Sayangnya, profesi-profesi baru tersebut masih belum cukup matang. Demand-nya masih kecil dan masa depannya pun belum begitu jelas. Beberapa diantaranya bahkan belum benar-benar ada dan tidak lebih dari sekedar asumsi.
Kecerdasan Buatan bagi Penulis, Rekan atau Ancaman?
Apakah AI akan menjadi rekan atau justru ancaman bagi penulis? Tidak ada jawaban pasti untuk menjawab pertanyaan ini, setidaknya untuk saat ini.
Di tangan yang tepat, AI bisa menjadi alat yang kuat untuk mempertajam tulisan. Di sisi lain, AI tidak dapat menggantikan intuisi, imajinasi, dan pengalaman manusia yang mendalam. Karena itu, penting untuk melihat AI sebagai alat yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas, bukan sebagai pengganti.
Revolusi industri konten yang dipicu AI sebenarnya merupakan sebuah perjalanan yang masih dalam proses. Sementara teknologi terus berkembang, peran penulis dalam menciptakan konten yang bermakna dan mendalam tetap tak ternilai.
Menurut pengalaman penulis menggunakan ChatGPT sejak pertama kali dirilis ke publik, sejauh ini AI memang sangat membantu. Namun alih-alih menggantikan peran penulis, menurut penulis AI lebih cocok mengisi peran sebagai asisten penulis dibandingkan sebagai pengganti.
Kita bisa menyuruh AI melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan yang "tidak perlu mikir". Karena meski terlihat cerdas, sebenarnya AI tidak benar-benar berpikir layaknya manusia berpikir. Jadi jangan paksa AI melakukan pekerjaan yang perlu mikir, apalagi berpikir secara mendalam.
Sebagai seorang penulis, kita tidak bisa menolak AI terus-menerus. Karena teknologi ini sudah terlanjur ada, sudah seharusnya penulis juga memanfaatkannya semaksimal mungkin.
Kunci utamanya adalah adaptasi. Para penulis perlu terus berinovasi, terus mengembangkan diri, mengasah keterampilan yang tidak dapat digantikan AI, dan memanfaatkan teknologi ini sebagai mitra dalam perjalanan kreatif. Dengan cara ini, kita dapat terus bertahan, membuat konten yang lebih baik, dan menciptakan karya dengan nilai-nilai manusia yang autentik.
Peran Baru Penulis Konten di Era AI
Sebenarnya memang masih terlalu dini untuk menyimpulkan apa peran baru penulis konten di era AI. Namun kalau melihat apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan kecerdasan buatan sejauh ini, peran baru penulis konten kemungkinan akan berfokus pada pengembangan konsep, merancang struktur konten, kurasi konten, dan proses penciptaan konten yang berkarakter dan mendalam secara emosional.
Fokus penulis konten kemungkinan akan meningkat pada peran sebagai pemikir konseptual dan pengarah kreatif yang mengatur alur cerita yang saling terhubung, serta memastikan pesan yang disampaikan tetap relevan dan autentik. Penulis akan menjadi arsitek narasi, mengatur elemen-elemen konten dalam struktur yang memikat dan menarik perhatian audiens.
Untuk mengisi peran baru ini, penulis konten perlu memiliki kemampuan untuk menggabungkan data dan informasi dengan imajinasi.