Bicara suku Batak Toba, sungguh sangat unik. Bagaimana tidak unik, suku Batak Toba dengan seluruh marga yang sangat banyak terikat dengan padan (janji) dan aturan tentang boleh tidaknya menikah di antara beda marga. Marga merupakan kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah. Tentu, sesama satu marga tidak boleh menikah, bahkan ada yang berbeda marga tidak diperbolehkan untuk menikah. Bahkan ada kelompok kekerabatan lebih dari 50 marga juga tidak boleh menikah. Dan ini sangat dijunjung tinggi oleh orang Batak Toba.
Tarombo, merupakan daftar silsilah menurut garis keturunan ayah. Setiap orang mengetahui posisi dan nomor keturunannya dalam marganya. Saya sendiri keturunan ke-18 menurut marga saya. Dengan Tarombo ini, kita mengetahui panggilan apa yang disebutkan kepada orang lain yang satu marga dengan kita. Saya harus memanggil "oppung=kakek" ke sesama marga saya yang mempunyai garis keturunan nomor 16, meski dia jauh lebih muda. Appara, panggilan untuk satu marga dan dianggap satu nomor keturunan.
Lae, sebutan khusus dalam adat Batak Toba yang disebutkan sesama laki-laki beda marga. Untuk marga-marga yang memiliki padan (janji) tentu ada sebutan khusus lagi yang dianggap menjadi satu marga. Secara khusus, sebutan "Lae" harus dipakai sebagai panggilan seorang laki-laki kepada ipar laki-lakinya.
Ito, panggilan laki-laki ke perempuan atau sebaliknya. Dalam satu marga,sebutann "ito" menjadi keharusan sebagai tanda persaudaraan.
Namboru, sebutan khusus untuk saudara perempuan dari orangtua laki-laki. Sebutan "namboru" ini juga biasanya digunakan ketika baru kenal , menunjukkan keinginan untuk merasa lebih dekat dengan seorang perempuan yang jauh lebih tua dari kita yang dianggap sebagai saudara ayah. Namboru (kelompok boru) jadi parhobas dalam kegiatan adat/pesta.
Tulang, sebutan khusus kepada saudara laki-laki dari Ibu. Tulang, menjadi panggilan yang dianggap sangat hormat. Tulang, adalah Raja. Seorang laki-laki yang akan menikah, orangtua laki-laki si perempuan akan dipanggil dengan sebutan Tulang", tentu kalau sudah resmi menikah, maka panggilan itu akan berubah menjadi "amang". Maka, seorang perempuan yang dinikahi sering disebut sebagai "boru ni raja = putri raja", dengan harapan diperlakukan dengan baik seolah-olah sebagai putri raja.
Oppung, sebutan untuk orangtua dari ayah/ibu kita. Dalam budaya Indonesia disebut kakek.
Bapak Tua/bapak Uda, panggilan untuk saudara laki-laki dari ayah. Yang lebih tua dipanggil dengan sebutan Bapak Tua.
Pariban, sebutan kepada putri dari Tulang. Anak perempuan dari Tulang (pariban) boleh dinikahi meski kekerabatan keluarga masih dekat. Sungguh sangat senang dengan pariban, apalagi Tulang mengijinkannya untuk dinikahi.
Kalau orang batak bertemu, pertama sekali yang ditanyakan pastilah marganya. Karena dengan marga, maka akan semakin jelas sebutan apa yang akan digunakan dalam pembicaraan selanjutnya. Kalau "mardongan sabutuha = semarga" tentu boleh memanggil ampara/abang/uda. Kalau ternyata marhula-hula tentu sebutannya lae atau Tulang.
Horas....Salam khas suku Batak Toba. Salam ini dapat digunakan ketika bertemu, berpisah mengucapkan salam sejahtera.