Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertempuran Thermopylae: Simbol Heroisme, Keberanian dan Pengorbanan Pasukan Yunani

25 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 25 Agustus 2025   01:44 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Epic Facts About The Battle Of Thermopylae And The 300 Spartans (www.factinate.com)

Pendahuluan: Ketika Sejarah Menjadi Legenda

Dalam perjalanan panjang sejarah manusia, ada momen-momen tertentu yang melampaui sekadar catatan peristiwa militer. Pertempuran Thermopylae pada tahun 480 SM adalah salah satunya. 

Pertempuran ini bukan hanya soal strategi perang atau kemenangan di medan tempur, tetapi juga kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan keteguhan hati menghadapi musuh yang jauh lebih besar.

Di celah Thermopylae, pasukan kecil Yunani berdiri menghadang invasi besar-besaran Kekaisaran Persia di bawah pimpinan Raja Xerxes I. Walaupun mereka tahu hampir mustahil untuk menang, keputusan untuk bertahan menjadikan pertempuran ini sebagai legenda. 

Hingga kini, kisah tersebut masih menggema dalam seni, sastra, hingga film populer seperti 300. Thermopylae bukan hanya catatan sejarah, melainkan simbol abadi tentang perjuangan mempertahankan kebebasan dan identitas sebuah bangsa.

Latar Belakang: Perselisihan Yunani dan Persia Sebelum Thermopylae

Hubungan Yunani dan Persia sebelumnya memang sudah lama dipenuhi konflik. Bermula dari Pemberontakan Ionia (499–493 SM), ketika kota-kota Yunani di Asia Kecil yang dikuasai Persia memberontak. Athena dan Eretria memberikan dukungan, membuat Raja Darius I dari Persia murka.

Sebagai balasan, Darius mengirim ekspedisi militer pertama ke Yunani. Namun, pasukannya berhasil dipukul mundur oleh prajurit Athena di Pertempuran Marathon (490 SM). Kekalahan ini mencoreng wibawa Persia, dan dendam pun diwariskan kepada Xerxes I, putra Darius. 

Sepuluh tahun kemudian, Xerxes melancarkan invasi besar-besaran dengan pasukan yang jumlahnya konon mencapai ratusan ribu prajurit, lengkap dengan armada laut raksasa.

Yunani sadar mereka tak mungkin menghadapi Persia secara terbuka di medan perang luas. Maka, mereka memilih strategi bertahan di lokasi yang memberi keuntungan alamiah: celah sempit Thermopylae.

Strategi Yunani: Menghadang di Celah Sempit Thermopylae

Thermopylae berarti “Gerbang Panas” terkenal karena sumber air panas alaminya, tempat ini terletak di jalur sempit antara pegunungan dan Laut Aegea. Lokasi ini hanya selebar beberapa puluh meter, membuat jumlah pasukan besar Persia tidak bisa digunakan secara maksimal.

Di sinilah Raja Leonidas I dari Sparta memimpin sekitar 7.000 pasukan gabungan Yunani, termasuk 300 orang prajurit elit Sparta yang terkenal disiplin dan sangat terlatih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun