Mohon tunggu...
Anisa Dewi Maulidiya
Anisa Dewi Maulidiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Karakter & Kreativitas Anak dengan Menyulam & Merajut

15 Juni 2023   07:25 Diperbarui: 15 Juni 2023   07:37 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan di era global saat ini tidak hanya berfungsi sebagai transfer pengetahuan (transfer of knowledge), namun juga berfungsi penting dalam membangun pondasi nilainilai bagi peserta didik. Pesatnya perkembangan teknologi dengan berbagai kemudahan dalam mendapatkan informasi dan kebiasaan menggunakan gawai sejak dini, menyebabkan pengaruh budaya visual dari berbagai negara terhadap perkembangan anak menjadi sebuah keniscayaan. Tentunya tidak semua dari pengaruh tersebut memberi dampak yang baik bagi perkembangan karakter anak. Apabila anak tidak memiliki landasan budaya yang luhur, akan berpotensi terhanyut dalam arus budaya global yang negatif. Maka, hendaknya nilai-nilai pendidikan karakter mulai dikenalkan pada anak sedini mungkin. Pendidikan karakter mengacu pada pembentukan watak dan kepribadian. Berdasarkan pendapat Ratna Megawangi, pendidikan karakter merupakan suatu usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan secara bijaksana dalam kehidupan sehari-hari (Wantu, 2020). Di samping itu, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya untuk mendorong anak-anak untuk tumbuh dengan mengembangkan kompetensi berpikir, berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral, memiliki keberanian dalam melakukan hal yang benar (Wigunadika, 2018). Pentingnya pendidikan karakter didukung oleh program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh pemerintah yang terintegrasi dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental, yang berfokus pada perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak agar menjadi lebih baik.

Mainan edukatif bisa menjadi sarana pengembangan karakter, namun masih jarang menemukan mainan edukatif dengan nilai budaya lokal dalam bentuk visualnya. Sebagian besar mainan edukatif tersebut tidak memiliki dan berkaitan dengan nilai-nilai budaya lokal dengan mainan populer yang terinspirasi dari budaya barat. Kondisi ini harus seimbang dengan menciptakan mainan edukatif yang bercirikan budaya lokal seperti misalnya bentuk pengenalan budaya anak usia dini dan alat untuk guru menginternalisasikan pendidikan karakter. Untuk itu kita membutuhkan media Ruang yang memiliki nilai budaya lokal namun terlihat modern dan sesuai Selera anak-anak, salah satunya adalah menyulam dan merajut yang dapat menghasilkan karya dari kreativitas anak dan bernilai serta berguna dalam kebutuhan sehari-hari

Mainan sulam dan rajut anak usia dini bertujuan untuk menciptakan suasana gembira dan mendorong anak untuk bermain, misalnya melalui penggunaan warna yang cerah, karena warna dapat memberikan rangsangan tersendiri, yang berdampak positif bagi perkembangan otak dan fungsi sensorik anak. . . Peran mainan anak tidak hanya sebagai mainan, tetapi juga ikut serta dalam pembelajaran anak dan mengembangkan pengetahuan yang lebih luas. Selain itu, faktor keamanan dan kenyamanan mainan anak menjadi faktor penting dalam perancangan mainan anak, mulai dari bahan baku hingga bentuk dan ukuran mainan tersebut. Mainan yang dianggap aman untuk anak zaman sekarang adalah mainan yang terbuat dari bahan tekstil. Berbeda dengan mainan yang terbuat dari kayu dan plastik, mainan yang terbuat dari bahan tekstil bersifat lembut dan lentur sehingga aman dan nyaman untuk dimainkan oleh anak-anak. Selain itu, bahan tekstil memiliki struktur yang sangat serbaguna yang dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik halus anak. 

Teknik merajut dapat melembutkan tekstur lembut kasar dan jatuh. Tekstur yang terbentuk pada kain dibuat dengan teknologi Merajut sangat membantu mengembangkan keterampilan motorik halus anak. teknik merajut Digunakan untuk memberikan tekstur yang berbeda dan unik yang dapat membantu anak belajar pengenalan tekstur dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak (Farikha et al., 2015). Seni merajut merupakan seni yang sudah ada dan berkembang di Indonesia sejak lama di berbagai wilayah di dunia. Ada dua teknik dalam merajut, yaitu crocheting yang biasa dikenal dengan istilah crochet, dan satunya lagi adalah knitting atau rajutan. Perbedaannya terletak pada alat dan teknik yang digunakan. Crochet menggunakan jarum yang disebut crochet hook, sedangkan merajut menggunakan dua jarum dan menghasilkan hasil rajutan yang lebih rapat (Pang, 2016). 

Terdapat berbagai jenis benang yang dapat digunakan dalam membuat rajutan. Sebelum menentukan jenis benang yang akan digunakan, dilakukan eksplorasi benang. Jenis benang yang digunakan dalam percobaan yaitu benang wool, benang polyester, dan benang katun. Masing-masing dari benang tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Percobaan ini dilakukan dengan membuat beberapa rajutan dengan teknik dasar untuk mengetahui karakteristik yang sesuai untuk mainan edukatif amigurumi bagi anak usia dini. Berdasarkan percobaan tersebut, hasilnya sebagai berikut: 

Benang wool memiliki karakteristik lentur dan lembut namun berserat serta kurang kuat 

Benang polyester memiliki karakteristik kuat, namun teksturnya keras dan kaku, 

Benang katun lebih kuat dibandingkan benang wool namun tidak sekuat benang polyester, memiliki tekstur lembut dan tidak berserat. 

Benang katun dinilai paling baik digunakan dalam mainan edukatif ini karena memiliki tekstur yang paling cocok untuk anak-anak. Meskipun benang wol lembut, namun seratnya menyebabkan ketidaknyamanan saat digunakan, dan kekuatannya tidak sebaik benang katun. Sementara itu, benang poliester yang lebih kuat dari benang katun memiliki kelemahan struktur yang kaku dan keras sehingga tidak nyaman digunakan sebagai mainan. Benang katun yang digunakan adalah benang katun bali lapis besar, benang katun dengan ukuran benang yang lebih besar dari kapas biasa. Katun Bali memiliki sifat warna yang lebih cerah dari kapas biasa. 

Bagi sebagian orang, merajut hanyalah hobi. Selain hobi, merajut juga bisa bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki keterampilan bisnis. Hasil akhir rajutan bisa dijual dan mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Manfaat bermanfaat lainnya termasuk manfaat yang berkaitan dengan kesehatan tubuh dan mental. Berdasarkan penelitian tentang manfaat merajut, diperoleh kesimpulan bahwa merajut juga dapat digunakan sebagai terapi yang melatih kesabaran, meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan pengendalian diri. Selain itu, kegiatan merajut dapat berkontribusi pada pemulihan dari penyakit kronis, kanker, cedera otak, dan anak-anak dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder atau ADHD, gangguan perilaku yang berhubungan dengan kesulitan berkonsentrasi. , impulsif (bertindak cepat dan tiba-tiba) dan hiperaktif 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun