Mohon tunggu...
Anisah Nisa
Anisah Nisa Mohon Tunggu... belum kerja

kuliah hobi mengaji

Selanjutnya

Tutup

Analisis

keramaian pasar tradisional yang tak pernah tidur

10 Desember 2024   21:52 Diperbarui: 10 Desember 2024   21:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

  

pendahuluan

Pasar tradisional adalah nadi kehidupan masyarakat yang terus berdenyut tanpa mengenal waktu. Sejak fajar menyingsing hingga malam menjelang, pasar tradisional tetap hidup dengan hiruk-pikuk aktivitas jual beli. Tempat ini bukan sekadar ruang transaksi ekonomi, tetapi juga wadah interaksi sosial yang sarat kehangatan dan cerita. Bagi banyak orang, pasar tradisional adalah cermin keberagaman budaya, tradisi, dan kebersamaan. Di balik kebisingan dan aroma khasnya, pasar menyimpan potret kehidupan yang nyata dan jujur.  

Isi / Deskripsi

Suasana dan Keramaian Pasar 

Saat memasuki pasar tradisional,telinga akan langsung disambut oleh campuran suara yang saling bertumpuk. Pedagang meneriakkan harga dagangan mereka dengan nada tinggi, bersaing memanggil perhatian pembeli. Suara tawar-menawar di antara pembeli dan penjual menjadi musik khas yang tak pernah usang. Dari kejauhan, denting logam dan bunyi plastik kresek terdengar bersahutan, menandakan barang-barang berpindah tangan.  

Langkah kaki tak pernah berhenti. Para pembeli berdesakan di lorong-lorong sempit yang dipenuhi lapak dagangan. Setiap sudut pasar menawarkan pemandangan beraneka rupa. Warna-warna cerah buah-buahan segar, hijau segar sayuran, dan warna-warni bumbu dapur menambah keindahan visual pasar. Tumpukan cabai merah segar seolah menyala di antara timbunan bawang putih dan kunyit kuning. Tak jauh dari sana, deretan penjual ikan menata hasil tangkapan mereka dengan es batu, menciptakan aroma laut yang khas.  

Pemandangan Para Pedagang dan Pembeli 

Para pedagang di pasar tradisional memiliki karakter yang unik. Ada yang ramah dan murah senyum, menawarkan harga terbaik sambil berbagi cerita tentang keluarganya. Ada pula pedagang yang tegas dan keras, tapi sebenarnya tulus. Di balik meja kayu tua, seorang ibu paruh baya terlihat cekatan menimbang cabai, sementara tangannya yang lain merapikan tumpukan tomat. Di sisi lain, pembeli dari berbagai kalangan berlalu-lalang. Ada ibu rumah tangga dengan tas belanja besar di pundaknya, pedagang kecil yang membeli bahan baku, hingga anak muda yang berburu camilan khas pasar.  

Interaksi sosial di pasar terasa hangat dan penuh keakraban. Tawa lepas sering terdengar saat pembeli dan pedagang bercanda, seolah mereka adalah teman lama yang bertemu kembali. Tak jarang, pembeli langganan mendapatkan harga spesial dari pedagang. Hubungan yang terbangun bukan sekadar relasi ekonomi, tetapi juga ikatan sosial yang erat.  

Aroma dan Sensasi yang Khas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun