Tahun 2025 belum habis, tapi arah politik Indonesia sudah mulai terllihat jelas, kekuasaaan makin terkonsentrasi, tapi bukan pada satu ideologi melainkan pada satu keluarga. Dari pusat hingga daerah, dari eksekutif hingga legislatif, makin banyak nama yang muncul bukan karena rekam jejak, melainkan karena garis keturunan.
Lalu publik bertanya
Apakah ini demokrasi ?
Atau kita sedang perlahan-lahan berubah menjadi "Negara Keluarga", di mana jabatan diwariskan, bukan dipilih berdasarkan kemampuan ?
Dari Politik Rakyat ke Politik Keturunan
Dulu, ketika reformasi bergema di akhir 90 -an, harapan besar muncul politik akan lebih terbuka, kekuasaan bisa diakses oleh siapa pun yang mampu, bukan yang punya hubungan darah. Tapi hari ini, kita menyaksikan "Kebalikanny"
Coba perhatikan
- Anak pejabat jadi calon kepala daerah
- Saudara kandung duduk di kursi legislatif
- Menantu atau Ipar menduduki posisi strategis di pemerintahan dan BUMN
- Bahkan, proses politik sering hanya jadi formalitas untuk melegitimasi orang-orang yang "sudah dipilih dari dalam"Â