Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Content Writer

💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Suara Lembut: Mengenal Manipulasi Terselubung dari Soft Spoken Manipulators

5 Desember 2024   22:17 Diperbarui: 5 Desember 2024   22:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang cukup kaget dengan sifat dalam balutan seseorang yang sangat "soft spoken" bahkan itu terkenal sebagai kepribadian diri seseorang yang cukup mengagumkan? Saya pun baru tahu ternyata dalam ilmu psikologi konsep dari sifat soft spoken itu tidak hanya mutlak sebagai kepribadian yang baik dengan makna kata seseorang yang memiliki sifat yang lemah lembut, tenang dan penuh perhatian. Namun, ternyata ada makna kata yang berlawanan dari soft spoken yang asli maknanya adalah baik justru ketika di salahgunakan untuk tujuan manipulasi sebagai kepribadian maka menjadikan seseorang masuk dalam kategori "soft spoken manipulators".

Jadi, ketika kita melihat orang-orang yang lemah lembut, tenang dan penuh perhatian justru perlu juga untuk kita memberikan peringatan kepada diri kita terkait bagaimana cara seseorang tersebut menggunakan kepribadian yang soft spoken itu terhadap orang lain bahkan kepada diri kita. Karena, saya pun cukup kaget untuk setidaknya sekali mungkin, saya pernah punya kejadian seperti ini tapi saya tidak tahu kalau kepribadian seseorang yang memang sangat lembut, tenang dan penuh perhatian sekali itu bisa memanipulasi. 

Setelah saya dalami, ya saya pernah punya kejadian sekali dengan orang yang soft spoken manipulators, memang awalnya saya tidak sadar kalau orang tersebut sedang memanipulasi saya, hanya saja kesadaran itu timbul karena kesalahan yang dilakukan oleh orang tersebut berulang kali hingga saya sampai tidak menyangka bahwa dia yang saya kenal sebagai teman yang sangat lembut ternyata bisa memanfaatkan situasi dari kepribadiannya yang lemah lembut tersebut untuk memanipulasi.

Barangkali, mungkin teman-teman juga pernah punya kejadian dengan orang-orang yang seperti ini? Karena, memang seperti tidak terlihat ya, bahwa seseorang yang terbilang tidak akan mungkin punya niatan yang buruk dan busuk seperti itu, ternyata tetap punya makna-makna dan tujuan-tujuan negatif, yang kalau tidak sadar ya, memang tidak akan terlihat kalau tidak di dalami. Yang mana soft spoken manipulators ini menjadikan kepribadiannya yang terkenal soft spoken sebagai alat untuk mendapatkan kepercayaan orang lain sehingga mereka cenderung terlihat tidak mengintimidasi karena nada bicaranya akan sangat lembut

Kemudian, mereka juga jarang ingin terlibat dalam sebuah konflik bahkan menghindari sebuah konflik dengan mengurungkan niat atau keinginannya secara langsung kepada orang lain namun dibalik kelembutannya ia tetap mengatur strategi bagaimana mempengaruhi keputusan orang lain secara halus sehingga ia berusaha untuk menyembunyikan maksud sebenarnya dengan tetap bersikap lembut sehingga orang lain sulit sekali menyadari bahwa ada tujuan-tujuan dan makna-makna yang buruk dan busuk dari apa yang ingin ia capai. 

Sehingga ini menunjukkan bahwa kepribadian seseorang yang terlihat sangat soft spoken itu tidak selalunya akan sejalan dengan niat seseorang terhadap diri kita, walaupun konteks soft spoken itu aslinya adalah kepribadian yang baik akan tetapi bila diterapkan secara manipulatif ia akan tetap berubah makna sebagai bentuk atau alat dalam mempengaruhi orang lain demi mendapatkan keuntungan pribadi. 

Cukup menyeramkan dan sangat mengerikan bahwa kalau kita selama ini hanya mengetahui soft spoken itu sebagai sifat yang baik namun apabila kita memperluas cara pandang dan cara berpikir kita dengan konteks dan perspektif dalam hal ini maka baik buruk seseorang itu jatuhnya tergantung bagaimana sesuatu itu dilakukan bukan tergantung pada sifat yang ditunjukkan. Nah, mungkin teman-teman bertanya-tanya, apakah sifat soft spoken manipulators ini sama dengan nastistic personality disorder (NPD)? Walaupun mirip, akan tetapi soft spoken manipulators dan NPD ini adalah dua hal yang berbeda. Meskipun, dua-duanya berakar dari bagaimana memanipulasi orang lain namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. 

Dibandingkan NPD, sebenarnya soft spoken manipulators ini tidak akan lebih parah dan serius dari ketika kita menghadapi seorang NPD karena ketika menghadapi NPD sudah jelas sekali karakternya akan membuat orang yang sedang dimanipulasi itu emosionalnya akan terguncang karena seorang NPD itu akan mencari validasi agar egonya selalu terpenuhi dengan cara membolak-balikkan situasi dan kondisi agar dalam keadaan apapun dia yang paling benar.

Biasanya, mekanisme seseorang yang memiliki niat dan tujuan yang buruk sebagai seorang soft spoken yang beralih menjadi soft spoken manipulators adalah untuk mencapai tujuannya ia menggunakan kelembutan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kepentingan pribadi dengan sangat licin dan pasif sehingga bahkan kalau tidak sadar memang tidak akan terlihat, sehingga sebenarnya dampak dari manipulasi seorang soft spoken manipulators ini akan parah atau tidak, tentu tergantung dari niat dan tujuan seseorang yang soft spoken manipulators ini. 

Oleh karena itu, ketika kita sudah sadar bila yang sedang kita hadapi adalah seseorang yang soft spoken manipulators maka yang harus kita bangun dari diri kita adalah menerapkan batasan-batasan untuk jangan sampai termanipulasi dengan kelembutan, ketenangan dan sikap yang penuh perhatian dari orang tersebut karena sifat-sifat itulah yang menjadi alat untuk ia mencapai tujuan yang busuk dan buruk dari diri kita karena walaupun ini tidak terlalu serius efeknya dibandingkan berhadapan dengan seorang NPD, namun lama-lama kalau kita tidak membangun batasan dan menjaga jarak dari seseorang yang seperti ini maka kita akan dimanfaatkan terus-menerus termakan dan termanipulasi dengan skema serta skenario yang dibuat oleh seseorang yang soft spoken manipulators. Jadi, sebaiknya untuk tetap berhati-hati dan kenali lebih dalam untuk segera sadar lalu menerapkan batasan yang tegas kepada orang yang seperti ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun