Mohon tunggu...
Politik

Ternyata Kualitas Tim Kampanye Nasional Jokowi Cukup Menyedihkan

6 November 2018   07:53 Diperbarui: 6 November 2018   07:57 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadinya saya pikir TKN Jokowi-Maruf itu isinya orang-orang yang berkualitas. Bagaimana tidak berkualitas, partai pendukung Jokowi  ada 11 Partai kalau tidak salah, lalu posisi sebagai Petahana yang punya akses luas ke seluruh birokrasi , didukung juga oleh mayoritas Kepala  Daerah dan ditunjang tersedianya dana kampanye yang unlimited.

Seharusnya diatas kertas kualitas TKN Jokowi akan hebat. Sekali lagi hitungan di atas kertas seharusnya TKN Jokowi akan sangat berkualitas.

Tapi sayingnya ternyata tidak demikian.  Satu contoh kecil saja yang sangat mencolok adalah  para pendukung Jokowi terkesan selalu saja panic dengan maneuver-manuver kubu Prabowo.  Ini sangat mengherankan karena fakta yang ada (katanya) seluruh lembaga survey menghitung Elektabilitas Jokowi-Maruf dalam 2 bulan terakhir selalu mencapai Magic Number.

Logika manapun di belahan dunia manapun, bila Elektabilitas seorang Capres mencapai angka diatas 53% seharusnya Tim Pemenangannya akan santai bekerjanya.  Tidak perlu menyerang lawan sama sekali melainkan hanya focus mempertajam brand dari Capres yang ada.

Yang seharusnya dilakukan TKN Jokowi lebih focus kepada interaksi terhadap pemilih yang ada. Lebih focus dengan mengolah program-program  yang akan ditawarkan dan dipertajam substansi-substansinya.  Kira-kira seperti itulah seharusnya langkah-langkan Tim Kampanye yang sudah  jauh diunggulkan oleh lembaga-lembaga Survey.

Akan tetapi faktanya jauh berbeda.  TKN Jokowi malah selau panic dan sangat takut dengan  kekalahan yang mungkin akan terjadi.  Contoh kepanikan-kepanikan  TKN Jokowi sangat terlihat dengan takutnya mereka pada berbagai isu seperti : Isu Taggar 2019 Ganti Presiden,  isu Emak-emak,  dan isu lainnya.

Jejak digital sudah mencatat bagaimana gerakan taggar 2019 Ganti Presiden membuat kubu Jokowi panas dingin sehingga berusaha meredam  sana-sini dengan cara "memblokade"  beberapa tokoh seperti Neno Warisman, Rocky Gerung,  Ahmad Dani dan lainnya.  

Bahkan Ustad Abdul Somad yang tidak ada hubungannya dengan Tim Kampanye Prabowo pun dihalang-halangi untuk memberikan tausiah-tausiah di berbagai kota.  Alasannya katanya staf UAS berasal dari HTI.  Bahkan sampai bendera Tauhid dibakar oleh organisasi sayap pendukung Jokowi.

Begitu juga dengan isu Emak-emak. Pada hebohlah di kubu Jokowi berkomentar. Katanya istilah Emak-emak seharusnya diganti Ibu bangsa dan seterusnya dan seterusnya . Hahahaha. Sampai segitunya ketakutan kubu lawan akan semakin membesar kekuatannya.

Sekali lagi apa gunanya Elektabilitas selevel Magic Number kalau sampai isu-isu kecil menjadi momok yang menakutkan bagi TKN Jokowi?  :D

Kepanikan-kepanikan tersebut semakin hari semakin menjadi-jadi. Kita lihat saja waktu Ratna Sarumpaet membuat Hoax.  Ini sangat menyedihkan melihat sepak terjang TKN Jokowi pada kasus Ratna Sarumpaet.

Sudah tahu dari fakta-fakta yang ada bahwa Prabowo itu sebenarnya menjadi korban langsung dari ulah Ratna Sarumpaet.  Prabowo sampai minta maaf ke rakyat karena telah menuntut pemerintah mengusut Penganiayaan palsu terhadap Ratna Sarumpaet.

Rakyat luas yang melihat peristiwa itu bukan rakyat bodoh. Mereka tahu betul bahwa Prabowo menjadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet.  Tetapi tidak untuk TKN Jokowi. 

Farhat Abbas dan kawan-kawan langsung mempolisikan belasan orang karena kasus itu. Yang berbohong Ratna Sarumpaet  tetapi yang dipolisikan  malah hampir semua elit di kubu Prabowo termasuk  Prabowo sebagai Capres.

Kelihatan sekali nafsu menyerangnya dari TKN Jokowi.  Kira-kira maunya apa ya?  Apa maunya mereka Prabowo ditangkap polisi terus didiskualifikasi oleh KPU sehingga yang ada Calon Tunggal? Hahahaha.

Nath itu terkait  kasus Ratna Sarumpaet.  Lalu berikutnya terkait Pidato Prabowo yang dipolitisir menjadi isu Tampang Boyolali. Hahaha. Akhirnya saya harus tertawa setelah tahu persis peristiwanya. Pada artikel berapa hari yang lalu saya hanya memprediksi ada orang-orang yang mendendam pada prabowo yang melakukan provokasi terhadap masyarakat Boyolali.  

Tapi ternyata yang memprovokasi ribuan orang Boyolali berdasarkan temuan Tim prabowo, ternyata aktornya  adalah  Bupati Boyolali yang berasal dari PDIP. Wah pantesan saja demonya di alun-alun milik Pemkab Boyolali.  Malah sang Bupati ikut teriak berorasi dengan Bahasa-bahasa Kasar.

Saya tidak tahu persis instruksi TKN Jokowi terhadap Bupati Boyolali. Tetapi yang jelas tindakan-tindakan Bupati tersebut patut diduga melakukan tindak pidana Pemilu.

Sayang bukan. Niatnya ingin menjatuhkan Prabowo tetapi akhirnya diperiksa Bawaslu.  Ini malah merugikan TKN Jokowi secara keseluruhan.

Kenapa harus begitu bernafsu berkali-kali  menyerang sang penantang sementara Elektabilitas penantang disebut 20% dibawah petahana?  Dimana kualitas TKN kalau begitu?

Dan terakhir yang membuat saya merasa geli adalah  TKN Jokowi membalas menyerang Tim Prabowo yang mengkritisi kebijkan  Impor pangan yang dilakukan Jokowi.

Yang dikritisi oleh Tim Prabowo adalah kebijakan impor-impor berbagai komoditi terutama Impor Pangan.  Kritikan ini jelas kok. Bahkan Bulog dan Menteri perdagangan sempat "berkelahi" di depan public.

Yang lucu banget kemudian, TKN Jokowi membalas kritikan impor dengan mengkritisi Prabowo yang mengimpor Kuda sebagai binatang peliharaan Prabowo. Hahahaha.

Apa hubungannya impor pangan dengan impor Kuda?  Apa hubungannya impor nasional terkait kebutuhan masayrakat luas dengan impor beberapa ekor kuda sebagai hobby dari seseorang? Hahahaha.

Jaka Sembung gendong orok dong. :D .

Prabowo mau impor puluhan kuda juga tidak akan membebani rakyat. Sementara Jokowi mengimpor Beras, Gula dan lain-lainnya berdampak pada petani. Masak bisa dibandingkan sih? Hahahaha.

Jadi ya begitulah. Saya cukup heran dengan kualitas TKN dari Jokowi.

Done.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun