3. Penguatan SDM Lokal: Anak-anak Maluku Utara harus disiapkan untuk mengisi posisi teknis dan manajerial, bukan hanya buruh kasar.
4. Pengawasan Lingkungan: Kerusakan ekologis harus dihitung sebagai ongkos pembangunan. Regulasi ketat diperlukan agar pertumbuhan tidak mengorbankan masa depan.
8. Pertumbuhan yang Tak Mengenyangkan
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara kuartal II 2025 adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Tapi angka 32 persen itu hanyalah cermin retak: ia memantulkan cahaya, tetapi menutupi luka di baliknya.
Pertumbuhan memang nyata, tetapi distribusi pincang, manusia stagnan, dan lingkungan rusak. Maluku Utara adalah contoh klasik pertumbuhan tanpa pembangunan, pertumbuhan yang tak mengenyangkan.
Pesta angka ini mungkin membuat pemerintah pusat puas, tapi bagi rakyat Maluku Utara, pertanyaannya sederhana: untuk siapa sebenarnya pertumbuhan itu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI