Mohon tunggu...
Anisa Cahyaning
Anisa Cahyaning Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa biasa yang luput dari kesalahan

Mahasiswa UIN RIL jurusan Studi Agama-Agama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kembali ke Agama yang Fitrah

2 Desember 2019   20:22 Diperbarui: 2 Desember 2019   20:36 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hakikatnya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling istimewa dibanding makhluk hidup lainnya. Saat lahir kedunia, manusia membawa fitrah yang terdiri atas satu kepercayaan terhadap satu Tuhan Yang Kudus yaitu Allah,SWT. kefitrahan agama sudah ada dalam diri kita sejak lahir. Dan kita dilahirkan ke dunia dalam keadaan beragama Islam. Islam adalah agama yang fitrah. Dalam Islam, kata Arabnya adalah "Din" , din dalam Islam berarti jalan hidup. Agama berarti percaya kepada Tuhan yang akan mengatur kehidupan kita agar menjadi manusia yang baik.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang terlahir dari keluarga yang notabene bukan agama Islam? seperti halnya orang-orang yang berada di provinsi Bali dan Medan yang mayoritas penduduknya adalah agama non Muslim dan selama hidupnya juga bahkan jarang sekali mendengar kebenaran dan makna Islam yang sesungguhnya. 

Fitrahnya agama Islam adalah agama yang paling selaras dengan hidup umat manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Wilhelm Schmidt, selaras yang dimaksud adalah manusia sejak lahir secara naluri fitri, telah mempercayai Islam itu secara sadar, ikhlas dan betul-betul memiliki perasaan yang sangat dalam dan tidak bertentangan dengan hati nurani manusia itu.

Allah jadikan setiap manusia memiliki fitrah senang, damai, dan tentram sebagai Islam. Beragama dan beribadah kepada Allah itu sebenarnya satu kecenderungan fitrah sendiri, yang biasa disebut sebagai rasa beragama. Yang dimana rasa beragama merupakan naluri keempat manusia, disamping naluri rasa ingin tahu (kuriostika), rasa ingin berbuat baik (etika), dan rasa ingin keindahan (estetika). Segala sesuatu bergantung pada Allah,SWT. tidak ada yang berseteru selain kepada Allah. Maka dari itu semua fenomena yang ada di dunia ini bergantung kepada Allah,SWT. Dan puncaknya seperti kata ulama, jikalau kita ingin tahu bagaimana sebenarnya manusia mempunyai fitrah, takut dengan Tuhannya, dan tahu akan keberadaan Tuhannya itu disaat umat manusia menerima kesusahan.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Hadits Bukhari dari Abu Hurairoh dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi'
Sesuai dengan pengertian fitrah itu sendiri secara bahasa, Fitrah berasal dari akar kata f-t-r (fa-tho-ro) dalam bahasa Arab () yang berarti "membuka" atau "menguak", juga berarti perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ciptaan. Fitrah juga mempunyai makna "asal kejadian", "keadaan yang suci", dan "kembali ke asal". Maka, Idul Fitri sering dimaknai sebagai "kembali ke keadaan suci tanpa dosa".Jadi setiap anak yang terlahir, dia tunduk kepada Tuhan. Dan kemudian dia dipengaruhi oleh orangtuanya, oleh gurunya, oleh lingkungannya untuk melakukan penyembahan terhadap berhala sehingga dia ke jalan yang salah dan jalan yang tidak diridhai Allah,SWT. Manusia dilahirkan didunia dibekali dengan adanya naluri mempercayai dan meyakini adanya Tuhan. Islam diturunkan untuk meluruskan kepercayaan manusia supaya berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan jalan mentauhidkan kepercayaan terhadap Allah,SWT.
Dan dalam Al-Qur'an pun sudah dijelaskan mengenai fitrah beragama umat manusia yang percaya terhadap satu Tuhan yaitu Allah,SWT. yang dijelaskan dalam surah Al-A'raaf ayat 172-174 yang artinya "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Rabb-mu?". Mereka menjawab, "Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-esaan Rabb)", atau agar kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan (Allah) sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?". Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Dari ayat tersebut  diketahui bahwa ruh manusia sudah mengakui keesaan Allah SWT. Ini disaksikan oleh Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksi . Perjanjian ini  tidak akan pernah diingat manusia karena fitrah manusia sebenarnya adalah pelupa. Manusia kemudian lahir dalam keadaaan suci. Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam. Namun ini bukan alasan manusia bisa mengelak atas janjinya kepada Allah SWT di akhirat kelak. Karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk menentukan jalan kebenaran. Allah SWT juga sudah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan kembali tentang perjanjian tersebut. Seperti halnya dengan teori yang dikemukakan oleh John Locke, bahwa pikiran (manusia) berupa tanpa aturan untuk memproses data, dan data yang ditambahkan serta aturan untuk memprosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya.

Seperti yang telah dipaparkan, kita sebagai umat muslim tentunya menginginkan umat nonmuslim untuk masuk ke agama Islam artinya kita mempunyai naluri sendiri untuk mengajak saudara kita untuk masuk Islam kembali agar mereka terhindar dari sesuatu yang tidak diridhai Allah,SWT. Karena kita sebagai Muslim, sudah menjadi tugas kita untuk menyampaikan kebenaran kepada saudara kita. Dan seperti dalam Q.S. Fussilat ayat 53 yang artinya "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar". Dari ayat tersebut dijelaskan pula bahwa Allah sendiri yang berjanji bahwa Dia sendiri yang akan menyampaikan secara langsung pesan-Nya kepada setiap umat manusia. Jadi seandainya kita sebagai umat Muslim yang belum sadar akan mengajak saudara kita untuk kembali masuk ke Islam maka Allah sendiri yang secara langsung menaruh niat kepada hati manusia tentang kebenaran tentang adanya satu Tuhan. Sehingga dengan begitu kita akan tergerak untuk mengajak, agar saudara-saudara kita untuk tetap berada di dalam fitrahnya.
Terimakasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun