Perkembangan teknologi mempermudah siapa saja mengakses media sosial hingga beberapa media memilih menggunakan media sosial sebagai sumber berita.
Pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi saat ini memudahkan terjadinya pertukaran informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Salah satu bentuk pertukaran informasi adalah produk jurnalisme, yaitu berita.
Melalui berita kita dapat mengetahui banyak informasi dari berbagai sudut. Seiring dengan perubahan zaman, berita tidak hanya dapat ditemui dalam bentuk tulisan,namun juga dapat berbentuk gambar atau suara.
Perubahan cara pengemasan berita tidak bisa lepas dengan adanya perkembangan jurnalisme multimedia.
Pengertian Jurnalisme Multimedia
Jurnalisme multimedia menurut Deuze dapat diartikan sebagai presentasi berita dalam website dengan menggunakan dua atau lebih format media. Jurnalisme multimedia sendiri membutuhkan proses perkembangan yang panjang sampai akhirnya dapat dinikmati saat ini.
Dimulai dengan ditemukannya hypertext oleh Ted Nelson pada tahun 1963 sebagai cikal bakal dari jurnalisme multimedia. Kemudian pada 1969 ditemukan ARPANET yang menjadi dasar munculnya internet dan world wide web pada tahun 1990.
Selama rentang dua dekade tersebut, ditemukan beberapa teknologi baru seperti teletext, videotext, dan komputer yang juga mendukung munculnya jurnalisme multimedia.
Dengan adanya jurnalisme multimedia, media konvensional kemudian berubah menjadi media baru. Media baru berasal dari kata medium yang diartikan sebagai sarana penyebaran informasi dan new yang artinya baru.
Media baru juga memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dengan media konvensional. Menurut Lister, terdapat 6 karakteristik media baru, yaitu: digital, interaktif, hypertextual, virtual, jaringan, dan simulasi.