Mohon tunggu...
Angelica GabrielEldyjoe
Angelica GabrielEldyjoe Mohon Tunggu... Atlet - Pelajar

SMA Kolese Loyola

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Pengambilan Plasma Nutfah dari Negara Lain Berbahaya?

25 Agustus 2019   18:17 Diperbarui: 25 Agustus 2019   18:31 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seringkali kita mendengarkan istilah teknologi kultur jaringan yang digunakan pada hewan maupun tanaman. Namun pada umumnya kultur jaringan lebih banyak digunakan untuk perkembangbiakan tanaman, karena dapat menghasilkan bibit yang baik dengan biaya yang relatif murah, dan sebaliknya kultur jaringan jarang dilakukan untuk perkembagbiakan hewan karena biaya yang digunakan akan relatif mahal dan dianggap kurang efektif. 

Pada saat ini, banyak negara maju yang mengembangkan teknologi kultur jaringan untuk dikembangkan di negaranya sendiri dengan mengambil gen plasma nutfah asli dari negara lain. 

Pada tulisan kali ini saya akan membahas pemanfaatan bioteknologi kultur jaringan pada tanaman.
Bioteknologi merrupakan metode ilmiah yang digunakan untuk merakayasa kehidupan pada makhluk hidup, sistem, atau proses biologis. Adapun fungsi dari bioteknologi adalah untuk meningkatkan potensi makhluk hidup tersebut sehingga bermanfaat bagi manusia dan lingkungannya.
Bioteknologi digolongkan menjadi 2 macam yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. 

Penggolongan ini didasarkan atas perbedaan cara pemanfaatan makhluk hidup. Bioteknologi konvensional adalah penggunaan mikroba dan agen biologis lainnya untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia. Contoh dari produk bioteknologi konvensional itu sendiri Antara lain yogurt, susu, kecap, tahu, tempe, dll. 

Sedangkan pengertian dari bioteknologi modern adalah pemanfaatanyang memaksimalkan proses biologis untuk kepentingan industri dan tujuan lainnya, khususnya merekayasa genetik mikroorganisme untuk produksi produk seperti antibiotik, hormon dan banyak lagi. Contoh dari bioteknologi modern ini adalah kultur jaringan.

Kultur jaringan dikenal juga dengan sebutan tissue culture. Kultur diartikan sebagai budidaya dan jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Kultur jaringan merupakan metode kultur sel, jaringan atau organ hewan pada medium nutrisi dalam kondisi aseptik yang biasanya dalam wadah gelas. 

Kultur jaringan terkadang disebut juga sebagai 'kultur steril' atau 'kultur in vitro'. Dengan teknik ini sel-sel hidup dapat dipertahankan di luar tubuh organisme untuk jangka waktu yang cukup lama.

Plasma nutfah adalah substansi yang mengatur perilaku kehidupan makhluk secara turun-temurun sehingga populasi mempunyai sifat yang membedakannya dari populasi lain, umumnya terdapat dalam sekumpulan individu yang menyebar secara acak dalam populasi tersebut. 

Singkatnya plasma nutfah merupakan bagian dari tubuh hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme yang mampu mewariskan suatu sifat aslinya
Teori dasar kultur jaringan adalah Totipotensi. Teori totipotensi sel (Total Genetic Potential),artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti sel zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.

Singkatnya, definisi dari totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk membentuk individu baru yang sempurna. Jadi dapat disimpulkan bahwa sifat totipotensi pada jaringan tumbuhan dimanfaatkan untuk memperoleh keturunan secara seragam dalam jumlah yang relatif banyak dan prosesnya pun juga cepat. 

Hal ini disebabkan karena sel-sel pada tumbuhan bersifat totipotensi yakni memiliki potensi penuh maka hal itu dapat mempertahankan potensi zigot untuk melakukan pembentukan pada semua bagian organisme secara matang. Selain satu bagian pada tanaman dapat dilakukan kloning menjadi tanaman identik dengan metode genetik.

Dengan kultur jaringan tanaman, tanaman baru dapat dibesarkan dalam media buatan dari bagian tanaman yang sangat kecil, seperti, ujung pucuk, kalus, biji, embrio, serbuk sari, ovula atau bahkan sel tunggal, dengan demikian tanaman dapat tumbuh dan tidak bergantung pada potensi genetik jaringan.

Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari kultur jaringan tersebut adalah genotipe jaringan, media kultur, lingkungan tumbuh, dan kondisi eksplan. Faktor yang pertama yaitu genotipe jaringan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dalam kultur invitro. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan control genetik dari masing-masing varietas dan jenis kelamin tanaman induknya. Faktor yang kedua adalah media kultur. Faktor ini dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan.  Masing-masing jenis eksplan/sel dan genotip tanaman memerlukan komposisi media yang berbeda-beda. Faktor yang ketiga adalah lingkungan tumbuh yaitu keadaan fisik tempat kultur tumbuhan. Ciri-ciri lingkungan yang baik untuk kultur tumbuhan adalah lingkungan yang memiliki suhu 25oC-- 32oC, suhu yang berada diatas maupun dibawah optimum akan mem[erlambat pertumbuhan eksplan. Selain itu penyiaran yang baik dengan menggunakan lampo fluorescent putih dan lampu biasa sekitar 30% dari jumlah watt seluruh penyinaran yang diberikan. Periode terang dan gelap diatur pada kisaran 8-16 jam terang dan 16-8 jam gelap (tergantung varietas tanaman dan eksplan yang dikulturkan). Faktor yang keempat adalah kondisi eksplan. Selain faktor genotipe eksplan, kondisi eksplan yang lain juga mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan, antara lain jenis eksplan, umur, ukuran, dan dase fisiologis jaringan.

Pada beberapa negara maju melakukan pengambilan plasma nutfah dari nagara lain yang umunya dikembangkan yang pada akhirnya digunakan untuk perbaikan kualitas tanaman, seperti gen untuk ketahanan penyakit, gulma, serangga, atau bahkan gen untuk ketahanan terhadap keadaan lingkungan abiotik yang ekstrem, misalnya untuk negara-negara dengan empat musim dimana biasa terjadi perubahan keadaan lingkungan yang sangat drastis. Namun nyatanya, hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Penyebabnya adalah perbedaan kondisi lingkungan dari setiap negara yang berbeda-beda, yang membuat tidak semua tanaman bisa hidup di semua negara dengan baik.

Tentu hal semacam ini membawa dampak positif dan negatif pada kedua negara tersebut. Dampak ini tergantung pada kondisi setiap negara yang mengambil gen plasma nutfah dari negara lain cocok dengan eksplan tersebut atau tidak. Sebagai contoh adalah eceng gondok. Eceng gondok di Brazil dapat tumbuh dengan normal, sedangkan di Indonesia eceng gondok dapat menutupi permukaan air dengan sangat cepat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena di Sungai Amazon Brazil terdapat predator eceng gondok sehingga pertumbuhannya bisa normal, meskipun sejatinya eceng gondok memiliki kemampuan beradaptasi di lingkungan perairan yang ekstrem dan memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi, sehingga seringkali dianggap sebagai gulma, khususnya di negara kita yang tidak memiliki predator bagi eceng gondok.

Indonesia memiliki ribuan spesies tanaman yang tersebar luas di seluruh nusantara. Akan tetapi beberapa spesies hanya dapat tumbuh di daerah-daerah tertentu saja (spesies endemik). dan saat ini banyak spesies endemik yang terancam keberadaannya dan hampir punah. Spesies endemik merupakan spesies organisme yang terbatas pada wilayah geografis tertentu. Penyebab kepunahan spesies ini adalah karena mereka kehilangan habitat mereka karena bencana alam, pembangunan perumahan dan pabrik yang membutuhkan lahan yang luas. Selain itu, spesies endemik juga bisa terancam punah karena terlalu banyaknya spesies baru yang membuat spesies endemik yang perlahan-lahan mengalami kepunahan. Hal ini tentunya tidak terjadi hanya di Indonesia, namun seluruh negara pasti juga akan mengalami hal yang sama karena seperti penjelasan yang sebelumnya, bahwa setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-berbeda dan tidak banyak makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

Jadi saya tidak setuju atas pengambilan gen plasma nutfah negara lain yang kemudian dikembangkan di negara sendiri. Karena pada akhirnya, pengambilan gen plasma nutfah akan merugikan negara yang diambail gen plasma nutfahnya dan juga negara yang mengambilnya.
Sekian tulisan saya mengenai kultur jaringan dengan pengambilan gen plasma nutfah dari negara lain. Semoga bermanfaat!

Daftar Pustaka
1, 2, 3, 4, 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun