Mohon tunggu...
Cerpen

Keras Kepala Akan Menghancurkan Dirimu

20 November 2017   18:25 Diperbarui: 20 November 2017   18:45 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah harus memulai dari mana, yang jelas sekarang saya merasa kecewa dengan pilihan yang sudah saya ambil sendiri tanpa mau mempertimbangkan dan mendengarkan pendapat orang lain tentang hal itu. jadi seperti ini, awalnya saya sudah ragu antara dua hal yang sedang mengganggu pikiran saya. lalu kemudian saya mencoba untuk membaginya dengan menceritakan hal yang saya anggap baik (sudah menjadi pilihan saya)  kepada beberapa teman saya, dan  ketika setiap saya selesai menceritakan hal tersebut jawaban dari beberapa teman saya mengarahkan bahwa hal yang saya anggap benar (yang sudah jadi pilihan saya) tadi merupakan suatu kesalahan. 

Dan dari beberapa teman saya tersebut menjelaskan dengan gamblang apa yang membuatnya mengatakan bahwa hal itu tidak baik untuk saya. ketika saya mendengarkan jawaban dari mereka, lagi-lagi logika berkata "memang benar yang dikatakan mereka" namun, hati mengatakan berbeda. Dari sini semakin bertambah keraguan saya, namun tetap pilihan saya tidak berubah terlepas dari pendapat orang lain tentang itu yang juga turut sedikit membuat saya goyah atas pilihan yang saya pilih. Suatu ketika, tiba-tiba ibu saya juga berkata demikian bahwa hal itu tidak baik untuk saya tanpa saya menceritakan ataupun meminta pendapat beliau, namun lagi-lagi saya dengan keras kepala tidak mau mendengarkannya. 

Karena dalam pikiran saya beliau tidak pernah merasakan apa yang saya rasakan akan hal itu, dan ibu saya dapat berbicara seperti itu ketika beliau hanya melihat hal yang menjadi pilihan saya saja. sempat terbesit dalam pikiran saya, apakah hal yang menurut saya baik adalah hal yang sebenarnya buruk bagi diri saya, dan dalam kebimbangan itu terlintas bahwa ada satu cara yang dapat menjawabnya, yakni dengan shalat istikharah. Tetapi lagi-lagi saya masih saja menundanya dan berpikir bahwa biarkan saja mengalir dengan sendirinya, selang beberapa bulan saya mencoba untuk merubah kebiasaan buruk saya, dan hasilnya sangat dapat saya rasakan. 

Tiba-tiba ada hari yang dimana ketika itu saya menjadi lebih mantap untuk mendapatkan jawaban dari dua hal tersebut terlepas dari sudah berjalannya semua itu, saya kemudian berusaha untuk mencari tahu bagaimana tata cara pelaksanaannya dan apa saja  surat-surat yang perlu dibaca dan sebagainya. Ketika waktu sepertiga malam itu tiba, saya memantapkan diri untuk melangkahkan kaki meskipun awalnya berat namun saya berpikir bahwa tindakan ini sudah benar dan harus saya lakukan demi kebaikan saya sendiri kedepannya. 

Setelah selesai melaksanakannya saya sempat memikirkan ketika saya nanti terbangun dalam tidur saya isyarat apa yang Allah berikan kepada saya. keesokan harinya saya sempat dibuat bingung, dan bertanya-tanya "kok saya tidak bermimpi apa-apa, apakah sudah bermimpi namun saya lupa" entahlah. Setelah itu saya melakukan aktifitas seperti biasa dan tentunya dengan masih memikirkan hal tersebut, karena menurut saya, saya belum mendapatkan jawaban dari segala kebimbangan di hati saya. namun seketika itu saya ingat bahwa jawaban yang diberikan oleh Allah tidak semata-mata hanya dari isyarat mimpi saja, namun bisa dengan cara lain yakni Allah akan menunjukkan bagaimana sifat, perilaku, dan segala macam yang menimbulkan kebimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. 

Entah itu dari hal yang bersangkutan itu sendiri ataupun dari orang lain yang dapat membuktikan hal itu baik atau buruknya. selang beberapa hari ternyata satu persatu mulai terlihat bagaimana aslinya dan kemudian pada hari dimana saya mengetahui sendiri bagaimana sesungguhnya sesuatu yang telah membuat saya mengacuhkan pendapat beberapa orang yang jelas-jelas menginginkan yang terbaik untuk saya, maka saya putuskan untuk membuang jauh hal yang saya anggap baik (dulu) itu. akibat dari kejadian ini tentu ada rasa sakit, terlebih jika mengingat orang-orang yang telah memberikan masukannya kepada saya tetapi tetap saja keras kepala. 

Namun saya sadar bahwa tidak ada untungnya juga saya terlalu larut dengan kejadian itu, sebab dari semua cerita yang saya alami ini,  terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil. Yang pertama saya bersyukur sudah bisa lepas dari hal tersebut, yang kedua saya bisa belajar untuk tidak mudah percaya terhadap suatu hal, yang ketiga saya bisa mengetahui siapa saja orang yang peduli dengan saya dan mau memberikan pendapat sekalipun saya tidak mempercayainya, yang keempat saya bisa belajar bahwa untuk melihat sesuatu jangan mendahulukan hati, tetapi perlu adanya logika yang masuk akal, yang kelima saya harus merubah sikap keras kepala yang ada pada diri saya yang nantinya akan merugikan diri saya sendiri dan selanjutnya adalah ikutilah kata orang tua, karena orang tua adalah orang yang paling tahu dan menginginkan sebuah kebahagiaan untuk buah hatinya tanpa harus beliau mengetahui sendiri bagaimana hal itu dari segi pandangmu, yang terpenting lagi adalah dekatkan diri kita kepada Allah, karena hanya dengan cara itu ketika kita mempunyai masalah bagaimanapun beratnya, bagaimanapun kecewa dan menyesalnya namun sakit yang kita rasakan hanya sementara dan tidak sampai berlarut-larut karena kita tentu sibuk bersyukur karena telah diberikan petunjuk yang benar sekalipun kita juga merasakan sakitnya. 

Tetapi setidaknya kita tidak terlalu jauh terperosok dalam keyakinan akan sesuatu hal justru tidak baik untuk kita. Allah memberikan sebuah ujian hanya kepada orang-orang yang menurutnya kuat untuk menerimanya, dan tidak semua orang mendapatkannya. Dan yang perlu di ingat lagi bahwa Allah tidak akan pernah menguji hambanya diluar batas kemampuan hambanya, dan setiap ujian yang diberikan selalu disertai dengan hikmah yang luar biasa yang sekaligus dapat dijadikan sebagai cambuk dan pelajaran bagi diri kita. Disini saya tidak bermaksud untuk menggurui siapapun, saya hanya ingin berbagi cerita tentang apa yang saya alami. Barangkali ada sesuatu yang dapat diambil dari cerita saya ini.saya juga ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada orang-orang yang masih setia dengan saya sekalipun saya sudah membuat kesalahan yang besar dengan tidak mempercayainya, saya juga ingin meminta maaf untuk itu, semoga dengan adanya kejadian ini hidup saya dan kita dapat lebih baik lagi kedepannya. Amiinyarobbal'alamin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun