Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Semangat Itu Tak Kenal Usia

22 Juni 2019   18:58 Diperbarui: 22 Juni 2019   19:01 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pose usai acara/Anis Hidayatie (doc.pri )

Tekad menjadikan jari sebagai alat perjuangan kata-kata ternyata diapresiasi dengan gempita oleh teman-teman saya. Para pejuang Qur'an, guru TPQ se kecamatan Pujon Kabupaten Malang, yang terkenal dengan Kafe Sawahnya. Meski usia mereka banyak yang tergolong manula namun ghirah, semangat mengikuti acara workshop menulis mengagumkan saya.

Dimulai tepat pukul 8.00 pagi untuk registrasi, mendengarkan semua sambutan dengan hikmat, Bu Yayuk sebagai ketua, Pak Gatot dari KUA, Pak Amin selaku Kepala desa, serta Kyai Qomar dari MUI. Peserta menyimak pembacaan ayat suci, menyanyikan lagu Indonesia  Raya dengan  lantang hingga meneriakkan yel-yel yang digemakan ketua MUI kecamatan, KH. Qomar,  "NKRI ! harga mati." 

Para tokoh masyarakat yang menghadiri acara, bersiap salaman dengan peserta/Anis Hidayatie (doc.pri)
Para tokoh masyarakat yang menghadiri acara, bersiap salaman dengan peserta/Anis Hidayatie (doc.pri)

Lebih dari 100 orang peserta hadir memenuhi ruangan Balai desa, secara ada lebih 100 TPQ yang diundang hadir, dengan mengirimkan masing-masing 2 orang perwakilan. Peserta sebanyak itu datang dengan satu tujuan, salim, salaman untuk menggugurkan kesalahan dalam momen halal bihalal serta mengikuti pelatihan kepenulisan.

Mulanya, peserta banyak yang menawar untuk menyelesaikan di rumah, namun saya bergeming, apapun bentuknya silahkan diselesaikan tulisan tentang kisah TPQ kita, boleh berbasis android, pun by paper. Dengan kerangka tulisan memenuhi hal berikut, Kapan tpq berdiri, didirikan oleh siapa, alasan berdiri, berapa peserta pertama, siapa saja,sekarang jadi berapa, siapa saja gurunya, hal yang menarik dari TPQ tersebut serta harapan didirikannya TPQ ( visi misi ). Dengan menggunakan cara bertutur POV 1. Orang pertama. AKU atau Saya. Sebagai tokoh utama yang bercerita.

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
Saya minta kita selesaikan hari itu juga. Ada Mbak Lis, novelis yang siap memandu, peserta yang kurang bisa menulis kita arahkan. Yang penting jadi tulisan. Rata-rata kesulitan  hanya pada lead paragraf pembuka saja, setelah terurai, dengan saya berikan contoh, mereka menulis lancar. Laksana air mengalir. Sampai paragraf akhir. 

Spirit menyelesaikan tulisan itu sungguh mengagumkan. Untuk ukuran pemula ini luar biasa. Kerangka yang saya berikan bisa dijabarkan peserta menjadi satu jalinan kisah yang indah, tinggal merapikan saja. Rata - rata mampu membuat tulisan lebih dari 6 paragraf. Ini sudah cukup untuk memenuhi sebuah kisah.

Kira-kira 1 jam tugas menulis itu diselesaikan peserta, bahagia terpancar di wajah mereka usai menuliskan kalimat akhir. " Akhirnya, bisa juga saya menulis." Cetus salah satu peserta.

" Iya, gak nyangka ya, sudah tua gini masih bisa ngarang, hehe." Yang lain menimpali.

Lega, itu yang saya rasakan, berhasil sudah tujuan workshop kali ini. Menghasilkan karya tulis, tentang profil lembaga TPQ masing-masing, se kecamatan, untuk kemudian saya kumpulkan jadi antologi Kisah Menarik TPQ kecamatan Pujon dalam sebuah buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun