Mohon tunggu...
Anis Sholihah
Anis Sholihah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Tayangan Asing di Televisi bagi Anak-Anak

7 Desember 2018   23:31 Diperbarui: 7 Desember 2018   23:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Globalisasi merupakan fenomena yang tak terelakan. Globalisasi memberikan berbagai pengaruh ke dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat dunia. sebagai bentuk pemanfaatan kekuasaannya, negara-negara kaya menjalankan berbagai kebijakan berdasarkan kepentingan dalam perdagangan ekonomi. Hal ini berjalan dengan memanfaatkan i nstitusi-institusi internasional untuk melaksanakan perdagangan bebas dengan negara miskin, misalnya World Bank.

Maraknya tayangan asing di televisi kita sebenarnya bukan fenomena baru. Saat televisi swasta muncul, program impor sudah menjadi sajian utama. Tidak hanya popularitas, tren tayangan asing juga menuai berbagai kritik. Banyak keluhan masyarakat bernada kekhawatiran bahwa gempuran tayangan asing sesungguhnya dapat mengikis budaya lokal. Tercermin dari banyaknya aduan publik ke KPI yang merasa keberatan program televisi didominasi tayangan dari negara lain. Dari sisi regulasi, UU Penyiaran mengatur bahwa isi siaran harus memajukan kebudayaan nasional. Selain itu, Pedoman Perilaku Penyiaran (P3-SPS) yang dikeluarkan KPI secara eksplisit mengatur batasan maksimal program siaran asing sejumlah 10% dari total waktu siaran per hari. Alasan utama yang mulanya mendasari impor tayangan adalah harga yang jauh lebih murah daripada produksi sendiri atau membeli sinetron lokal.

Selain harga, konten juga jadi pertimbangan. Salah satu kekuatan telenovela yang membuatnya mampu menyaingi serial Amerika, di samping harga yang lebih murah, adalah format cerita bersambung dengan jumlah episode yang panjang. Hal ini memungkinkan televisi untuk menjaring penonton tetap untuk slot siaran yang cukup lama (Biltereyst and Meers, 2000). Artinya, lebih besar kesempatan menarik pengiklan. Pemilihan tayangan yang diimpor juga seringkali berkaitan dengan kedekatan pemilik stasiun televisi dengan jejaring produsen atau distributor program.
Pengurus Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), Nina Armando, mengakui saat ini tayangan lokal dari Indonesia yang bermuatan edukasi masih minim. Hanya ada segelintir tayangan yang bermuatan edukasi. Nina menyayangkan tayangan produksi lokal minim muatan lokal. Padahal, Indonesia memiliki nilai budaya yang kuat. Banyak budaya yang bisa diangkat untuk diperkenalkan kepada anak. Untuk itu, ia mengimbau agar para pengelola stasiun TV mau membuat sendiri tayangan anak.

Selain harus pintar memilih tayangan anak yang ada di TV, orang tua juga sebaiknya me lengkapi tontonan anak dengan men cari materi yang bermuatan edukasi. Tayangan seperti itu mudah didapat kan dalam bentuk DVD ataupun internet. Sebelum mengajak anak menonton tayangan yang dipromosikan bagus, orang tua harus menonton terlebih dahulu. Kewaspadaan tetap harus tinggi ketika menilai tayangan animasi. Sebab, animasi bukanlah jaminan tayangan tersebut ramah anak.

Di lain sisi, tayangan televisi asing tentunya mengedepankan budaya asing. Hal tersebut dapat berdampak positif maupun negatif kepada anak. Sepanjang tontonan asing untuk anak ini bermuatan edukasi, tidak masalah untuk ditonton oleh anak. Namun, harus diingat apapun tayangan anak, orang tua harus mendampingi saat menontonnya. Dengan menonton tayangan asing, orang tua bisa menjelaskan hal yang benar kalau ada tampilan buruk. Sementara jika ada tayangan yang bermuatan baik harus ditekankan dan direalisasikan dalam kehidupan nyata anak. Misalnya, mengenai budaya toleransi. Tayangan asing mengajarkan toleransi antara orang kulit putih dan kulit gelap. Agar menjadi relevan, coba kaitkan contoh perilaku positif tersebut dengan kondisi masyarakat sekitar.

Selain itu, dengan menonton tayang an asing, anak bisa mempelajari budaya lain. Lewat TV, anak akan melihat ada beragam budaya di dunia. Tiap negara memiliki budayanya masing-masing. Beri pemahaman kepada anak bah wa budaya itu banyak, namun tidak semua sama dengan budaya kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun