perbendaharaan kata PDBK Tunarungu.

Strategi guru dalam menghadapi tantangan ini yaitu dengan menggunakan metode MMR. Dan mengajarkan hal-hal yang bersifat konkrit terlebih dahulu. Prosesnya yaitu guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan terkait dengan situasi langsung sehingga dapat dihayati oleh siswa. Sumber daya yang diperlukan adalah pemahaman guru dalam penerapan metode MMR.

  • Penggunaan alat peraga pembelajaran yang tepat dan menarik minat siswa.

Strategi guru dalam menghadapi tantangan ini yaitu, pertama memilih media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik pelajaran serta karakteristik siswa. Kemudian memilih media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa serta memilih media pembelajaran yang dikuasai oleh guru, baik dalam pembuatan dan pengoperasiannya. 

Disini, guru menggunakan media PPT untuk menyampaikan materi. Media lain yang diperlukan adalah puzzle diri siswa, laptop, proyektor dan pointer.

Prosesnya yaitu dengan mempelajari materi yang akan dibuat medianya. Kemudian guru membuat PPT berisi point-point penting yang akan diajarkan kepada siswa. Selain itu guru juga menyiapkan puzzle diri siswa yang dibuat dengan memanfaatkan PPT dan mempersiapkan media konkrit yang ada disekitar siswa. 

Sumber daya yang diperlukan yaitu pengetahuan guru dalam menggunakan PPT dan juga alat seperti laptop, proyektor, pointer, jaringan internet serta benda konkrit disekitar siswa.

  • Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran serta karakteristik siswa.

Strategi guru dalam menghadapi tantangan ini yaitu dengan memperhatikan karakteristik siswa juga karakteristik pelajaran. Disini guru memilih menggunakan model pembelajaran cooperative learning. Prosesnya yaitu: Guru mempelajari apa saja model-model pembelajaran. 

Langkah selanjutnya yaitu guru harus memahami karakteristik siswa dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan siswa. Selain itu, guru juga harus melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pada buku tema guru dan buku tema siswa.

Sumber daya yang diperlukan yaitu pemahaman guru akan model pembelajaran cooperative learning dan penguasaan guru pada materi pelajaran.

  • Pengelolaan kelas yang efektif.

Strategi guru dalam menghadapi tantangan ini yaitu dengan menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan. Prosesnya yaitu dengan membangkitkan peraturan dan konsekuensi yang jelas untuk perilaku siswa, menciptakan kerjasama antara guru dan siswa serta menarik minat siswa. Sumber daya yang diperlukan yaitu ketrampilan guru dalam mengelola kelas agar efektif.

  • Kesibukan orang tua dalam mencari nafkah sehingga menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah dan menyerahkan pengawasan dirumah pada nenek-kakeknya.

Strategi guru dalam menghadapi tantangan ini yaitu dengan memberi pemahaman kepada orang tua bahwa anak juga memerlukan pendampingan dari orang tua. Prosesnya yaitu dengan menjaga komunikasi baik dengan orang tua dan meminta orang tua mengatur waktu untuk menyempatkan mendampingi anak belajar dirumah. Untuk menghadapi tantangan ini, guru bekerjasama dengan orang tua. 

Sumber daya yang diperlukan yaitu pemahaman orang tua bahwa yang diperlukan PDBK Tunarungu tidak hanya sekolah saja tetapi juga memerlukan kehadiran orang tua dalam proses tumbuh kembangnya.

Dampak dari aksi dan langkah yang dilakukan dirasa efektif dan dapat dilihat dari :

  • Penggunaan media puzzle diri siswa sangat membantu pemahaman siswa dalam mengenal nama-nama anggota tubuh. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya kosakata dan pemahaman siswa pada nama anggota tubuh (mata, hidung, telinga, tangan dan kaki). Siswa dapat menunjukkan anggota tubuh dengan benar, baik secara langsung maupun dengan media gambar.

salah satu contoh gambar puzzle siswa yang dibuat dengan memanfaatkan media PPT

  • Penggunaan media (Picture Exchange Comunication System) juga sangat membantu pemahaman siswa tentang peraturan di kelas terutama apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sehingga kelas menjadi lebih kondusif. Dan siswa lebih senang melihat gambar dari pada hanya melihat ekspresi dan nasehat guru saja saat marah.
  • Pemilihan metode yang variatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, terlihat dari kegiatan siswa saat pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun