Di Jalan Kolonel Marhadi, Madiun, berdiri sebuah bangunan bersejarah yang kini dikenal sebagai kedai Kopi Kakak. Dulunya adalah rumah milik Kapitan Njoo Swie Lian, bangunan ini menjadi simbol akulturasi budaya Tionghoa dan lokal, sekaligus destinasi wisata yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini
Dari Rumah Kapitan ke Kedai Kopi Kakak
Rumah ini awalnya dimiliki oleh Njoo Swie Lian, seorang kapitan etnis Tionghoa yang kaya dan berpengaruh di masa Hindia Belanda. Ia membeli rumah ini pada tahun 1912 dari seorang Belanda yang mengalami kesulitan ekonomi akibat perang. Hingga wafatnya pada tahun 1930, Njoo Swie Lian tinggal di rumah ini, yang kala itu juga menjadi pusat aktivitas masyarakat Tionghoa di Madiun.
Seiring berjalannya waktu, rumah ini diwariskan ke generasi penerus sebelum akhirnya beralih fungsi menjadi kedai kopi pada tahun 2019. Renovasi dilakukan tanpa mengubah struktur aslinya, menjaga keaslian nilai sejarah rumah tersebut.
Arsitektur yang Memesona
Rumah Kapitan Cina menggabungkan gaya arsitektur khas kolonial Belanda dengan nuansa Tionghoa. Hal ini terlihat dari elemen-elemen seperti ornamen tradisional, atap melengkung, dan penggunaan material kayu yang kokoh. Meski telah direnovasi, bangunan ini tetap mencerminkan estetika masa lalu yang autentik.
Bangunan ini diusulkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Madiun pada tahun 2018, menggarisbawahi pentingnya keberadaan rumah ini sebagai saksi bisu sejarah kota.
Lebih dari Sekadar Rumah
Kini, rumah ini dikenal sebagai Kopi Kakak, sebuah kedai kopi yang tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner tetapi juga edukasi sejarah. Pengunjung dapat menikmati suasana tempo dulu sambil menjelajahi warisan budaya Tionghoa yang melekat pada bangunan ini.
Fungsi kedai ini juga menjadikannya pusat interaksi sosial, melanjutkan peran historis rumah ini sebagai tempat berkumpulnya masyarakat.
Simbol Akulturasi Budaya
Rumah Kapitan Cina tidak hanya menjadi bukti fisik sejarah, tetapi juga melambangkan harmoni budaya Tionghoa dan lokal. Dengan mempertahankan keaslian struktur dan membuka akses bagi masyarakat, bangunan ini menjadi penghubung antara generasi modern dengan warisan sejarah.
Sebagai bagian dari cagar budaya Kota Madiun, Rumah Kapitan Cina melalui Kopi Kakak mengundang siapa saja untuk mengenal lebih dekat sejarah, budaya, dan cita rasa yang berakar kuat di kota ini. Bangunan ini berdiri sebagai pengingat akan masa lalu yang penuh warna sekaligus inspirasi untuk masa depan yang lebih inklusif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI