Para akademisi dan dosen yang memiliki perhatian khusus terhadap hukum keluarga dan hukum Islam, pasti mengenal Jurnal Samarah. Jurnal kebanggaan sivitas akademika UIN Ar-Raniry Aceh ini merupakan salah satu jurnal yang disegani dan terindeks Scopus oleh para peneliti dan akademisi di seluruh Indonesia karena topikpembahasan hukum keluarga dan hukum Islam yang progresif, upto date, dan penting untuk dibaca. Siapa sosok di balik itu yang membesarkan Jurnal Samarah memiliki reputasi tinggi sebagai jurnal yang sangat berpengaruh dalam bidang hukum keluarga dan hukum Islam tersebut?
Satu nama yang harus disebutkan disini sebagai sosok tersebut adalah Dr. Mursyid Djawas, M.HI. Dosen kebanggaan UIN Ar-Raniry Aceh ini dikenal tangguh, trengginas dan spartan dalam mengelola Jurnal. Ketekunan berbalut kerja keras Dr. Mursyid Djawas, M.HI. dalam membesarkan Jurnal Samarah dari titik nol hingga menjadi jurnal yang sangat diperhitungkan dalam keilmuan hukum keluarga dan hukum Islam menjadi satu kisah yang menarik.
Penulis pertema kali dipertemukan dengan Dr. Mursyid Djawas, M.HI. dalam kegiatan penelitian kolaboratif yang dipimpin Prof. Dr. Irwan Abdullah, guru besar antropologi UGM/ Founder IA Scholar. Dalam satu momen di depan hotel Citin Kuala Lumpur, Dr Mursyid Djawas bercerita pengalaman beliau dalam memperjuangkan jurnal Samarah agar terindeks Scopus.
Dalam mengelola jurnal yang terindeks Scopus, respon yang cepat (fast respon) ketika melakukan proses interaksi dan komunikasi dengan pihak Scopus di waktu dinihari jam 2 pagi menjadi salah satu kuncinya. Editor in Chief Jurnal Samarah tersebut bercerita bahwa dirinya pernah ketika di email oleh pihak Scopus pada waktu dini hari. Seketika itu juga Dr Mursyid Djawas langsung merespon email dari Scopus tersebut. Kecepatan merespon ini rupanya menjadi salah satu faktor krusial jurnal Samarah yang dikelola saat itu, terindeks Scopus. "Inilah hal kecil namun sangat menentukan agar jurnal kita cepat direspon dan terindeks Scopus," ujar Beliau
Mengelola jurnal terindeks Scopus memang tidak bisa hanya ditangani dengan parsial. Lebih dari tu dibutuhkan keuletan, profesionalitas dan komitmen tinggi untuk mengawal proses jurnal tersebut sehingga memiliki reputasi intonasional dan terindek Scopus. Kerja keras dan kerja cerdas EIC menjadi salah satu daya magnet yang besar sehingga terindeks Scopus.
Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Pd. Dosen MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.