Mohon tunggu...
anin bimarhamah
anin bimarhamah Mohon Tunggu... mahasiswa

Hallo semuanya, selamat datang !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa UNNES Ciptakan Baglog Biokompos dari Limbah Popok, UMKM Jamur AGM Rasakan Manfaat Nyata

1 Agustus 2025   21:44 Diperbarui: 1 Agustus 2025   21:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk Inovasi Baglog Biokompos dari Limbah Popok

Semarang-01 Agustus 2025

Upaya pengolahan limbah menjadi produk yang bernilai guna tinggi terus digencarkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES). Salah satu inovasi terbaru yang muncul dari semangat tersebut adalah Baglog Biokompos Popok, media tanam alternatif hasil pemanfaatan limbah popok sekali pakai yang dikembangkan oleh Hesti Elsa Pramaudita, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia UNNES. Inovasi ini telah menarik perhatian dan mendapatkan kepercayaan dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang budidaya jamur tiram.

Produk Baglog Biokompos Popok ini kini telah diimplementasikan secara langsung oleh UMKM Jamur AGM. UMKM yang dikelola oleh Hernanto, selaku Ketua Kelompok, ini menyambut baik kehadiran inovasi tersebut. Dalam pernyataan tertulisnya, Hernanto menyampaikan bahwa penggunaan baglog berbahan limbah popok telah memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi dan produktivitas kegiatan budidaya jamur tiram di tempatnya.

"Selama ini kami mengandalkan media tanam konvensional yang memerlukan biaya cukup tinggi dan bahan baku yang kadang sulit didapatkan. Namun dengan adanya Baglog Biokompos Popok ini, kami tidak hanya mendapatkan media tanam yang efektif, tetapi juga membantu mengurangi limbah popok yang sebelumnya hanya berakhir di tempat sampah. Kami merasa sangat terbantu, dan akan terus menggunakan produk ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kinerja UMKM kami," jelas Hernanto.

Baglog ini diformulasikan dari limbah popok sekali pakai yang telah melalui proses pengolahan khusus, seperti pencucian, sterilisasi, serta fermentasi, untuk memastikan keamanannya digunakan dalam media tanam. Limbah tersebut kemudian dicampur dengan bahan organik lain sehingga menghasilkan baglog yang kaya akan nutrisi serta memiliki kemampuan menyerap dan mempertahankan kelembapan dengan lebih baik sebuah karakteristik penting dalam budidaya jamur tiram.

Inovasi ini hadir bukan sekadar sebagai solusi teknis pertanian, melainkan juga menjadi bagian dari solusi pengelolaan limbah domestik yang kian mendesak. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan jutaan limbah popok setiap harinya, yang sebagian besar tidak terkelola dengan baik dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Dengan pendekatan seperti yang dilakukan oleh mahasiswa UNNES ini, limbah popok tak lagi menjadi beban, melainkan berubah menjadi peluang.

Penggunaan Baglog Biokompos Popok di UMKM Jamur AGM juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan dan sektor usaha kecil dapat menghasilkan dampak langsung dan nyata bagi masyarakat. Tidak hanya memberikan solusi lingkungan, inovasi ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen jamur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun