Mohon tunggu...
Anissa Salsabila
Anissa Salsabila Mohon Tunggu... universitas pamulang

Mahasiswa Magister Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Work-Life Balance : Investasi Jangka Panjang bagi Pengembangan SDM

28 September 2025   13:18 Diperbarui: 28 September 2025   13:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dunia kerja modern yang serba cepat, isu work-life balance sering kali dipandang sekadar sebagai "fasilitas tambahan" dari perusahaan. Padahal, keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi justru merupakan investasi jangka panjang yang berharga bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM).

SDM yang memiliki kualitas unggul bukan hanya diukur dari keterampilan teknis dan produktivitasnya di kantor, tetapi juga dari kesehatan mental, kebahagiaan, serta ruang yang dimiliki untuk tumbuh secara pribadi. Ketika individu memiliki keseimbangan hidup yang baik, mereka lebih mampu beradaptasi, berpikir kreatif, dan berkontribusi secara optimal pada organisasi.

Perusahaan yang mendukung work-life balance dengan memberikan fleksibilitas waktu, kesempatan remote working, atau bahkan sekadar ruang apresiasi, sebenarnya sedang menanam investasi pada kualitas SDM. Dalam jangka panjang, hal ini akan mengurangi tingkat burnout, menekan angka turnover, sekaligus meningkatkan loyalitas dan keterikatan karyawan.

SDM yang sehat secara emosional dan fisik adalah aset produktif yang mampu mendukung daya saing organisasi.Di sisi lain, individu juga perlu menyadari bahwa menjaga keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi bukan berarti mengurangi ambisi atau melemahkan etos kerja. Justru, keseimbangan itulah yang memungkinkan seseorang mengembangkan diri melalui aktivitas lain di luar pekerjaan, seperti belajar keterampilan baru, membangun relasi, atau menekuni hobi yang memperkaya pengalaman.
Dengan demikian, work-life balance bukan hanya isu personal, melainkan strategi pengembangan SDM yang visioner. Perusahaan yang berani menempatkan keseimbangan ini sebagai bagian dari budaya kerja akan menuai hasil berupa karyawan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga tangguh, inovatif, dan berdaya tahan tinggi menghadapi perubahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun