Gunungkidul, Yogyakarta -- Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat telah mendorong sektor konvensional, seperti pasar tradisional untuk mulai beradaptasi dengan era digital saat ini. Namun, dalam melakukan transformasi digital, pedagang pasar tradisional masih menghadapi banyak tantangan, seperti rendahnya literasi keuangan dan belum menerapkan teknologi pembayaran digital dalam usahanya.
Pasar tradisional merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang memiliki peran penting dalam menjalankan roda usaha pedagang setiap hari. Salah satunya, yaitu Pasar Argosari yang menjadi pusat ekonomi masyarakat setempat. Pasar Argosari terletak di Jl. Brigjen Katamso, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasar Argosari menjadi pasar terbesar di Gunungkidul yang terletak di pusat kota. Didalamnya, terdapat paguyuban atau suatu komunitas yang beranggotakan beberapa pedagang pasar.
Berdasarkan wawancara dengan paguyuban pedagang tradisional di Pasar Argosari, ditemukan bahwa masalah yang dialami oleh pedagang adalah kurangnya literasi keuangan dan belum ada penerapan teknologi pembayaran digital, seperti QRIS. Paguyuban belum mengetahui secara pasti mengenai kondisi untung atau rugi usahanya serta kesulitan karena perlu menyiapkan uang kembalian. Pedagang belum melakukan pencatatan keuangan secara rutin dan belum memanfaatkan QRIS sebagai alat pembayaran digital.
Dengan permasalahan tersebut, maka tim PKM-PM ArgoPay memberikan solusi inovatif melalui program "Transformasi Digital: Penguatan Literasi Keuangan dan Teknologi Pembayaran QRIS bagi Paguyuban Pedagang Tradisional di Pasar Argosari Gunungkidul". Mitra program ini adalah paguyuban pedagang tradisional di Pasar Argosari dengan 20 pedagang sebagai sasaran program. Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan paguyuban pedagang tradisional di Pasar Argosari mengenai literasi keuangan, yaitu pencatatan keuangan sederhana secara digital dan pemanfaatan teknologi pembayaran QRIS.
Program ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu dari bulan Juli hingga November. Tahapan program yang dilaksanakan, meliputi sosialisasi, pelatihan, evaluasi dan monitoring. Tahap pertama, yaitu sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2025. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan materi mengenai literasi keuangan, yaitu pencatatan keuangan secara digital dan pemanfaatan teknologi pembayaran QRIS. Tahap kedua, yaitu pelatihan mengenai pencatatan keuangan sederhana secara digital menggunakan Microsoft Excel dan penggunaan teknologi pembayaran QRIS menggunakan aplikasi GoPay Merchant. Pelatihan ini dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2025. Tahap ketiga, yaitu evaluasi yang dilakukan dengan membandingkan hasil nilai rata-rata pre-test dan post-test mengenai literasi keuangan, yaitu pencatatan keuangan sederhana dan teknologi pembayaran QRIS. Pre-test dilakukan sebelum sosialisasi, sedangkan post-test dilakukan setelah pelatihan. Tahap terakhir, adalah monitoring yang dilakukan pada 2 minggu setelah program selesai guna memastikan kebermanfaatan dan keberlanjutan program.
Hasil program pengabdian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan paguyuban mengenai literasi keuangan, yaitu pencatatan keuangan sederhana dan teknologi pembayaran QRIS. Peningkatan pemahaman ditunjukkan dari hasil evaluasi, yaitu adanya peningkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test mengenai literasi keuangan, yaitu pencatatan keuangan sederhana dari 83 menjadi 92,5, serta mengenai teknologi pembayaran QRIS dari 84 menjadi 91. Sementara itu, peningkatan keterampilan paguyuban ditunjukkan pada tahapan monitoring yang menunjukkan bahwa paguyuban telah menerapkan pencatatan keuangan sederhana secara digital menggunakan Microsoft Excel dan teknologi pembayaran QRIS menggunakan aplikasi GoPay Merchant.
Pelaksanaan program ini sebagai bentuk upaya penguatan literasi keuangan, yaitu pencatatan keuangan sederhana dan pemanfaatan teknologi pembayaran QRIS bagi paguyuban pedagang tradisional di Pasar Argosari, Gunungkidul. Harapannya, melalui program pengabdian kepada masyarakat ini dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi mitra.