Mohon tunggu...
Anisa Dara Oktaviani
Anisa Dara Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - an INFJ little one

verba volant, scripta manent.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel "Seni Merayu Tuhan": Merayu Tuhan Secara Filosofis

4 Agustus 2022   14:49 Diperbarui: 4 Agustus 2022   14:55 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul buku                       : Seni Merayu Tuhan

Penulis                              : Husein Ja'far Al-Hadar

Jumlah halaman           : 228

Penerbit                           : Mizan

Tahun terbit                  : 2022

Setelah disadarkan oleh Habib Husein bahwa Tuhan itu ada di hati saya, sekarang beliau menyadarkan saya bahwa merayu Tuhan juga ada seninya. Berbicara dan bersikap bodo amat saja memiliki seni, apalagi hal-hal sakral yang mendekatkan saya dengan Tuhan. Ya kan? Tidak bisa seenaknya, tidak bisa semau gue, merayu Tuhan ada seninya agar teratur, bermakna, menenangkan, dan mengantarkan saya pada muara kebijaksanaan.

Buku Seni Merayu Tuhan ini benar-benar punya tempat istimewa di hati saya. Banyak sekali ilmunya, menyadarkan saya bahwa saya ini beneran gak tahu apa-apa. Bahasa yang digunakannya pun sangat mudah dipahami, tidak tendensius tapi buat saya jadi merasa tersindir dan banyak berpikir, serta buat hati jadi adem. Belajar agama jadi lebih menyenangkan.

Saking tidak mau terlewat setiap poin penting dari buku ini, saya tandai semuanya dan saya buat anotasi agar lebih mudah menyimpulkan. Total, saya menuliskan ada 33 cara bagaimana merayu Tuhan. Bukan hanya dengan kata-kata manis yang biasa kita dengar dari mulut manusia, tapi lebih banyak dari bagaimana kita bersikap. Oh iya, jika poin yang kurang, boleh ditambahkan ya hehe.

Berikut ini hasil catatan saya yang saya rangkum mengenai bagaimana merayu Tuhan dengan cara yang lebih berseni:

  • Ihsan, yakni beribadah seakan-akan melihat Allah, dan yakin bahwa Allah juga melihat kita.
  • Khusyuk dan ikhlas dalam beribadah. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk khusyuk dan ikhlas, yaitu:
  • Memahami makna dari setiap ibadah yang kita lakukan. Jangan hanya menganggapnya sebagai ritual yang dilakukan dengan gerakan, melainkan memahami nilai-nilai filosofisnya.
  • Beribadah hanya untuk Allah, tidak untuk pamer dan pencitraan.
  • Sadar bahwa hidup yang hakiki adalah kehidupan di akhirat, sehingga kita menjadikan ibadah sebagai bekal dan tidak menukarnya dengan hal-hal duniawi atau pamrih. Misalnya salat biar rejekinya lancar.
  • Berakhlak baik dan bepikir bijak.
  • Tersenyum, bahkan kepada musuh sekalipun.
  • Berhati rahmat kepada setiap makhluk, artinya berbuat baik kepada semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan tumbuhan.
  • Mengutamakan Allah atau menempatkan Allah di tempat teratas.
  • Berprasangka baik kepada Allah dengan cara berharap hanya kepada Allah dibarengi dengan takut kepadaNya. Takut yang dimaksud adalah dalam konteks positif, agar kita terhindar dari kemaksiatan sehingga menjadi lebih dekat dengan Allah. Misalnya ketika kita takut dengan binatang buas, kita akan menghindarinya agar selamat, tetapi saat takut dengan Allah, kita malah akan lebih mendekatiNya dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
  • Jadilah orang yang mencintai dan dicintai Allah. Dalam buku ini disebutkan ciri-ciri orang yang mencitai dan dicintai Allah, dengan merujuk pada Al-Qur'an, di antaranya:

- Orang yang baik (QS Al-Baqarah: 195)

- Orang yang mengikuti jalan Nabi Muhammad SAW dengan meneladani akhlaknya, sunnahnya dan selalu bershalawat (QS Ali-Imran: 31)

- Orang yang bertakwa dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya (QS Ali Imran: 76) dan bertakwa dengan cara menahan amarah, memaafkan, dan bersedekah.

- Orang yang sabar (QS Ali-Imran: 146)

- Orang yang bertawakal (QS Ali-Imran: 159)

- Orang yang bersikap adil (QS Al-Maidah: 42)

- Orang yang bersatu (QS Al-Shaff: 4)

- Orang yang bersih jasmani dan rohaninya (QS At-Taubah: 08)

- Orang yang bertaubat baik dari dosa besar dan dosa kecil (QS Al-Baqarah: 222)

  • Tidak mendikte Tuhan, tetapi menguatkan kemauan kita saat berdoa dengan cara merendahkan diri kita di hadapan Tuhan Yang Maha Tinggi dengan suara yang lembut, menyebut Asmaul Husna saat berdoa, dan mengakui bahwa kita sering berbuat dzalim pada diri sendiri.
  • Memberikan kebaikan sekecil apapun, sebagai perantara dalam doa kita.
  • Membersihkan hati dari iri, dengki, dan rasa marah kepada orang lain, serta memaafkan orang yang dzalim kepada kita.
  • Selalu bersyukur.
  • Memiliki rasa cinta.
  • Menjauhi sifat-sifat buruk. Dalam buku ini disebutkan 5 sifat buruk yang harus dihindari yang bersumber dari Al-Quran:

- Sombong (QS Al-Dukhan: 31)

- Memperbudak orang (QS Al-Zukhruf: 54 & Al-Mu'minun: 47)

- Memecah belah (QS Al-Qashash: 4)

- Tidak mau mendengar perndapat orang lain (QS Ghafir: 29)

- Percaya sihir atau berlindung kepada selain Allah (QS Al-A'raf: 113-114)

  • Ridha atas ketentuanNya.
  • Mengenal diri sendiri. Ada 3 alasan mengapa mengenal diri sendiri menjadi awal kita menyayangi Tuhan:

           - Sadar kalau kita adalah ciptaan Tuhan yang sangat canggih sehingga kita akan selalu bersyukur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun