Mohon tunggu...
Anisa Eka
Anisa Eka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Korupsi dan Ujian Nasional??

11 April 2015   16:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebentar lagi pelaksanaan UN alias Ujian Nasional untuk siswa Sekolah Menengah Atas dan Sederajat akan segera diselenggarakan. Tepatnya pada hari Senin 13 April 2015. Seluruh aspek pendukung dan penunjang telah dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Termasuk dalam distribusi soal bagi seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Dan tidak dapat dipungkiri dalam setiap pelaksanaan UN setiap tahunnya pasti terdapat masalah. Baik dari soal, distribusi, guru maupun lembaga pendidikan.

Saat ini UN dijadikan patokan dalam penentuan masuk perguruan tinggi. Hal ini berbeda dari tahun kemarin. Saat ini standart kelulusan diserahkan pada sekolah yang didasarkan pada karakter dan moral siswa. UN kini tidak dijadikan lagi tolak ukur dalam penentuan kelulusan siswa. Tetapi hal yang masih perlu diperhatikan adalah masih adakah budaya membeli kunci jawaban untuk mendapatkan nilai yang bagus dalam UN. Yang dulu banyak dilakukan oleh sekolah sendiri maupun siswa yang ingin mendapatkan prosentasi kelulusan tertinggi dan nilai tertinggi.

Acuan akademik yang telah berakar pada segi kehidupan pendidikan nasional inilah yang menjadi permasalahan pokok bagi negara. Bahwasannya nilai memang perlu tetapi moral dan karakter juga sangat diperlukan. Nilai boleh jadi acuan pokok tetapi harus ada karakter dan kejujuran dalam memperolehnya. Kembali pada tujuan pendidikan Indonesia UU No.20 Tahun 2003 yang berbunyi“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Hal inilah yang harus dikembalikan pada tujuan cita-cita bangsa Indonesia. Agar tumbuhnya bangsa menjadi bangsa yang mempunyai karakter kuat dan bermoral. Karena dari hal kecillah seperti menyontek dan perilaku tidak jujur itu yang pada akhirnya membudayakan sikap korupsi di negara ini. Hal ini dapat dilihat dari para pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi itu gelarnya tidak main-main. Mereka para lulusan perguruan tinggi terkemuka bahkan ada yang memiliki gelar Doktor. Hal inilah yang harus dibenahi pada sistem pendidikan kita untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik lagi. mengembalikan tujuan pendidikan sesuai tujuan konstitusi yang sebenarnya tanpa mengesampingkan pembentukan karakter bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun