Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasih yang Terpuruk Oleh Cinta

19 Oktober 2019   12:43 Diperbarui: 19 Oktober 2019   12:48 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: huffpost.com

Didalam perjalanan hidup manusia tidak akan pernah jauh dari kasih. Tidak juga dapat kita pungkiri kasih ikut mengambil  peranan penting atas tetap bertahan hidupnya spesies manusia dimuka bumi ini. Coba kita bayangkan apa yang terjadi jikalau kasih tidak ada dimuka bumi ini? Manusia tidak akan dapat mempertahankan populasinya dimuka bumi ini  atau punah karena tidak dapat berkembang biak.

Kekristenan sendiri memiliki kasih sebagai Inti ajarannya, Dengan nyata Tuhan menyatakan dirinya adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Sedangkan disisi lain Sebagai Mesias yang diharapkan mampu melepaskan Israel dari penjajahan bangsa romawi Kristus tidak dilahirkan dengan kemampuan perang seperti Sun Zu dan Napoleon Bonaparte, Kristus malah datang dengan ajaran kasih yang terbilang cukup radikal, Ajaran kristus tidak hanya menghimbau kita untuk hanya mengasihi sesama kita saja akan tetapi  juga harus dapat mengasihi musuh-musuh kita(Lukas 6:35). Sulit untuk diterima oleh akal pikiran manusia biasa. Tetapi ajaran inilah yang melepaskan manusia dari dosa.

Sebagai mahluk sosial  manusia diharapkan dapat saling berbagi satu sama lain hal ini lah yang mnyebabkan kasih tidak akan hilang dari muka bumi, Karena kasih adalah salah satu cara manusia dalam mempertahanakan eksistensinya di muka bumi ini. Dan tidak bias kita pungkiri setiap manusia di muka bumi ini memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda-beda antara satu dan lain. Hal ini lah menyebabkan objek dari kasih itu berbeda-beda. Ada berbagai orang yang ingin mengaplikasikan kasihnya kepada sesama, keluarga, lawan jenis, sahabat dan bahkan Tuhan. Hal inilah yang menyebakan terjadinya pembagian kasih yang biasa kita sebut dengan eros, storage, phillia, dan agape. Setiap objek memiliki nilai esensi tersendiri yang ingin dicapai.

Saat ini kasih tampak hanya sebagai barang jualan dalam meningkatkan kepopularitasan. Coba lihat acara-acara reality show saat ini. Kasih seakan tampak hanya sebagai sebuah tontonan sandiwara dalam meningkatkan kepopularitasan dari seseorang. Banyak acara yang kita lihat menngumbar kasih kepada sesama dengan dibawah sorotan kamera. Bukankah itu sebuah bentuk penyimpangan dari arti kasih yang Kristus ajarkan kepada kita? Kasih yang Kristus ajarkan adalah kasih yang memberi tampa mengharapkan  balasan.

Alkitab sendiri memberi defenisi yang sangat jelas tentang kasih didalam 1 Korintus 13:4-8 "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap" tampak dari ayat tersebut bahwa Allah begitu luarbiasanya menggambarkan tentang kasih.

Selain bercerita tentang kasih, alkitab juga menuliskan ada banyak ayat yang berhubungan dengan cinta, Di perjanjian baru sendiri ada delapan ayat yang mengandung kata cinta atau mencintai(Yohanes 2:17, Yohanes 12:25, 1 Timotius 6:10, 2 Timotius 3:2, 2 Timotius 4:10, Ibrani 1:9, 1 Petrus 3:10, Wahyu 22:15) . Dengan membaca kedelapan ayat tersebut kita mendapat kesimpulan bahwa alkitab sendiri menggambarkan bahwa cinta tidak jauh dari yang disebut dengan nafsu. 

Nafsu yang dimaksud disini tidak hanya berorientasi kepada seksualitas saja akan tetapi juga kepada kekuasaan, uang ,diri, keadilan bahkan kepada dunia.
Zaman sendiri sudah mulai mengubah  nilai-nilai kasih itu sendiri. Cinta yang merupakan bagian dari kasih malah sudah terlihat lebih besar dari kasih itu sendiri. Manusia sudah lebih menikmati untuk mencinta daripada harus mengasihi. Tentu saja hal ini dapat dimaklumi, Sebab  dengan mencintai, nafsu yang ada dalam diri kita dapat terpuaskan. Tidak seperti kasih yang hanya bisa memberi tampa mengharapkan balasan.

Hal itu sesuai dengan  apa yang menjadi pernyataan Adam smith bahwa manusia adalah homo economicus (karakter egois yang hanya memikirkan keuntungan pribadi). Homo ekonomikus itu berhadapan dengan kalkulasi untung rugi, uang, makanan, perumahan dan bagaimana mencukupi kebutuhan hidup. Adam smith sangat menyadari bahwa didalam setiap hubungan manusia, faktor ekonomi adalah menjadi pertimbangan utama dan paham inilah yang terus berkembang menjadi cikal bakal paham neoliberalisme pada saat ini.

Sebuah hubungan itu akan berjalan baik jikalau kedua kepentingan dapat saling melengkapi satu dengan yang lain. Dengan  menilik dari pemikiran adam smith inilah makanya kita sangat menyadari bahwa pada saat ini kasih bukanlah sebuah pilihan lagi dalam membina sebuah hubungan. Manusia lebih memilih untuk mencintai daripada harus mengasihi.

Hubungan cinta  pada awalnya dimulai dengan sebuah kebutuhan akan sesuatu. Baik itu hasrat seksual, kekayaan, kekuasaan dan sebagainya. Cinta muncul untuk memuaskan hasrat-hasrat yang ada, selama hasrat itu tidak terpuaskan selama itu juga manusia akan terus mencari cinta,  Dan lucunya hasrat yang ada pada manusia tidak pernah terpuaskan, Manusia tidak pernah puas dengan apa yang telah dimilikinya, setelah mencapai apa yang diinginkannya akan ada keinginan-keinginan lain yang bermunculan manjadi sebuah hasrat yang harus segera dipuaskan.   hal ini tentu menimbulkan bentuk-bentuk variasi cinta yang berbeda dalam usaha memuaskan hasrat-hasrat yang ada. Ini mungkin yang menyebabkan kenapa cinta begitu sulit untuk dimengerti

Ada sebuah istilah bahwa cinta tidak harus memiliki. Istilah ini tidak  benar. Bagaimana kita bisa mencintai ketika nafsu yang ada pada kita tidak terpuaskan. Cinta haruslah memiliki sehingga hasrat yang ada pada kita dapat terpuaskan. Bagi orang-orang yang menyatakan cinta tidak harus memiliki sebenarnya adalah sebuah gambaran bahwa mereka gagal dalam memuaskan hasrat mereka atau mungkin saja ketika baru memulai mereka sudah sudah terlebih dahulu orgasme sebelum benar-benar berjuang atau bisa kita sebut ejakulasi dini dalam mencinta, bisa juga mereka terlalu asik berfantasi dengan hasrat cinta mereka sendiri sehingga merasa tidak perlu berjuang untuk memperoleh cinta mereka secara nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun