Dr. Khalil Messiha adalah salah satu tokoh pertama yang mengangkat ide bahwa burung kayu ini mungkin merupakan replika pesawat terbang. Ia melihat bahwa bentuk sayap dan badan patung ini sangat mirip dengan prinsip-prinsip dasar aerodinamika, seperti yang digunakan dalam desain glider atau pesawat tanpa mesin.
Bahkan, Messiha melakukan eksperimen dengan membuat replika dari artefak tersebut dan menambahkan ekor vertikal, yang menurutnya hilang dari artefak asli. Hasilnya, replika tersebut mampu meluncur di udara dengan cukup stabil.
Teori ini memicu perdebatan besar. Pendukung teori ini berpendapat bahwa Mesir Kuno mungkin memiliki pengetahuan teknologi yang jauh lebih maju dari yang kita kira, bahkan mungkin memiliki akses ke konsep dasar penerbangan. Namun, banyak ilmuwan lain yang menolak teori ini karena:
* Artefak tersebut tidak memiliki bukti fungsional untuk diterbangkan dalam kondisi aslinya.
* Tidak ada dokumen tertulis atau bukti lain dari Mesir Kuno yang menyebutkan eksperimen penerbangan.
* Bentuknya masih lebih menyerupai burung daripada glider.
Meskipun demikian, teori ini tetap populer di kalangan penggemar teori konspirasi dan teknologi kuno yang hilang.
2. Simbol Keagamaan dan Persembahan kepada Dewa
Teori yang lebih konservatif namun banyak diterima oleh para arkeolog adalah bahwa Burung Saqqara merupakan bagian dari ritual keagamaan Mesir Kuno. Dalam kepercayaan mereka, burung merupakan simbol penting yang melambangkan kebebasan jiwa, perjalanan ke alam baka, dan hubungan antara manusia dengan para dewa.
Burung Horus, misalnya, digambarkan sebagai dewa langit dengan kepala elang. Horus juga diyakini sebagai pelindung para firaun dan lambang kekuasaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika benda berbentuk burung digunakan dalam upacara kematian atau dikubur bersama jenazah sebagai bentuk persembahan.
Menariknya, sebagian laporan menyebut bahwa pada tubuh artefak ini terdapat tulisan hieroglif yang dapat diartikan sebagai “Persembahan untuk Amon”, dewa angin dan udara dalam mitologi Mesir. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa artefak ini memiliki makna spiritual dan religius.