ISLAM MENGEDEPANKAN IMAN DAN ILMU
Oleh: Maryono
Iman merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang dibenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan atau perbuatan. Adapun pokok-pokok kepercayaan seseorang terkandung dalam rukun iman mencakup iman kepada allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir serta qada dan qadar. Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu. Lebih lanjut Mohammad Hatta (1954: 5) sebagaimana dikutip oleh Uhar Suharsaputra bahwa “ilmu merupakan pengetahuan yang di dapat dengan jalan keterangan”. Dengan demikian ilmu itu diartikan sebagai pengetahuan.
Antara iman dan Islam kedua-duanya saling mengisi dan melengkapi sehingga menuju kesempurnaan. Itu sebabnya ada pepatah agama bahwa “Ilmu tanpa iman pincang, dan iman tanpa ilmu buta”. Pepatah tersebut menunjukan bahwa ilmu dan iman harus beriringan, seimbang, saling mengisi dan menempati kedudukan yang seimbang dan sama penting. Sehinga kita harus mengetahui bahwa ilmu merupakan kunci sukses seseorang dalam mengarungi kehidupan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tabrani, rasulullah saw bersabda:
(منارادالدّنيا فعليه بالعم ومن ارادالاخرةفعليه با لعلم ومن ارادهمامعا فعليه با لعلم. (رواه الطبراني
Artinya: “Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu”. (H.R. Tabrani)
Itu sebabnya Islam menganjurkan umatnya agar senantiasa meningkatkan keimanan pada dirinya dan giat dalam menuntut ilmu agar kesuksesan dalam hidup dapat tercapai. Secara tegas Islam menetapkan bahwa hukum menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslimin dan muslimat. Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai motivasi diri seseorang agar mau menuntut ilmu adalah ilmu itu sendiri dapat menjadi perhiasan, menjadi kehormatan/keutamaan dan menjadi tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji bagi orang yang memiliki ilmu tersebut, serta ditinggikannya derajat orang-orang yang berpengetahuan. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, di dalam Qs. Al-Mujadalah/58: 11 Allah swt, berfirman:
يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات والله بما تعملون خبير
Artinya: ”.....niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Mujadalah/58: 11)
Memahami isi kandungan Qs. al-Mujadalah/58: 11 di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya orang-orang yang beriman dan berilmu itu tidak ada rasa susah-payahnya dalam mencari harta dan menggapai keinginan yang dicita-citakan, baik berupa suatu profesi maupun kedudukan/derajat/pangkat yang diharapkan. Dan kita tahu bahwa manusia itu berhak mendapatkan satu bagian dari tiga bagian, yaitu mulia, dimuliakan, atau menyerupai orang lain. Itu sebabnya kita juga harus memahami beberapa hikmah di balik orang-orang yang berilmu, di antaranya bahwa:
1. Orang-orang yang berilmu itu biasanya lebih bisa menjaga diri karena ketika sempurna alias cerdas otaknya seseorang, maka sedikit perkataannya. Sebaliknya bagi orang-orang yang bodoh (جَهْل), biasanya banyak bicara dan tidak bisa menjaga dirinya.