Menurut Schauberger, gerakan spiral menciptakan kondisi stabil yang tidak hanya mempertahankan energi, tetapi juga memperkaya material (seperti air) dengan “energi vital”.
Baginya, air bukan hanya senyawa kimia H₂O, melainkan suatu sistem hidup dengan struktur dan fungsi khusus di dalam alam. Ia memperkenalkan istilah air hidup untuk menggambarkan air yang bergerak secara natural, meliuk seperti ular dalam bentuk spiral, serta tetap dingin.
Air yang dipaksa berjalan lurus atau dipanaskan secara paksa disebutnya sebagai air mati, karena kehilangan daya energinya dan mengganggu siklus biologis.
Dampak Terhadap Kualitas Air dan Ekosistem
Pemikiran Schauberger tentang air bukan sekadar teori, melainkan diterapkan langsung dalam dunia nyata. Ia merancang berbagai saluran air dan prototipe turbin yang meniru gerak spiral alami sungai pegunungan. Tujuannya bukan hanya membawa air dari titik A ke titik B, tetapi menjaga struktur molekul air agar tetap “hidup” dan bermanfaat untuk lingkungan sepanjang perjalanan.
Salah satu contoh nyata adalah sistem irigasi yang digunakan oleh keluarganya di Austria. Air didinginkan secara alami di malam hari dan dialirkan mengikuti pola spiral ke lahan pertanian.
Hasilnya, tanaman menunjukkan pertumbuhan yang lebih stabil dan subur. Menurut Schauberger, air yang bergerak cepat dan panas justru menguras kesuburan tanah, sementara air yang bergerak tenang dalam pola melingkar membawa unsur-unsur vital yang diperlukan ekosistem.
Selain itu, ia merancang turbin vortex, yang bekerja berdasarkan prinsip implosi. Berbeda dengan turbin konvensional yang mengandalkan kecepatan tinggi dan tekanan, turbin Schauberger menciptakan pusaran air yang membantu meningkatkan kadar oksigen, menjaga suhu tetap rendah, dan mengurangi erosi.
Beberapa eksperimen di Eropa menunjukkan bahwa desain ini mampu menambah keanekaragaman hayati di sekitar saluran air, karena alirannya menyerupai sungai alami.
Kritik terhadap Teknologi Modern
Tak berhenti pada urusan air, Schauberger secara terbuka mengkritik perkembangan teknologi modern yang menurutnya hanya mengejar efisiensi mekanik, tetapi mengabaikan keseimbangan biologis.
Ia menyebut pembangkit listrik tenaga air konvensional sebagai “pabrik air mati”, karena tekanan tinggi dari turbin-turbin besar justru merusak struktur air dan mengurangi kemampuannya menyehatkan lingkungan. Pandangan ini dianggap kontroversial karena bertentangan langsung dengan arah industri energi pada masanya.
Schauberger juga menyoroti bahaya yang kurang terlihat dari teknologi elektromagnetik, seperti gelombang mikro, frekuensi radio, dan banyaknya kabel listrik di perkotaan. Menurutnya, frekuensi buatan manusia ini dapat mengacaukan pola energi alami di tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga secara perlahan menurunkan vitalitas biologis.