Mohon tunggu...
Anisa Simamora
Anisa Simamora Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hai!

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menemukan Kedamaian Di Kota Sarawak, Malaysia

14 Maret 2025   17:59 Diperbarui: 14 Maret 2025   17:59 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Ikonik di Kota Kuching, berada di depan grand Margherita Hotel dan Sheraton Kuching Hotel, 2024 (Sumber: foto pribadi Magdalena Polonia Rusik)

Serawak, sebuah kota di Malaysia yang terkenal dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, dan keramahan penduduk lokalnya, selalu menjadi destinasi yang menarik bagi para traveler jika berkunjung ke Negeri Jiran ini. Salah satunya adalah Magdalena, seorang mahasiswa berusia 25 tahun asal pontianak, yang berkesempatan berkunjung ke Sarawak bersama 39 teman lainnya. Dengan semangat yang menggebu, ia menceritakan pengalamannya selama 10 hari disana.

Sambutan Hangat di Kota Kuching

Magdalena tiba di Sarawak melalui PLBN Entikong, pintu masuk utama dari indonesia ke Sarawak. Untuk transportasi pergi dan pulang dari Pontianak ke Sarawak, Magdalena mengeluarkan biaya sebesar Rp 600.000.  Setelah menempuh perjalanan dengan bus, ia tiba di Kuching, kota utama Serawak. Bagaimana perasaan pertama kali menginjakkan kali di Serawak? 'Sangat senang' itulah ujarnya "Kotanya tenang, dan karena ini pertama kali saya ke sana, saya sangat excited!" katanya dengan wajah berseri ketika mengingat kembali petualangannya.  Selama di Sarawak Magdalena dan teman temannya menginap di apartemen disana dengan biaya masing masing orang sebesar Rp 2.000.000. Magdalena merasa disambut dengan suasana kota yang tenang dan ia sangat exited pertama kalinya di Sarawak. Sarawak memang di kenal dengan suasana kota yang tenang, sangat cocok untuk mereka yang ingin melepas penat dari rutinitas sehari hari.

Tujuan Magdalena ke Sarawak tidak hanya sekedar liburan. Selain ingin menikmati keindahan alam dan budaya, ia juga memiliki agenda akademik. "Selain berlibur, saya juga ada kegiatan akademik di sana," ungkapnya. Namun, seperti kebanyak orang jika berpergian keluar negeri, liburan tetap menjadi prioritas utama. Ia berharap bisa mendapatkan foto foto yang bagus dari perjalanannya. Dan harapannya itu terpenuhi sesuai keinginan. "Spot foto di sana bagus, baik di siang hari maupun malam hari" ungkapnya.

Mengunjungi Tempat Wisata Ikonik

Selama 10 hari di Sarawak, Magdalena mengunjungi berbagai tempat wisata yang menarik. Salah satu yang paling berkesan baginya adalah Waterfront Kuching. "Pemandangannya indah, baik siang maupun malam," ceritanya. Tempat ini menawarkan pemandangan sungai Sarawak yang indah sangat sempurna untuk menikmati pemandangan Sungai Sarawak sambil berjalan-jalan santai. Selain itu, Magdalena juga mengunjungi Patung Kuching di depan Hotel Grand Margherita, salah satu patung yang ikonik di kota Kuching. Kota ini banyak dihiasi patung kucing di setiap tempat di kota mulai dari taman, jalan, trotoar, toko toko, museum, hotel, dan bahkan di balai kota. Kota ini memiliki pesona tersendiri dengan arsitektur kolonial yang indah dan pemandangan Sungai Sarawak yang menawan. "Saya suka menjelajahi tempat-tempat baru, dan Sarawak menawarkan banyak hal menarik" ungkapnya. Setiap tempat memiliki cerita dan keunikan tersediri, ini membuatnya semakin jatuh cinta pada kota ini.

Namun, yang tak kalah menarik ia juga mengunjungi beberapa tempat lain. Magdalena menyempatkan diri untuk berbelanja di salah satu mall di kota Kuching. Ia membeli beberapa pakaian dan tas sebagai oleh oleh untuk keluarga dan teman temannya. Ia menghabiskan sebesar Rp. 3.000.000 untuk belanja barang ini. Magdalena tidak merasa keberatan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk belanja, karena ia ingin membagikan kenangannya dengan keluarga dan temannya ketika pulang, ia merasa puas dengan mendapatkan barang yang di inginkan. Menurutnya berbelanja di mall di kota Kuching cukup lengkap dan harganya juga sangat terjangkau. Selain mall, Magdalena juga mengunjungi pasar tradisional di Sarawak. Ia menjelajahi berbagai stan yang menjual makanan dan barang khas Sarawak, mulai dari kerajinan tangan, pakaian, hingga makanan tradisional. "Saya suka melihat-lihat kerajinan tangan buatan lokal. Ada banyak barang unik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain," katanya. Magdalena juga mencoba beberapa makanan tradisional di pasar tersebut. Ia mencoba es krim gula apong dan beberapa cemilan lokal lainnya.

Pemandangan malam Kuching Waterfront Sarawak, 2024(sumber: foto pribadi Magdalena Polonia Rusik)
Pemandangan malam Kuching Waterfront Sarawak, 2024(sumber: foto pribadi Magdalena Polonia Rusik)

Kuliner Sarawak yang Menggugah Selera

Tak lengkap rasanya berkunjung ke suatu tempat tanpa mencicipi kuliner khas Serawak. Magdalena pun mencoba berbagai makanan khas Serawak, seperti kolo mee, nasi aruk, nasi goreng dabai dan tentu saja tidak lupa, laksa Serawak. Dari semua itu, laksa Sarawak menjadi favoritnya. Ia mengungkapkan rasanya yang kaya rempah dan sedikit pedas benar benar menggugah seleranya, berbeda dengan yang ada di indonesia. Untuk minuman, Magdalena sangat menyukai teh C, minuman khas Sarawak yang terbuat dari teh, susu, dan gula. Minuman khas Sarawak ini menurutnya unik dan tak terlupakan, rasanya yang manis, cocok dinikmati setelah makan makanan pedas seperti Laksa Sarawak. Ia juga mencoba es krim gula apong, dessert khas Sarawak yang manis dan menyegarkan.

Magdalena juga berkesempatan mencicipi jajanan pasar khas Sarawak yaitu kue lapis, kue tradisional yang berwarna warni dan memiliki tekstur yang kenyal. Momen ini menjadi sangat berati baginya, karena tidak hanya menikmati makanna, tetapi ia bisa merasakan keramahan dan kebaikan yang di dapat dari warga setempat. Tidak lupa Magdalena membeli beberapa makanan dan minuman khas Sarawak seperti milo, coklat, kue dan permen untuk cemilan dan oleh oleh untuk keluarga di rumah, ia menghabiskan Rp 1.200.000 untuk membeli cemilan yang di inginkanya.

Kenangan dan Inspirasi

Salah satu hal yang membuat perjalanan Magdalena semakin berkesan adalah berinteraksi dengan masyarakat lokal. Bahasa Melayu yang di gunakan di Sarawak cukup mirip dengan bahasa Indonesia, sehingga komunikasi berjalan lancar. Magdalena merasa bahwa penduduk Sarawak sangat ramah dan terbuka terhadap wisatawan. Masyarakat setempat dengan senang hati berbagi cerita tentang budaya dan tradisi mereka, serta memberikan rekomendasi tempat-tempat menarik yang harus dikunjungi. Magdalena merasa bahwa pengalaman ini memberikannya wawasan baru tentang keragaman budaya di Malaysia.

Selain itu, Magdalena juga menggambarkan suasana kota Sarawak sebagai tempat yang sangat tenang. "Cocok untuk yang ingin rehat dari kejenuhan atau yang sedang dalam masa pemulihan," katanya. Perjalanan ini tidak hanya memberikan kunjungan akademik yang seru dan pengalaman  liburan yang menyenangkan, tetapi juga pelajaran hidup yang berharga. Ia merasa lebih bersyukur dan menikmati setiap momen dalam hidupnya.  Sarawak mengajarkannya bahwa kebahagiaan bisa di temukan dalam hal sederhana, seperti mencicipi makanan lezat, menikmati pemandangan atau sekedar berbincang dengan orang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun