Mohon tunggu...
Anggit Pujie Widodo
Anggit Pujie Widodo Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. ( Pramoedya Ananta Toer )

Selanjutnya

Tutup

Love

Kagum, Cinta, Tak Bisa

6 November 2022   01:08 Diperbarui: 24 Februari 2024   23:41 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lilin. (Foto by Anggit)

Mengerti posisi dan kondisi..

Memainkan rasa untuk sekedar hiburan..

Perih yang terasa hanya satu sisi..

Parasnya kini tak lagi jadi harapan..

Malam semakin gelap, jarum jam semakin mengarah kearah angka 2. Lampu-lampu jalan raya masih tetap bersinar, para pedagang angkringan warung kopi masih tetap stand by jika ada pelanggan. Muda-mudi penikmat kopi malam Minggu sedang asik menikmati malam bersama para rekan. 

Secangkir kopi, bersanding dengan rokok yang masih full, malam Minggu kali ini terasa begitu hangat setelah sejak pagi sudah tidak berada dirumah. Seruputan kopi, satu hisapan rokok diiringi lagu Deny Caknan semakin membuat suasana begitu syahdu. 

Malam Minggu ku tetap sama seperti sebelumnya, tidak ada yang istimewa, yang membedakan kadang hanya aku punya selembar uang 50 ribuan atau tidak. Bahkan terkadang untuk mencari secangkir kopi saja harus ngutang dahulu, untung saja salah satu rekan punya warung kopi jadi bisa totalan di akhir. 

Di gelapnya malam bertatap lampu sorot jalan raya, aku duduk di pojok warung kopi dekat dengan tempat pembuatan kopi. Dibawah lampu remang-remang berwarna kuning, ditemani empat anak muda yang umurnya masih sangat muda, aku berdendang melepas penat setelah gejolak ekonomi menuntut untuk terus berputar. 

Empat anak muda yang berada di sekeliling, menemani malam Minggu tak berdayaku sejatinya setiap hari selalu aku temui. Satu anak muda dengan perawakan seperti tukan ojek dan rambut gondrong, satunya lagi bercelana pendek menggunakan Hoodie dengan hidup lebar, satunya lagi sedikit gemuk yang jauh merantau dari sumatera. Sedangkan satunya lagi si karyawan yang bekerja di warung kopi tersebut, pesilat yang tidak pernah silat. Apalagi silat lidah. 

Semula semua berjalan seperti biasa, menyanyi bersama mengikuti irama musik yang menghantam keluar dari sound. Berbagai genre lagu dibunyikan, mulai pop, dangdut, rege hingga koplo. Sembagi menikmati lagu yang keluar dan bibir yang terus bercuap-cuap mengikuti lirik lagu, aku scroll status WhatsApp di hp barangkali disana aku menemukan ide untuk dijadikan bahan pekerjaan besok. 

Setelah beberapa menit scroll, aku temukan satu status seorang perempuan, perawakan masih muda. Aku mengenalnya, yah jelas saja, perempuan muda itu juga pastinya sudah mengenalku, buktinya statusnya selalu muncul di laman status WhatsApp ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun