Mohon tunggu...
Andriyana Lailissaum
Andriyana Lailissaum Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang mencoba berjalan lurus, menuju kebenaran sejati dengan tetap berfikiran terbuka

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Belajar Islam dari Buku, Sesatkah ?

6 April 2016   17:31 Diperbarui: 14 April 2016   10:38 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jaman sekarang harusnya kita lebih berani untuk membuka diri. Belajar agama tidak hanya berdasarkan guru yang kita percaya saja. Perlu sesekali kita mengkaji apa yang disampaikan guru guru kita. Kita sandingkan pendapat guru guru kita dengan pendapat para imam besar yang kitabnya masih sampai kepada kita. Tentu tidak diragukan lagi kualitas para Imam imam besar seperti Imam Maliki, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nawawi dan lain sebagainya. Jika pendapat guru kita berbeda dengan pendapat para Imam besar maka jangan ragu untuk ditanyakan dasar yang digunakanya. Jika memang tidak ada dasarnya maka kita bisa kembali kepada ajaran imam imam besar.

Memang para imam mahzab berbeda pendapat dalam berbagai hal. Tapi pendapat tersebut merupakan hasil dari upaya Ijtihad dengan seluruh daya dan upaya pada jaman mereka masing masing. Bisa dipastikan ajaran mereka lebih banyak benarnya daripada salahnya. Berbagai orang menyandarkan pendapatnya kepada salah satu, dua, tiga atau seluruh Imam Mahzab. Jika ajaran yang kita terima tidak pernah diajarkan oleh para Imam besar maka perlu kita kaji asal dan dasarnya. Jika dasarnya lemah sudah seharusnya kita kembali pada kebenaran. Jika para murid yang berguru pada "teroris sesat" yang mengaku sebagai ustad bisa membuka diri dan belajar dari kitab kitab lain karya imam imam besar maka mereka tidak akan tersesat.

Misalnya, jika guru saya mengajarkan untuk mengadakan selamatan kematian pada hari ke 36. Saya akan segera mencarinya pada kitab kitab karya imam besar. Jika tidak saya temukan maka saya akan tanyakan dasarnya kepada guru saya. Jika dasarnya lemah maka saya akan menolak ajaran tersebut, meskipun itu ajaran guru saya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan Sunnah/ajaranku dan ajaran para khalifah yang berpetunjuk lagi lurus sesudahku, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham serta jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam agama), sebab setiap yang diada-adakan itu adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah pasti sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Tirmidzi menilai hadits ini hasan)

Semoga kita masih diberikan petunjuk untuk menggapai kebenaran sejati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun