Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Spesies Lazarus: Kehidupan yang Bangkit dari Kepunahan

13 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Meet the Lazarus creatures – six species we thought were extinct, but aren’t (www.universal-sci.com)

Alam semesta penuh dengan kejutan, terutama dalam keanekaragaman hayati. Salah satu fenomena paling mengejutkan adalah penemuan kembali spesies yang sebelumnya dianggap telah punah. Fenomena ini dikenal sebagai "spesies Lazarus," terinspirasi dari kisah Alkitab tentang Lazarus yang bangkit dari kematian. Dalam biologi, istilah ini merujuk pada organisme yang menghilang dari catatan ilmiah selama bertahun-tahun, hanya untuk ditemukan kembali, sering kali di tempat yang sulit dijangkau.

Fenomena ini tidak hanya menegaskan ketahanan alam, tetapi juga mengingatkan kita akan keterbatasan ilmu pengetahuan dalam memahami keanekaragaman hayati di dunia. Dengan berbagai contoh yang mengejutkan, spesies Lazarus menjadi simbol harapan dan tantangan dalam upaya konservasi.

Apa Itu Spesies Lazarus?

Spesies Lazarus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan organisme yang dianggap telah punah karena tidak ada bukti keberadaan selama jangka waktu tertentu. Bukti tersebut bisa berupa pengamatan langsung, fosil, atau tanda fisik lainnya yang tidak lagi ditemukan. Namun, penemuan kembali spesies ini sering kali terjadi di wilayah yang sulit dijangkau atau kurang dieksplorasi, mengungkap betapa luasnya misteri alam yang belum terpecahkan.

Fenomena ini menyoroti ketahanan luar biasa beberapa spesies dalam menghadapi tekanan lingkungan, seperti perubahan iklim, hilangnya habitat, atau ancaman dari predator. Selain itu, keberadaan spesies Lazarus menjadi pengingat bahwa keterbatasan pengetahuan manusia dan teknologi terkadang membuat kita keliru menganggap spesies tertentu telah benar-benar punah, padahal mereka mungkin hanya hidup tersembunyi di sudut-sudut dunia yang belum tersentuh.

Sejarah Istilah "Spesies Lazarus"

Istilah "spesies Lazarus" pertama kali diperkenalkan oleh paleontolog Karl W. Flessa dan David Jablonski pada tahun 1983. Awalnya, istilah ini digunakan untuk menjelaskan organisme yang tampaknya hilang dari catatan fosil selama salah satu masa kepunahan besar di Bumi, namun kemudian ditemukan kembali pada periode waktu yang berbeda. Nama ini terinspirasi dari kisah Alkitab tentang Lazarus yang bangkit dari kematian, mencerminkan "kebangkitan" spesies yang dianggap punah.

Seiring waktu, istilah ini meluas untuk mencakup spesies modern yang ditemukan kembali setelah hilang dari pengamatan ilmiah selama bertahun-tahun. Konsep ini telah menjadi simbol optimisme dalam bidang konservasi, mendorong ilmuwan dan peneliti untuk menjelajahi habitat-habitat terpencil, dengan harapan menemukan lebih banyak keajaiban alam yang tersembunyi dari pandangan manusia.

Proses Menjadi Spesies Lazarus 

Proses penetapan suatu spesies sebagai Lazarus melibatkan beberapa tahapan penting yang menunjukkan dinamika antara ilmu pengetahuan, eksplorasi, dan kejutan alam.

1. Dokumentasi Awal: Spesies pertama kali diidentifikasi dan dideskripsikan oleh ilmuwan, sering kali melalui pengamatan langsung atau koleksi spesimen.

2. Hilangnya Bukti Keberadaan: Setelah beberapa waktu, tidak ada lagi laporan atau bukti keberadaan spesies tersebut. Ketidakhadiran ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad.

3. Asumsi Kepunahan: Berdasarkan kurangnya bukti, para ilmuwan menganggap spesies ini punah, sering kali dengan alasan seperti perubahan lingkungan, perburuan, atau hilangnya habitat. 

4. Penemuan Kembali: Dalam keadaan tak terduga, spesies ini ditemukan kembali, biasanya di lokasi yang sulit diakses atau di wilayah baru yang belum dipelajari sebelumnya. 

5. Verifikasi Ilmiah: Para ahli membandingkan spesimen baru dengan catatan ilmiah sebelumnya untuk memastikan bahwa itu adalah spesies yang sama. 

6. Pengakuan Resmi: Setelah diverifikasi, temuan ini diumumkan dalam jurnal ilmiah dan diterima oleh komunitas global sebagai contoh spesies Lazarus.

Proses ini menekankan pentingnya eksplorasi terus-menerus, terutama di habitat terpencil, untuk mengungkap misteri keanekaragaman hayati yang belum terjamah.

Contoh Spesies Lazarus

1. Coelacanth

Coelacanth adalah ikan yang dianggap punah sekitar 65 juta tahun lalu. Namun, pada tahun 1938, seekor Coelacanth hidup ditemukan di lepas pantai Afrika Selatan. Penemuan ini mengejutkan dunia ilmiah dan mengubah pandangan tentang evolusi ikan.

2. Takahe

Burung Takahe dari Selandia Baru dianggap punah pada awal abad ke-20, tetapi ditemukan kembali pada tahun 1948. Spesies ini menjadi simbol upaya konservasi di Selandia Baru.

3. Lord Howe Island Stick Insect

Serangga tongkat dari Pulau Lord Howe sempat dinyatakan punah akibat invasi tikus. Namun, populasi kecil ditemukan pada tahun 2001 di karang terpencil di sekitar pulau tersebut.

4. Bermuda Petrel (Cahow)

Setelah dianggap punah selama lebih dari tiga abad, burung Cahow ditemukan kembali pada tahun 1951 di Bermuda. Penemuan ini menjadi langkah awal untuk pelestarian spesies ini.

5. Omura's Whale 

Paus ini sangat jarang terlihat hingga akhirnya ditemukan kembali pada tahun 2013 di lepas pantai Madagaskar, memperluas pengetahuan kita tentang spesies ini.

Peran Ilmuwan dan Organisasi Konservasi 

Penemuan kembali spesies Lazarus merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati.

- Ilmuwan dan Peneliti: Mereka bertanggung jawab untuk mengidentifikasi spesies yang ditemukan kembali, menggunakan metode ilmiah seperti analisis genetik, pengamatan morfologi, dan perbandingan dengan catatan sebelumnya.

- Organisasi Konservasi: Organisasi seperti IUCN (International Union for Conservation of Nature) memantau status spesies dalam Daftar Merah dan memberikan panduan pelestarian, termasuk perlindungan habitat. 

- Lembaga Pemerintah: Pemerintah sering kali mendukung upaya konservasi dengan menyediakan pendanaan, regulasi, dan kebijakan perlindungan lingkungan.

- Warga dan Pengamat Alam: Penemuan kembali spesies Lazarus sering kali dimulai dari laporan warga, fotografer alam, atau pengamat burung yang secara tak sengaja melihat spesies tersebut di alam liar.

Sinergi antara ilmuwan, organisasi, pemerintah, dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk melestarikan spesies ini. Kolaborasi ini tidak hanya membantu melindungi spesies Lazarus, tetapi juga memperkaya pemahaman manusia tentang keanekaragaman hayati.


Penemuan Kembali: Harapan Baru bagi Keanekaragaman Hayati 

Penemuan spesies Lazarus adalah bukti bahwa alam memiliki cara unik untuk bertahan dan beradaptasi. Fenomena ini menunjukkan bahwa masih banyak misteri yang tersembunyi di ekosistem kita, terutama di wilayah yang sulit dijangkau atau jarang dieksplorasi. Penemuan semacam ini memberikan harapan baru dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan menegaskan pentingnya melindungi habitat alami yang tersisa.

Lebih dari itu, spesies Lazarus menjadi inspirasi bagi para ilmuwan, peneliti, dan masyarakat umum untuk terus mengeksplorasi dan memperdalam pemahaman tentang dunia alami. Setiap spesies yang ditemukan kembali bukan hanya menjadi kemenangan ilmiah, tetapi juga simbol optimisme dan peluang untuk melestarikan warisan kehidupan planet ini. Konservasi bukan hanya melindungi yang terlihat, tetapi juga menemukan kembali dan merayakan kehidupan yang tersembunyi.

Kesimpulan

Spesies Lazarus adalah simbol ketahanan alam dan pengingat akan keterbatasan pengetahuan manusia. Dengan penemuan kembali yang terus terjadi, kita diingatkan bahwa masih banyak misteri alam yang menunggu untuk diungkap. Kolaborasi antara ilmuwan, organisasi konservasi, dan masyarakat sangat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati. Melalui upaya ini, kita dapat memastikan bahwa spesies-spesies ini tetap menjadi bagian dari ekosistem yang sehat dan berkelanjutan.

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun