Mohon tunggu...
Anida Muthmainnah Lubis
Anida Muthmainnah Lubis Mohon Tunggu... -

karyawan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesiaku : Negara yang (Masih) Tertinggal

19 April 2014   12:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

INDONESIAKU: NEGARA YANG (MASIH) TERTINGGAL

Seperti yang kita tahu perkembangan IPTEK saat ini sangat melaju cepat di belahan bumi manapun, termasuk di Indonesia. Handphone, komputer, alat teknologi kesehatan, dan lain lain semakin hari semakin berkembang tiada hentinya dan tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan tersebut sangat membantu kehidupan kita sehari-hari, seperti misalnya kemajuan IPTEK di bidang komunikasi yaitu dengan adanya handphone dan internet sangat membantu manusia untuk saling berkomunikasi dengan jarak sejauh apapun dan memudahkan mencari informasi ataupun mengakses berita terkini, dunia seperti tak ada batasnya.

Indonesia pun mengalami hal yang serupa dengan negara-negara lain. Kehidupan di Indonesia pun sama dengan negara lain . kehidupan di Indonesia sangat modern, serba mudah, serba cepat, dan teramat canggih. Ya tapi sangat disayangkan perkembangan IPTEK tersebut hanya dirasakan di kota-kota besar, penyebaran perkembangan IPTEK di Indonesia tidak merata sampai pelosok-pelosok negeri ini misalnya masih ada desa yang tidak ada listrik, masih ada di desa-desa anak-anak yang ingin bersekolah saja harus menantang maut menyebrangi sungai tanpa jembatan, masih ada daerah yang untuk berobat saja harus ke kota besar karena tidak adanya alat kesehatan yang memadai di desa mereka. Miris memang, tapi itulah kenyataan yang ada.

Banyak sekali sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, beribu-ribu lahan pertanian, perkebunan, pertambangan, batu bara, dan lain sebagainya. Namun, sampai detik ini apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera?jawabannya pasti tidak bukan?ya memang tidak. Tingkat kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi. Kenapa?karena SDA (Sumber Daya Alam) yang berlimpah ruah ini tidak diimbangi dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai. Saya pernah mendengar cerita dari bos saya waktu saya bekerja, bos saya membeli tanah para petani di daerah Bali untuk dijadikan hotel dan beliau bercerita bahwa para petani itu tidak bisa membaca dan ketika disuruh tanda tangan akte jual-beli pun mereka tidak bisa dan akhirnya menggunakan cap jari. Jika perkembangan IPTEK ini menyebar secara merata akan membantu SDM kita berkembang, dan mungkin tidak akan ada lagi yang namanya “daerah tertinggal”.

Apabila Pemerintah mencanangkan program pemerataan perkembangan IPTEK di Indonesia khusunya di daerah-daerah terpencil namun kaya akan sumber daya alam, maka kita dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara maksimal tanpa ada campur tangan pihak luar negeri yang hanya akan membodohi kita dan mengeksploitasi sumber daya alam kita saja. Misalnya saja, jika di daerah pertanian para petani diajarkan menggunakan komputer dan internet mungkin akan memudahkan para petani melihat prediksi cuaca agar padi yang ditanam dapat menghasilkan hasil yang lebih efisien, dan misalnya para petani juga dapat mengakses internet harga pasaran beras di Indonesia sehingga mereka tidak mudah dibohongi oleh para tengkulak yang membeli hasil panen mereka dengan harga yang sangat rendah. Tentu akan sangat bermanfaat apabila perkembangan IPTEK tersebar secara merata, terlebih diera globalisasi seperti sekarang ini. Jika kita buta akan teknologi, kita tidak dapat bersaing dengan negara lain. Dan tentu akan mengancam perekonomian negara kita.

Untuk itu, wahai Pemerintah, wahai para penerus bangsa, sudah saatnya kita melek terhadap kemajuan IPTEK. Mari bekerjasama membangun Bangsa ini dengan IPTEK.

HIDUP MAHASISWA! HIDUP RAKYAT INDONESIA!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun