Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meretas Cara Pandang Keberagaman melalui Cerita

9 Juli 2019   01:52 Diperbarui: 9 Juli 2019   01:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Salah satu ciri khas bangsa Indonesia adalah keberagaman. Betapa tidak, dengan ribuan pulau yang membentang dari barat hingga ke timur, dengan ribuan suku, adat istiadat, dan budaya, bahkan agama. Hal inilah yang menjadikan inspirasi bagi  Media SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel dan Anak) berkolaborasi dengan Duta Cerita The Habibie Center untuk mengadakan acara Diskusi dan Cerita tentang Toleransi dan Kebragaman pada tanggal 29 Juni 2019. 

Acara yang mengambil tempat di pendopo sekretariat SAPDA dihadiri oleh kurang lebih 20 peserta yang datang mewakili komunitas masing-masing yang berlatar belakang komunitas berbasis agama dan penganut aliran kepercayaan. 

Keberagaman peserta yang hadir bukan hanya sebatas latar belakang agama dan kepercayaan, tetapi lebih dari itu, keberagaman fisik, keberagaman suku, keberagaman kepribadian dan keberagaman-keberagaman yang lain semakin memperkaya diskusi selama kurang lebih 5 jam tersebut. 

Diawali dengan perkenalan dengan menyebut nama serta satu hal yang dapat mewakili diri, entah itu perasaan, entah itu kegemaran, entah itu profesi, atau identitas diri. Dengan menyebut hal diluar nama tadi, diharapkan para peserta lebih mudah mengenal dan mengingat kawan-kawan barunya. 

Permainan kartografi sebagai pengantar diskusi berikutnya, semakin membuka keanehan masing-masing pribadi yang terlibat, keberagaman semakin menonjol disini, mulai dari daerah asal orang tua, keberagaman motivasi, sampai dengan jenis musik yang disukai. 

Hal ini yang mendorong para peserta dapat menemukan harapan-harapan yang dibangun sebagai bekal kedepannya. Lokasi yang beralamat di Perumahan Pilahan Permai Blok C-39, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta 55171 mendadak itu menjadi riuh dengan aktivitas pada hari itu. 

Dalam diskusi ini peserta juga diberikan kesempatan untuk melakonkan peran-peran tertentu sesuai dengan tugas masing-masing, ada yang bersifat negatif dan ada pula yang positif. Peran itu harus mereka bawakan mewakili sifat-sifat manusia pada umumnya yang akan mereka hadapi dalam kehidupan berkomunitas dalam masyarakat. 

Salah seorang fasilitator menyatakan bahwa hal diatas merupakan bekal pemahaman konteks, kondisi saya di mana, sekeliling seperti apa, dan memahami diri saya seperti apa? Hal itu semua menunjukkan diri kita, cara berkomunikasi kita, kondisi realitas sehari-hari. setiap hari kita berhadapan dengan orang yang pemalas, pembuli, ada juga yang fasilitator, kadang ada yang suka maksa dan mendominasi. Itu samar-sama, dalam diri kita punya dua sifat tersebut, seperti mata uang. Kalau kita bisa memahami konteks dan diri kita. 

Saya berharap pada sesi ini teman teman bisa menceritakan koteks diri, supaya teman teman mampu menjadi bahan data, bagi diri kita dan orang lain. Mungkin teman teman ada yang suka bercerita lewat tulisan, kolumnis, novelis, tetapi menyebarkan ide, pikiran itulah yang ingin kita share di sini. Story telling itu punya kekuatan luar biasa dengan cerita itu. 

Ketika saya bilang, "ceritanya seperti ini" [berhenti sejenak] Nah, teman teman punya kodisi tubuh yang dipengaruhi homormon endorfin. Jadi semangat mendengarkan, ingin tahu, ada yang kepo, ingin segera tahu, macem-macem. 

Nah, story telling tidak lepas dari konten. Hal mendasar dari ini, temanya tentang Toleransi dan Keberagaman. Akhirnya kekuatan cerita itu muncul ketika masing-masing peserta saling menceritakan apapun kondisi yang pernah dialami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun