Mohon tunggu...
Anis Nida Aufana
Anis Nida Aufana Mohon Tunggu... 24107030006.mahasiswa uin jogja

Mahasiswa, penikmat seni dan novel

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Dari Biji hingga Cinta: Menyusuri Pembuatan Cokelat di Tugu Cokelat hingga Membawa Hal Manis Pulang

30 Mei 2025   19:07 Diperbarui: 30 Mei 2025   19:07 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragam cokelat yang dijual di Tugu Cokelat (Sumber gambar: Dokumentasi KMNU UGM)

Jogja memang selalu punya cara unik untuk mengajarkan sesuatu. Sama seperti yang saya rasakan saat mengikuti Kewirus Tour pada tanggal 8 Mei 2025 lalu. Kewirus Tour, merupakan sebuah kegiatan edukatif yang diselenggarakan oleh divisi Kewirausahaan KMNU UGM. Dan kegiatan ini terbuka untuk umum, jadi saya yang bukan anggota KMNU UGM juga bekesempatan untuk mengikuti kegiatan ini.

Destinasi kami kali itu adalah Tugu Cokelat, sebuah toko cokelat yang tidak hanya menjual produk cokelat tapi juga mengenalkan dunia kakao dan proses pembuatan cokelat kepada para pengunjung -yang berminat-. Tak hanya belajar secara teori, kami juga diajak untuk mencoba langsung membuat permen cokelat sendiri.

Pagi hari saya bersama dua teman dari Sapen berangkat menggunakan ojol dan setibanya di lokasi, kami disambut oleh penyelenggara acara yaitu kewirausahaan KMNU UGM. Ternyata ada rombongan anak anak SD dari Purworejo yang baru saja selesai berkunjung disana. Karena kami bertiga belum sarapan, dan kegiatan juga belum dimulai, kami melipir ke gerobak bakso yang ada di depan Tugu Cokelat. Setelah menghabiskan bakso, kami diarahkan untuk dan mendengarkan penjelasan dari tim edukator Tugu Cokelat. Sesi pertama diisi dengan penjelasan mengenai proses pengolahan cokelat, dimulai dari biji kakao mentah yang difermentasi dan dikeringkan, hingga diolah menjadi pasta cokelat dan akhirnya menjadi produk cokelat siap konsumsi. Penjelasan ini membuka wawasan baru bagi saya yang selama ini hanya mengenal cokelat dari bentuk akhirnya saja. Ternyata, kotak yang digunakan untuk wadah biji kakao juga mempengaruhi proses fermentasinya. Yang paling bagus digunakan yaitu kotak kayu karena kayu bisa memberikan jalan untuk air yang dihasilkan biji kakao keluar. Lain halnya jika kotak yang digunakan adalah kotak plastik, yang tidak memiliki sirkulasi udara dan tidak ada celah untuk air mengalir. Jika menggunakan kotak plastik, maka biji kakao yang difermentasi harus lebih sering diperiksa dan membuang air yang keluar dari biji kakao agar fermentasi tidak gagal.

“Banyak orang cuma tahu cokelat itu manis dan enak, padahal perjalanan dari pohon sampai batangan itu penuh kerja keras,” ungkap Tutus, salah satu edukator Tugu Cokelat yang saat itu menjelaskan pada kami.

Sesi dilanjutkan dengan mengenal beragam jenis cokelat, seperti dark chocolate, milk chocolate, dan white chocolate. Masing-masing memiliki kadar kakao dan gula yang berbeda, dan tentunya manfaat yang berbeda pula. Ternyata, konsumsi cokelat yang seimbang dapat memberikan efek positif untuk tubuh, termasuk meningkatkan suasana hati dan memperkuat fungsi otak. Apalagi kalau lagi galau, cokelat bisa jadi penghibur hati yang cocok. Di Tugu Cokelat sendiri, mereka menjual cokelat dengan batas gula yang wajar, bahkan ada juga yang tanpa gula. Bagi pengidap penyakit diabetes, maka disarankan jika ingin mengonsumsi cokelat, untuk memilih cokelat murni yang tidak mengandung kadar gula yang tinggi. Contoh jenis cokelat dengan kadar gula yang tinggi adalah cokelat putih dengan sekitar 50 hingga 65 gram gula per 100 gram. Kadar ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan cokelat biasa. Dan resiko mengonsumsi cokelat putih secara berlebihan bisa mengakibatkan serius seperti penyakit jantung dan diabetes.

Bersama teman saya, saat akan membuat permen cokelat (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
Bersama teman saya, saat akan membuat permen cokelat (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Bagian yang paling menyenangkan adalah saat kami diberi kesempatan untuk membuat permen cokelat sendiri. Kami memakai celemek dan topi ala-ala chef lalu diberikan cetakan berbentuk bunga dan cokelat cair dengan tiga warna berbeda untuk menghias cokelat buatan kami, ada warna cokelat, kuning, dan ungu. Suasana penuh antusiasme ketika semua peserta mulai mencetak dan mendekorasi cokelat masing-masing.

Permen cokelat buatan saya dan teman-teman (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)
Permen cokelat buatan saya dan teman-teman (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Sambil menunggu cokelat kami mengeras, kami diizinkan berkeliling galeri pameran yang ada di sana. Pameran tersebut menampilkan lukisan-lukisan menarik, dan juga perhiasan yang bermacam-macam. Dan semuanya yang dipamerkan itu, bisa dibeli oleh pengunjung siapa saja yang berminat. Tapi saat itu, saya tidak membelinya karena harga lukisan sudah pasti mahal.

Bersama teman saya, saat di galeri pameran lukisan (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
Bersama teman saya, saat di galeri pameran lukisan (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun