Ketertinggalan budaya terjadi ketika suatu budaya tidak mampu mengikuti perkembangan zaman akibat derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Hal ini menyebabkan budaya lokal kehilangan relevansi, mengalami penurunan jumlah peminat, atau bahkan terancam punah. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, budaya dari negara-negara maju semakin mudah diakses melalui berbagai media, membuat budaya lokal sulit bersaing dan beradaptasi.
Salah satu penyebab utama ketertinggalan budaya adalah dominasi budaya global. Budaya dari negara maju menyebar dengan cepat melalui media sosial, film, musik, dan teknologi, sehingga masyarakat, terutama generasi muda, lebih tertarik pada tren global dibandingkan mempertahankan tradisi lokal. Selain itu, perubahan pola hidup yang semakin modern juga membuat kebiasaan dan adat istiadat lama ditinggalkan. Kurangnya inovasi dalam budaya lokal menjadi faktor lain yang menyebabkan budaya sulit diterima oleh generasi muda, karena tidak disesuaikan dengan perkembangan zaman. Minimnya dukungan dan kesadaran dari pemerintah, komunitas, maupun individu juga mempercepat kepunahan budaya lokal, terutama jika tidak ada upaya konkret untuk pelestariannya.
Ketertinggalan budaya memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan tradisi dan identitas suatu masyarakat. Salah satu dampak utamanya adalah hilangnya tradisi dan adat istiadat karena tidak diwariskan dengan baik kepada generasi berikutnya. Selain itu, penggunaan bahasa daerah juga mengalami penurunan drastis karena generasi muda lebih banyak menggunakan bahasa global dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Hal ini juga menciptakan ketimpangan budaya, di mana beberapa daerah lebih cepat beradaptasi dengan globalisasi dibandingkan yang lain, sehingga terjadi kesenjangan dalam pemahaman dan praktik budaya.
Untuk mengatasi ketertinggalan budaya, diperlukan berbagai upaya yang melibatkan teknologi dan kesadaran kolektif masyarakat. Salah satu cara efektif adalah dengan mempromosikan budaya lokal secara digital, memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan seni, tradisi, dan bahasa daerah agar tetap relevan di era modern. Pendidikan dan kesadaran budaya juga harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan formal dan non-formal, sehingga generasi muda memahami pentingnya melestarikan warisan budaya. Selain itu, inovasi dalam pelestarian budaya dapat dilakukan dengan mengadaptasi unsur modern, seperti menggabungkan seni tradisional dengan teknologi digital atau menciptakan wisata budaya berbasis teknologi. Pemerintah dan komunitas juga memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan dan program yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan budaya lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI