Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengungkap Temuan Hasil Survey Forum Pengelola Sekolah Swasta Propinsi Bali

17 Juni 2020   14:02 Diperbarui: 17 Juni 2020   13:55 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inisiator FPSSPB dari kiri ke kanan Jentina Yulyanti, Puspa Dewi, Jeanne Selvya saat diterima oleh Sekdis Kemdikbud Prop Bali | Dok. pribadi

Di sisi lain, para pendidik juga mengalami beberapa hal serupa seperti kemampuan membeli kuota, adaptasi keterampilan menggunakan teknologi, ketersediaan sinyal di rumah, beban kerja yang meningkat karena perubahan metode belajar, kepemilikan perangkat (Laptop, HP), kondusifitas mengajar jarak jauh terutama anak usia dini dan performa yang menurun akibat tambahan pekerjaan sampingan bagi yang mencari penghasilan tambahan.

Pada sisi orang tua, responden masih kesulitan dalam: 1) Mengelola simpang siur informasi di media yang mempengaruhi opini orang tua terhadap keputusan sekolah, 2) Menentukan indikator kondisi keuangan keluarga yang riil terdampak dan berhak atas bantuan, 3) Mengelola mispersepsi dan ekspektasi orang tua terkait makna belajar dari rumah, 4) Transparansi kondisi keuangan sekolah dan 5) Keluhan mengenai tambahan biaya ART/guru les yang dikeluarkan oleh orang tua yang tetap bekerja. 

dok FPSSPB
dok FPSSPB

Ada dua hal yang saya ambil dari hasil survey yang dilakukan teman-teman saya ini. Pertama, saya meihat banyak sekali temuan yang membuat saya mengelus dada dan pastinya sedih. Ternyata pandemi ini telah meluluhlantakkan semua yang ada.

Yang kedua, betapa mulianya hati teman-teman saya ini melakukan sesuatu, beliau-beliau ini sekolahnya juga terancam behenti beroperasi, tetapi masih mau berbuat sesuatu untuk menyelamatkan teman-teman yang lain.

Apa yang dilakukan teman-teman saya ini mengingatkan saya akan sebuah ajaran yang pernah diajarkan oleh seorang pemimpin tertinggi gereja Katolik di Indonesia yaitu Justius Kardinal Darmajuwana, yang berbunyi,  "Sithik ora ditampik, akeh saya pekoleh," artinya "sedikit tidak ditolak, banyak semakin diterima" begitulah kira-kira bunyi dari kutipan tersebut.  Bukan harus selalu materi yang diberikan jika kita mau terlibat untuk berbuat sesuatu. Tetapi sebuah kepedulian yang dilakukan  untuk membantu banyak orang inilah menjadi poin penting tersendiri bagi teman-teman pengelola sekolah swasta yang lain.


Beberapa upaya yang telah dilakukan pengelola sekolah antara lain bersinergi dengan pihak internal dan eksternal sekolah, melakukan inovasi pembelajaran, evaluasi dan peningkatan layanan, evaluasi anggaran dan struktur biaya pendidikan dan pelatihan kompetensi mengajar jarak jauh.

Banyak hal positif yang menjadi pembelajaran selama masa pandemi antara lain peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), lompatan kemajuan teknologi di lingkup sekolah, peningkatan nilai-nilai Pancasila (gotong royong, tenggang rasa, iman dan takwa) dan keterlibatan orang tua serta masyarakat dalam memperhatikan pendidikan anak-anak bangsa. 

"Sithik ora ditampik, akeh saya pekoleh,"

(Sedikit tidak ditolak, banyak semakin diterima)

Hal positif yang dapat diambil dari contoh di atas adalah bahwa keterlibatan untuk menjadi bagian dari orang lain adalah hal yang sangat penting. Forum Pengelola Sekolah Swasta Propinsi Bali telah memulai untuk menjadi bagian dari orang lain dalam segala daya upayanya.

Upaya kolaborasi sangat diperlukan, satu tindakan akan membawa berjuta manfaat bagi banyak orang. Upaya ini juga memunculkan semangat "Yen ra tau kumpul bakal ucul, yen kumpul kudu wani cucul,"  jika tidak bersatu maka akan tercecer, namun jika bersatu, harus siap berkorban. 

Karena teman-teman ini menyadari, bahwa saat ini yang diperlukan adalah upaya sekolah-sekolah swasta berkolaborasi demi keberlangsungan visi mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan lagi menjadikan sekolah sebagai mesin penghasil uang. Dan semoga semangat yang dibawa oleh teman-teman ini menjadi inspirasi untuk berbuat baik bagi sesama.

"Yen ra tau kumpul bakal ucul, yen kumpul kudu wani cucul," 

(Jika tidak bersatu maka akan tercecer, namun jika bersatu, harus siap berkorban.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun