Mohon tunggu...
Angela Gita Devina Fascinosa
Angela Gita Devina Fascinosa Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

Hii! Hobiku dengerin lagu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Media Sosial: Sahabat atau Ancaman bagi Remaja?

15 Agustus 2025   06:16 Diperbarui: 15 Agustus 2025   06:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vektor Perundungan Siber (Sumber : Freepik)

Media sosial kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter (X) tak hanya memungkinkan dalam berinteraksi dan mengekspresikan diri, tetapi juga menimbulkan beragam tantangan bagi kesehatan mental seseorang. Studi menunjukkan bahwa visual kehidupan "sempurna" di media sosial kerap memicu perasaan rendah diri, kecemasan, bahkan depresi akibat perbandingan sosial.

Dampak negatif lainnya adalah cyberbullying, dimana komentar yang merendahkan ataupun ancaman online bisa meninggalkan luka emosional mendalam. Berbeda dengan bullying konvensional, serangan siber bisa datang kapan saja dan sangat sulit dihindari. Selain itu, gangguan tidur menjadi efek nyata dari pengaruh media sosial, banyak remaja terjaga di malam hari karena scroll tanpa henti, yang kemudian memperburuk kondisi mental, termasuk kecemasan dan depresi.

Adapun fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga menjadi pemicu kecemasan. Remaja merasa khawatir akan tertinggal jika tidak selalu mengikuti tren atau posting orang lain. Ditambah lagi, kecanduan media sosial, dimana mereka merasa gelisah saat tidak membuka media sosial karena merasa kesepian dan ketidakseimbangan antara dunia nyata dan maya.

Meski demikian, media sosial juga punya sisi positif. Lewat platform digital, remaja bisa terhubung dengan teman dan komunitas yang mendukung, mengekspresikan kreativitas, memperkuat identitas diri, serta mendapatkan akses informasi dan pengetahuan yang luas.

Media sosial adalah "pisau bermata dua". Untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan sosial media, diperlukan penggunaan yang bijak, seperti membatasi durasi paparan media sosial, meningkatkan literasi digital, serta memperkuat interaksi di dunia nyata. Keterlibatan keluarga, sekolah, serta dukungan dari teman sejati sangat penting agar media sosial menjadi alat/sumber yang positif, bukan beban bagi kesehatan mental remaja.

Referensi : 

[1]https://share.google/RSo8p91E34yJpODcD

[2]https://share.google/z0RvHkwdsu88oC1z3

[3]https://share.google/z0RvHkwdsu88oC1z3

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun