Sekarang kita semua telah memasuki era di mana teknologi informasi memegang peran utama dengan data sebagai penggerak aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Tingginya perkembangan teknologi memang telah mempermudah proses yang dilakukan dalam banyak aspek. Dan berbagai kemudahan tersebut memang menjadi hal nyata dan sangat terbukti manfaatnya.
Semua proses tidak lagi tersekat oleh ruang dan waktu, namun segalanya dapat dilakukan di berbagai lokasi, walaupun berjauhan tetapi dapat saling bersinergi, baik secara real-time on line, daring (on line) maupun luring (off line). Hal yang perlu disadari dari aktivitas ini adalah adanya lalu lintas data.Â
Distribusi dan arus data yang setiap saat hilir mudik menjadikan data sebagai suatu hal penting. Perlu diperhatikan pulan bahwa data-data tersebut memuat banyak sekali informasi, sehingga kita harus mengupayakan agar adanya cara untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan atau kebocoran dari kerahasiaan, integritas dan ketersediaan data.
 Kebocoran data dari pengguna salah satu media sosial terbesar di dunia, facebook telah menggemparkan banyak pihak. Tetapi ada hal yang dapat menjadi refleksi bagi kita semua bahwa semua data yang tersimpan dalam pusat data (database) merupakan suatu hal berharga, karena sudah terbukti adanya kesalahan, kecurangan, manipulasi dan penyalahgunaan data dapat merugikan banyak pihak.
Informasi yang tersimpan dalam database dapat mencerminkan banyak hal, dan jika pengelolaan dan pengawasan database tidak dilakukan dengan baik sangat rentan untuk dicuri dan kemudian disalahgunakan.
Pencurian dan penyalahgunaan data sebetulnya adalah pelanggaran yang sangat serius, pelaku yang dengan sengaja melakukannya dapat ditindak secara hukum pidana, kemudian pihak yang terbukti lalai menjaga keamanan data juga tak jarang dikenakan sanksi berat.
Potensi penyalahgunaan data sangat mungkin terjadi dilakukan oleh pihak yang sehari-hari berkutat dengan data tersebut. Semua hal seluk beluk data telah diketahui dan dikuasai, sehingga aktivitasnya perlu diawasi dan dikendalikan, mulai dari akses lalu proses input, upload, download sampai menyimpan data. Kemungkinan seperti ini terjadi dengan berawal dari penyelewengan kewenangan pihak internal yang bertanggung jawab menjaga dan mengelola data.
Ancaman lainnya bersumber dari eksternal, aktivitas pembobolan seperti hacking, virus, malware menjadi hal yang harus diwaspadai. Baik pencurian yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal, yang kedua merupakan tindakan kejahatan cyber, contoh kerugian sebagai akibat dari kejahatan cyber dialami oleh Equifax, di mana sebanyak 143 juta data nasabah telah dibobol oleh hacker. Hal serupa juga pernah dialami oleh Bank Uni Credit di Italia, dengan dicurinya 400 ribu data nasabah.
Masalah yang kerap terjadi terkait dengan pembobolan data disebabkan oleh lemahnya pengawasan sehingga tidak adanya identifikasi terhadap upaya penerobosan sistem keamanan.
Menjaga Keamanan Data