Realitas kehidupan, Motivasi Hidup dan Moto Hidup
Â
Realitas Kehidupan
Â
Secara bahasa realitas (reality) berarti kenyataan. Kenyataan adalah segala hal yang wujud (eksis) dan mengitari kehidupan manusia dan alam semesta serta mempunyai pengaruh dalam mewarnai kehidupan manusia dan kondisi alam semesta. Atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kenyataan diartikan sebagai satu hal yang nyata yang benar-benar ada disebabkan oleh adanya bukti.
 Secara implisit definisi kenyataan ini mengundang satu pertanyaan; apa standarisasi sesuatu itu disebut nyata atau benar-benar riel? Disini peran cara pandang atau keyakinan seseorang berpengaruh besar dalam menentukannya. Bagi ilmuwan Barat realitas adalah sesuatu yang memang secara nyata dapat diobservasi (diraba, dicium, dilihat, dll). Bahkan terkait dengan bahasan sejarah, bukti baru bisa diterima bila terdapat dokumen yang mendukung hal tersebut, bukan lisan atau sekedar cerita saja.
 Persoalan yang tidak pernah berakhir dalam sejarah kelahiran dan perkembangan filsafat adalah persoalan bagaimana manusia dapat mencapai suatu kebenaran, menemukan hakekat dari suatu kebenaran, yakni kebenaran atas apa yang disebut dengan REALITAS atau kenyataan dari sesuatu (materi) yang benar-benar ada, termasuk realitas tentang Tuhan, supranature. Hakikat kebenaran tentang Realitas, termasuk kebenaran tentang metafisis, tidak bisa dilepaskan dari logika (pikiran subjektif) orang yang memandang dan memahami suatu realitas, baik dalam arti realitas dari sesuatu yang benar-benar ada (kongkrit) ataupun realitas metafisis.
 Beraneka macam warna kehidupan dan ragam perjalanan hidup manusia. Berbagai cara ditempuh dalam menjalani kehidupan untuk mencapai tujuan. Diperlukan bekal ilmu agar dapat dijadikan penerang, cahaya, petunjuk kegelapan menuju keimanan, keyakinan pada Sang Pencipta. Di zaman sekarang timbul gejala keengganan menuntut ilmu, sekolah dan belajar orientasinya lebih pada pekerjaan dan materi untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan itu manusiawi sekali, karena pengaruh budaya dan pola pikir yang cenderung pragmatis, serba instan serta positifistik (Memandang sesuatu dari indera yang terbatas/materi/ yang tampak, enggan melihat makna tersirat di balik yang tidak tampak). Singkatnya tidak memiliki pendirian dan prinsip hidup yang jelas, Itulah realitas kehidupan saat ini.
 Motivasi Hidup
Realitas kehidupan yang telah dibahas sebelumnya menuntut kita untuk selalu berpikir manakala perkembangan zaman di era modern sekarang yang kian pesat. Kita sebenarnya sedang berada dalam arus globalisasi, butuh yang namanya standarisasi hidup yang kemudian kita sebut sebagai motto hidup. Mengapa? Hal ini tentu merupakan dasar pijak kita dalam berpikir dan bertindak. Saya meminjam kata-kata Aristoteles bahwa Nilai tertinggi dari kehidupan itu lebih bergantung kepada kekuatan pada kesadaran dan perenungan dibandingkan bertahan hidup belaka. Kata-kata yang disampaikan oleh ilmuwan diatas sebenarnya mau menunjukan kepada kita bahwa pentingnya memiliki prinsip hidup sebagai fondasi dasar dalam bertahan hidup. Setiap harapan adalah Impian terbangun.
 Motto Hidup
 Pada prinsipnya manusia adalah makhluk sosial (Zoon Politicon) yang memiliki kebebasan untuk hidup. Kehidupan manusia tidak terlepas dari dasar atau prinsip hidup yang dikenal dengan Motto hidup. Ketika tubuh kita sakit, mau tak mau harus bergantung pada orang lain, demikianlah motto hidup membantu mengingatkan kita pada suatu tujuan tentunya. Kita dapat merumuskan motto hidup yang mewakili core value dan tujuan. Setiap orang tentu memiliki motto hidupnya, hal ini tentu lahir dari sebuah refleksi yang panjang. Motto tersebut sebagai dasar atau fondasi untuk hidup.
Â
==Sekian & Terima Kasih==
Â
Penulis
Â
Andys Hatul
Â
Teacher Junior High School SMPK Sadar Ranggu
Â
06 Januari 2021
Â
Â
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI