Maraknya kasus judi online di Indonesia telah menjadi ancaman serius bagi generasi muda. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat kerugian ekonomi akibat judi online mencapai Rp600 triliun pada 2024 dan berpotensi menyentuh Rp1.000 triliun pada 2025 jika tidak ada langkah pencegahan. Di sisi lain, survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa hanya 35% remaja Indonesia yang memahami dasar literasi keuangan, seperti menyusun anggaran atau membedakan kebutuhan dan keinginan. Rendahnya pemahaman ini membuat anak muda rentan terjebak perilaku konsumtif, termasuk perjudian daring.
Menanggapi kondisi tersebut, Anggita Puspita Sari mahasiswa Program Studi Manajemen, Universitas Slamet Riyadi (Unisri), yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tibayan, menginisiasi Program Kerja Individu bertajuk “Penyuluhan Manajemen Diri dan Finansial sebagai Bekal Karang Taruna Desa Tibayan untuk Menangkal Bahaya Judi Online”. Kegiatan ini diselenggarakan di Balai Desa Tibayan pada Kamis, 31 Juni 2025 di malam hari.
Dalam penyuluhan tersebut, Anggita memaparkan materi yang mencakup manajemen diri, Manajemen finansial dan dampak judi online dibahas secara mendalam. Suasana diskusi berlangsung interaktif, di mana para peserta Karang Taruna aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan terkait fenomena judi online yang mulai merambah desa-desa. Beberapa peserta mengaku mengenal kerabat atau teman sebaya yang terjerat hutang akibat kecanduan judi daring, sehingga merasa penyuluhan ini relevan dan bermanfaat.
Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran peserta mengenai pentingnya literasi finansial sebagai langkah preventif terhadap perilaku konsumtif berisiko tinggi. Penyuluhan ini menjadi contoh nyata bahwa pemberdayaan pemuda desa melalui peningkatan literasi finansial tidak hanya memperkuat kemandirian ekonomi, tetapi juga melindungi generasi muda dari jeratan perilaku yang merugikan.
Anggita berharap, melalui kegiatan ini, pemuda Desa Tibayan dapat menjadi agen perubahan yang membentengi diri dan lingkungannya dari bahaya judi online. “Edukasi finansial sejak dini adalah benteng terkuat melawan godaan instan seperti judi online. Ketika kita paham cara mengelola uang, kita akan lebih bijak mengambil keputusan finansial,” ungkapnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI