Mohon tunggu...
Anggela Krisna
Anggela Krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teori Belajar Batch 46

IGA Ayu Anggela Heni Krisnayanti, (01669200066), Batch 46, Teknologi Pendidikan, UPH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep ZPD pada Anak Superior Menurut Lev Vygotsky

1 Oktober 2021   14:21 Diperbarui: 1 Oktober 2021   14:30 2892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zone of proximal development (ZPD), merupakan istilah untuk kegiatan yang sulit dikuasai anak secara mandiri namun dapat dimengerti dengan bantuan orang dewasa atau orang yang lebih ahli dibidangnya. Istilah ZPD sendiri dikemukakan oleh Lev Vygotsky, seorang ahli psikolog yang lahir pada tanggal 5 November 1896 di Rusia. Besar dikota Gomel dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Sejak sekolah Vygotsky  sudah dikenal dengan pemikiran kritisnya sehingga dijuluki "professor kecil" oleh teman-temannya. Vygotsky  salah satu ahli yang memiliki pemikiran bertentangan dengan teori perkembangan kognitif piaget. Pada perkembangan kognitif piaget dikemukakan 4 tahap perkembangan disertai usia masing-masing tahap. Pada teori Vygotsky beliau menciptakan teori 2 garis utama perkembangan kognitif anak pertama "garis alamiyah" yang muncul dari dalam diri manusia secara alami, dan kedua garis "social historis" lingkungan sosial yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak sejak kecil.

cara mengetahui proses ZPD atau daerah terdekat perkembangan kognitif anak ini sangat unik, dapat dilihat dari tingkat perkembangan actual dan potensial. Tingkat perkembangan actual ini menekankan pada perkembangan kemandirian anak dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, tingkat perkembangan potensial merupakan kemampuan seorang anak menyelesaikan tugas dengan pengawasan seorang ahli dalam hal ini seperti guru dan kerjasama dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Tingkat perkembangan actual berada pada tingkat batas bawah ZPD, dan tingkat potensial berada pada batas atas. Jadi tingkat ZPD anak/ setiap individu dapat dilihat dari 2 batas tersebut, hasil ZPD anak juga memiliki perbedaan masing-masing walaupun kegiatan yang sedang dilakukan sama, karena garis alamiyah dan social historis yang berbeda- beda setiap anak.
 

Salah satu contoh dari konsep ZPD yaitu pembelajaran membaca dasar anak TK A, sebelum memulai kelas guru memberikan satu beberapa kata untuk dibaca oleh anak tersebut, kemudian anak tersebut belum dapat membaca kata yang disediakan, kemudian guru membantu dengan menulis dipapan dan mendampingi siswa, kemudian beberapa saat siswa tersebut mampu membaca kata tersebut dengan baik, kembali ditambahkan kata baru oleh guru kemudian siswa sudah mampu membaca kata baru tanpa bantuan guru. Dimana proses ZPD tersebut dapat dilihat dari proses penerimaan pengetahuan siswa dari yang tidak dapat membaca kata kemudian dibimbing oleh guru sampai siswa dapat membaca kata baru.

Manfaat yang didapatkan siswa dari penerapan konsep ZPD ini; siswa memiliki kesempatan yang luas dalam perkembangan zona potensial dan proksimal melalui proses pembelajaran, mengurangi kesenjangan siswa, membantu siswa memahami proses belajar mengajar melalui perantara guru, siswa diberikan kesempatan sebesar besarnya untuk mengerjakan suatu proses pengetahuan atau makna baru secara bersama-sama. Kekurangan dari konsep ZPD ini; siswa memiliki tingkat ZPD yang berbeda-beda walaupun jenis kegiatan yang dilakukan sama, guru membutuhkan waktu ekstra untuk memahami ZPD setiap siswa untuk mengoptimalkan pembelajaran dikelas.

Konsep ZPD ini dapat digunakan oleh seluruh siswa tanpa terkecuali, seperti pengalaman saya mengajar seorang anak istimewa kelas VII yang sangat pintar namun dia sangat susah diatur karena super aktif, tidak pernah bisa diam di mejanya selama proses belajar dan selalu mengganggu teman-temannya ketika belajar, sehingga tak jarang dia dijauhkan oleh teman-temannya karena dianggap terlalu aktif dan mengganggu. Disini saya sebagai guru harus bisa menyeimbangkan kepintaran yang dipunyai oleh siswa tersebut dengan teman-temannya sehingga pengetahuan yang ingin disampikan kepada siswa dikelas dapat tersalurkan dengan baik dan merata, dan siswa superior juga tidak bosan dalam kelas karena proses ZPD materi yang diajarkan telah dia kuasai lebih cepat dari teman-temannya. Kegiatan pertama yang dilakukan oleh guru adalah pembukaan dimana guru memberikan motivasi, materi dan tanya jawab sebelum lanjut pada kegiatan inti, disini guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait materi yang akan disampaikan, pada kegiatan ini siswa istimewa memiliki sifat yang aktif namun dia tidak boleh di nomer duakan jika tidak maka anak tersebut akan mengganggu teman yang lain atau protes karena tidak ditunjuk untuk menjawab pertanyaan, untuk mengurangi kegaduhan, guru bertindak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tersebut terlebih dahulu sampai tidak ada rasa pensaran, dan setelah itu memberikan kesempatan untuk teman-teman yang lain bertanya. Sehingga hasil dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan proses penerimaan informasi baru melalui tanya jawab. Kegiatan kedua adalah membuat kelompok diskusi, dimana guru memberikan undian secara acak untuk menghindari anak-anak tidak mendapatkan kelompok diskusi, selama diskusi berlangsung guru mengunjungi setiap kelompok memastikan materi dan diskusi yang mereka lakukan benar dan menanyakan kendala-kendala yan terjadi saat diskusi sedang berlangsung, pada saat saya berkunjung ke satu kelompok siswa, yang anggotanya terdapat siswa istimewa anggota yang lain mengeluh bahwa anak tersebut hanya bekerja sendiri tidak mau berdiskusi dan setelah mengerjakan tugas yang diberikan dia mengganggu anggota kelompoknya, disini saya sebagai guru memberikan arahan kepada seluruh anggota kelompok bahwa pekerjaan ini harus dilakukan bersama-sama, dan hasil diskusi juga harus diutarakan oleh seluruh anggota kelompok walaupun mereka bekerja secara mandiri di awal namun hasilnya harus diutarakan dalam diskusi, anak tersebut menurut, dan akhirnya kembali mengikuti diskusi kelompok. Pada tahap penutup diberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mengutarakan hasil diskusi dan guru memberikan evaluasi pembelajaran dan siswa dapat menerapkan materi yang disampaikan ke dalam kehidupan sehari- hari.

Dari contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa guru ini sangat berperan penting dalam proses ZPD anak, dengan mengetahui hal tersebut guru dapat mengendalikan situasi kelas dan juga dapat mengerti letak proses penerimaan materi dari setiap siswa dikelas, sehingga dapat menyesuaikan model pembelajaran dan materi yang akan disampaikan di dalam kelas dan  materi yang disampaikan akan maksimal diterima oleh siswa. Namun proses  ZPD pada anak sendiri tidak dapat diketahui dengan cepat karena memang untuk mengetahui proses tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun