Mohon tunggu...
Anisa Dewi Masitha
Anisa Dewi Masitha Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah mahasiswa yang memiliki minat besar dalam membahas perekonomian Indonesia, mulai dari isu ekonomi harian sampai kebijakan nasional, semuanya menarik untuk dibahas!

Selanjutnya

Tutup

Film

Ketika Film JUMBO Jadi Bukti Nyata Ekonomi Kreatif Bisa Jadi Tulang Punggung Ekonomi

25 April 2025   20:48 Diperbarui: 25 April 2025   20:48 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film JUMBO (cr. https://www.kompas.com/hype/image/2025/04/15/204810066/film-jumbo-tentang-apa?page=1)

Ekonomi kreatif kini semakin mendapat perhatian dalam konteks pembangunan ekonomi nasional Indonesia. Di tengah tantangan global seperti ketidakpastian ekonomi, disrupsi teknologi, dan pandemi yang belum sepenuhnya pulih, sektor ini muncul sebagai solusi alternatif yang dapat memanfaatkan kekayaan ide, budaya, dan inovasi. Salah satu contoh paling nyata dari keberhasilan sektor ekonomi kreatif di Indonesia adalah film JUMBO, sebuah film animasi yang tayang pada tahun 2025. Film ini tidak hanya menyajikan hiburan berkualitas, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Melalui JUMBO, kita dapat melihat bagaimana sektor ekonomi kreatif dapat berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia di masa depan.

Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana JUMBO mencerminkan praktik baik ekonomi kreatif yang dapat menjadi contoh bagi subsektor kreatif lainnya. Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana sektor ini dapat dijadikan sebagai tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan. Dengan memahami potensi dan tantangan yang ada, diharapkan ekonomi kreatif ini dapat dikelola secara lebih optimal untuk menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Ekonomi kreatif merujuk pada aktivitas yang berfokus pada pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menghasilkan produk dan jasa yang bernilai ekonomi. Berbeda dengan ekonomi tradisional yang mengandalkan sumber daya alam, ekonomi kreatif mengedepankan inovasi, ide, dan konten budaya yang dihasilkan melalui kreativitas manusia. Di Indonesia, sektor ini mencakup berbagai subsektor seperti film, musik, fashion, kuliner, seni rupa, animasi, dan teknologi digital. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menciptakan jutaan lapangan kerja.

Pada tahun 2023, sektor ekonomi kreatif Indonesia mencatatkan kontribusi sebesar 7,44% terhadap PDB nasional, dengan subsektor film dan animasi menjadi salah satu yang paling berkembang. Tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, sektor ini juga memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional, memperkuat citra negara di mata dunia.

Praktik baik dalam ekonomi kreatif mengacu pada berbagai strategi yang membantu pelaku ekonomi kreatif untuk menghasilkan karya yang inovatif dan berkelanjutan. Beberapa praktik baik ini antara lain kolaborasi antar sektor, pemanfaatan teknologi untuk distribusi yang lebih luas, serta pendekatan berbasis budaya lokal yang mengangkat nilai-nilai khas dari daerah atau bangsa. Sebagai contoh, JUMBO menunjukkan bagaimana keberhasilan film dapat didorong oleh kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari pengusaha UMKM, pekerja kreatif lokal, hingga dukungan pemerintah yang memberikan ruang bagi pelaku industri kreatif untuk berkembang.

Proses produksi JUMBO juga menunjukkan kolaborasi yang kuat antara berbagai sektor. Selain melibatkan pengusaha dan pekerja kreatif lokal, film ini juga mendukung pengembangan sektor pariwisata dengan memanfaatkan lokasi-lokasi syuting yang kini menjadi destinasi wisata populer. Hal ini menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat menghasilkan dampak yang luas bagi ekonomi.

Film JUMBO, yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduksi oleh Visinema Studios, menjadi salah satu contoh konkret bagaimana ekonomi kreatif dapat berkembang di Indonesia. Dirilis pada tahun 2025, JUMBO adalah film animasi yang tidak hanya menawarkan hiburan berkualitas, tetapi juga membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia. Dengan meraih lebih dari 6 juta penonton pada bulan pertama penayangannya, JUMBO telah mencatatkan rekor sebagai salah satu film terlaris di Indonesia pada 2025.

Keberhasilan JUMBO bukan hanya terletak pada jumlah penontonnya, tetapi juga pada kemampuan film ini untuk mengangkat budaya lokal dalam cerita dan karakter-karakternya. Tidak hanya berfokus pada pasar domestik, film ini juga diproduksi dengan visi internasional, dengan direncanakan untuk ditayangkan di 17 negara, menjadikannya film animasi Indonesia pertama yang mendapat distribusi global sebesar ini. Ini membuktikan bahwa karya kreatif Indonesia dapat diterima dan dihargai oleh audiens global.

Selain itu, JUMBO berhasil memberikan kontribusi langsung terhadap perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor. Mulai dari pekerja kreatif di balik layar hingga sektor-sektor yang mendukung produksi seperti restoran, transportasi, hingga sektor ritel yang menjual merchandise film. Semua ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.

Dampak ekonomi dari film JUMBO sangat signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, film ini menciptakan banyak lapangan kerja, mulai dari tenaga kerja yang terlibat dalam produksi film hingga pekerja yang mendukung distribusinya di bioskop dan platform digital. Selain itu, industri yang terkait langsung dengan film seperti merchandising, restoran, dan hotel juga merasakan manfaat dari popularitas film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun