Mohon tunggu...
Angel Kwee
Angel Kwee Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Itu Saya?

4 September 2017   18:04 Diperbarui: 4 September 2017   19:49 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa itu kepribadian? Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, ciri khas juga perilaku seseorang. Setiap orang tentu mempunyai kepribadian mereka masing-masing, sedangkan kepribadian sendiri itu muncul dari apa yang setiap orang suka, benci, kebiasaan, ataupun dari tindakan-tindakan di lingkungan sekitar mereka. Lalu apakah mungkin seseorang memiliki kepribadian ganda atau yang dikenal dengan sebutan Gangguan Identitas Disosiatif(Dissociative Identity Disorder). 

Kepribadian ganda adalah kondisi di mana terdapat dua atau lebih kepribadian dalam satu tubuh. Dua sosok ini masing-masing memiliki pola pikir sendiri, perasaan sendiri yang dikendalikan oleh masing-masing pribadi. Sebenarnya, sebagian orang pernah mengalami disosiatif ringan, misalnya melamun atau hilang arah di tengah pembicaraan. Namun, kepribadian ganda adalah bentuk dari didodiatif yang sudah berat.

Sampai saat ini belum ada pemeriksaan yang akurat untuk memastikan apakah seseorang mengalami gangguan kepribadian ganda atau tidak. Sebagian ahli menganggap bahwa gangguan kepribadian ganda itu tidak ada, ada juga menganggap itu adalah mitos. Namun, banyak psikiater mengatakan bahwa keadaan disosiatif mungkin terjadi pada sebagian orang.

Orang-orang dengan kepribadian ganda kerap kesulitan dalam membina hubungan social dengan orang-orang di sekitarnya. Disosiatif biasanya lebih sering terjadi pada kaum perempuan ketimbang laki-laki, rasionya diperkirakan sekitar 1:9. Di Indonesia sendiri pernah mengalami kasus tersebut pada seorang perempuan bernama Wella. Wella mengidap penyakit DID sejak usia 9 tahun. Dirinya sudah merasa aneh karena banyaknya kejanggalan yang ia alami.

"Aku ngerasa tidur tanggal 7 dan tiba-tiba aku bangun kok udah tanggal 11."

"Hal itu menurut aku, tapi kata ibu dari tanggal 7 sampai tanggal 11 aku tetap melakukan kegiatan seperti biasa."

"Tapi aku nggak ngerasa melakukannya, jadi pribadi lain yang mengambil alih," ucap Wella.

Bahkan, dirinya pernah menggenggam cermin hingga tangannya bersimbah darah.Hal itu dilakukannya tanpa kesadaran sama sekali.Penyakit aneh ini Wella alami akibat faktor traumatik saat usia 2 tahun hingga taman kanak-kanak.Awalnya dari perlakuan kasar orang tua dan lingkungan sekolah. Biasanya karakter ini akan muncul ketika Wella menghadapi masalah, merasa terancam atau berada dalam pilihan yang sulit.Awalnya Wella hanya di diagnosa panic attact karena sering merasa cemas berlebihan. Namun, tingkahnya semakin aneh dan tak jarang juga bisa melukai dirinya.

Jika Wella sudah mulai panik, migran dan muncul rasa cemas, biasanya itu pertanda akan ada yang hadir dan menguasai dirinya secara tak terduga. Wella memiliki 9 karakter dengan nama dan kepribadian yang berbeda. Karakter itu adalah Wella sebagai host atau pribadi asli, Naura karakter temperamen, Paula seseorang yang ahli berhitung, Saraswati karakter model dan penari, Atin sosok anak kecil, Andreas sosok pria yang suka melakukan kekerasan, Ravelin sosok anak millenials, Ayu sosok yang pandai menulis sastra dan Bilqis sosok yang pintar baca Al-Quran.

            Karena kepribadian yang berubah-ubah itu, Wella dianggap kesurupan bahkan ada yang menganggapnya gila. Akhirnya, Wella dibawa berobat ke seluruh pelosok agar penyakitnya hilang. Dia sering berobat ke berbagai psikolog, hingga melakukan hypnoterapi. Bahkan sampai mendatangi ahli syaraf, dokter jantung, internis, dan spesialis pembuluh darah, namun tidak ada jalan keluar. Hingga akhirnya pada tahun 2015 Wella bertemu dengan seorang psikiater bernama Ni Wayan Ani Purnamawati, yang menangani kasus Wella sampai saat ini.

"Masih mengalami split personality sampe saat ini, tapi tak terlalu sering."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun