Mohon tunggu...
Aninda Vania Nawangsari
Aninda Vania Nawangsari Mohon Tunggu... mahasiswa

saya perempuan yang memiliki hobi bernyanyi dan melukis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Edelweiss Jawa : Jangan Punah! ini bunga abadi

8 Oktober 2025   07:20 Diperbarui: 8 Oktober 2025   07:20 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/65FGpBzvN

         Pernahkah kamu melihat bunga kecil berwarna putih keperakan yang tumbuh di puncak gunung? Itulah Edelweiss Jawa (Anaphalis javanica) --- si bunga abadi yang dulu begitu mudah dijumpai di lereng gunung, namun kini menjadi flora langka yang harus dilindungi.

         Sayangnya, keindahan Edelweiss justru menjadi ancaman bagi dirinya sendiri. Banyak pendaki yang tergoda memetiknya untuk dijadikan kenang-kenangan, tanpa sadar bahwa satu tangkai yang dipetik berarti memutus siklus hidup ratusan biji yang bisa tumbuh di masa depan. Ditambah lagi, perubahan iklim dan aktivitas manusia mempercepat kerusakan habitat alaminya.

          Di sinilah pentingnya mitigasi --- bukan hanya sebatas larangan memetik bunga, tapi juga langkah nyata menjaga keseimbangan ekosistem pegunungan.

Mitigasi terhadap Edelweiss Jawa bisa dilakukan dengan:

Restorasi habitat di area pegunungan yang rusak.

Edukasi pendaki dan wisatawan tentang pentingnya menjaga flora endemik.

Patroli taman nasional untuk mencegah perburuan liar.

Kampanye digital dan komunitas pecinta alam agar masyarakat lebih peduli terhadap konservasi.

         Edelweiss bukan sekadar bunga. Ia simbol keteguhan, keabadian, dan cinta pada alam. Menjaganya bukan hanya tugas pemerintah atau petugas taman nasional --- tapi tanggung jawab kita semua sebagai anak bangsa yang mencintai Indonesia. 

         Jangan biarkan Edelweiss hanya tinggal cerita dalam buku geografi atau puisi lama. Biarkan ia terus mekar di puncak gunung, menjadi saksi bisu keteguhan alam yang tak pernah lekang oleh waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun