Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Merpati Archytas: Otomaton Terbang Abad ke-5 SM yang Menjadi Cikal Bakal Penerbangan Robotik

19 September 2025   07:00 Diperbarui: 19 September 2025   03:06 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Steam-powered vehicles of the Ancients (falsehistory.net)

Dalam sejarah panjang pencapaian teknologi manusia, ada banyak kisah yang sering kali tenggelam di balik penemuan-penemuan modern. Namun, ada satu kisah kuno yang begitu menakjubkan sekaligus monumental: Merpati Archytas

Bayangkan, pada abad ke-5 SM, jauh sebelum mesin uap, pesawat, bahkan drone dikenal, seorang filsuf dan ilmuwan Yunani bernama Archytas dari Tarentum berhasil menciptakan sebuah otomaton berbentuk merpati yang mampu terbang menggunakan tenaga uap atau udara bertekanan.

Meski sederhana jika dibandingkan dengan teknologi kita hari ini, pencapaian ini dianggap sebagai salah satu upaya paling awal dalam penerbangan robotik. Kisah Merpati Archytas tidak hanya menunjukkan kecerdikan teknis, tetapi juga menggambarkan bagaimana filsafat, ilmu pengetahuan, dan rasa ingin tahu manusia bisa berpadu untuk menciptakan sesuatu yang melampaui zamannya.

Artikel ini akan mengajak Anda menyelami sosok Archytas, memahami prinsip mekanis yang membuat merpatinya bisa terbang, konteks filosofis di balik penemuannya, serta bagaimana kisah ini tetap relevan dalam dunia modern.

Siapa Archytas dan Apa Itu Merpati Terbangnya?

Archytas lahir sekitar tahun 428 SM di Tarentum, sebuah kota di Italia Selatan yang kala itu merupakan koloni Yunani. Ia dikenal sebagai polymath, seseorang dengan pengetahuan luas di berbagai bidang. Archytas bukan hanya seorang filsuf dari aliran Pythagorean, tetapi juga seorang matematikawan, ahli mekanika, pemimpin militer, bahkan negarawan.

Dalam salah satu eksperimen mekaniknya, Archytas menciptakan sebuah otomaton berbentuk merpati kayu. Merpati ini didesain dengan rongga internal yang dapat diisi udara bertekanan atau uap. 

Ketika udara dilepaskan, merpati itu mampu meluncur di udara sejauh ratusan meter. Meskipun tidak bisa dikendalikan layaknya drone modern, peristiwa ini tetap menjadi tonggak awal pemahaman tentang propulsi, aerodinamika, dan gerak otonom.

Bayangkan masyarakat Yunani kuno yang terbiasa melihat burung sungguhan terbang di langit. Tiba-tiba, mereka menyaksikan sebuah merpati kayu buatan manusia yang juga mampu mengepakkan “sayapnya” dan meluncur di udara. Tidak heran jika pencapaian Archytas dianggap sebagai sesuatu yang ajaib sekaligus filosofis.

Prinsip Mekanis di Balik Merpati Archytas

Bagaimana mungkin sebuah merpati kayu bisa terbang di masa ketika mesin uap pun belum dikenal luas? Rahasianya ada pada pemahaman Archytas tentang mekanika dasar. Beberapa prinsip yang digunakannya bahkan menjadi cikal bakal ilmu fisika modern:

1. Propulsi Berbasis Udara Bertekanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun