2. Narasi Identitas
Suku Mante sering dijadikan simbol leluhur asli Aceh. Dengan demikian, mereka menjadi penguat rasa keterikatan masyarakat pada tanah kelahiran dan sejarah panjang daerah tersebut.
3. Tradisi Lisan
Hikayat dan dongeng tentang Suku Mante diwariskan turun-temurun. Ungkapan seperti “jangan masuk hutan itu, ada Mante” bukan sekadar peringatan, tapi cara mendidik anak-anak tentang bahaya hutan, sekaligus menanamkan nilai kehati-hatian.
4. Simbol Ritual
Dalam beberapa ritual adat, ada penghormatan terhadap makhluk lama atau penghuni awal, yang diyakini merujuk pada Mante. Ini menunjukkan bahwa mereka telah menjadi bagian dari sistem kepercayaan lokal.
Dengan cara ini, meski tidak hadir secara fisik, Suku Mante tetap hidup dalam memori kolektif masyarakat.
Tantangan dan Ketidakpastian: Antara Mitos dan Realitas
Kisah Suku Mante memang menarik, tetapi juga menyimpan ketidakpastian besar. Beberapa tantangan yang membuat eksistensi mereka sulit dipastikan antara lain:
* Kerusakan habitat: Pembalakan liar dan alih fungsi hutan bisa saja menghapus jejak jika mereka pernah benar-benar ada.
* Eksploitasi narasi: Popularitas cerita Mante sering dijadikan bahan sensasi, misalnya dalam video viral, sehingga mengaburkan nilai budaya yang terkandung.
* Minimnya riset ilmiah: Tidak ada penelitian antropologis atau arkeologis serius yang mendalami kisah mereka.